Prinsip dan Tujuan Sistem Bank Islam

28 a. Pembiayaan modal kerja 1. Pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan a Peningkatan produksi baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi. b Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2. Pembiayaan Investasi Yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan itu. Dalam menyalurkan dananya pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu: 1. Pembiayaan dengan prinsip jual-beli al Bai’ a. Pembiayaan Murabahah Berasal dari kata ribhu keuntungan adalah transaksi jual beli di mana bank menyebutkan jumlah keuntungannya, pembayaran dilakukan dengan cara pembayaran cicilantangguh dan barang diserahkan segera setelah akad. Dalam hal ini, bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. b. Pembiayaan Salam Yaitu transaksi jual beli di mana barang yang diperjualbelikan belum ada. Oleh karena itu, barang diserahkan secara tangguh sementara pembayaran dilakukan tunai. c. Pembiayaan Isthishna’ Yaitu transaksi jual beli di mana barang yangdiperjualbelikannya belum ada, oleh karena itu barang diserahkan diakhir setelah masa cicilan selesai. 2. Pembiayaan dengan prinsip sewa Ijarah’ Ijarah yaitu kegiatan penyewaan suatu barang dengan imbalan pendapatan sewa. Transaksi Ijarah dilandasi adanya perpindahan manfaat dan objeknya adalah jasa. Bila terdapat kesepakatan pengalihan pemilikan pada akhir masa sewa disebut Ijarah mumtahiya bi tamlik sama dengan operating lease 3. Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil a. Pembiayaan Musyarakah Transaksi ini dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama. Semua 29 bentuk usaha yang melibatkan dua pihak ayau lebih di mana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. b. Pembiayaan Mudharabah Bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal shahib al-maal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian dengan menyepakati nisbah bagi hasil atas keuntungan yang akan diperoleh sedangkan kerugian yang timbul adalah resiko pemilik dana sepanjang tidak terdapat bukti bahwa mudharib melakukan kecurangan atau tindakan yang tidak amanah misconduct.

c. Fungsi Pembiayaan

Adapun fungsi dari pembiayaan yaitu: 1. Pembiayaan Sebagai Penggerak Ekonomi Pembiayaan dapat diartikan sebagai aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada nasabah atau pengguna dana, memiliki jenis usaha dan menentukan nasabah mana yang akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif atau menguntungkan serta dikelola nasabah yang jujur dan bertanggung jawab. 2. Pembiayaan Sebagai Aktiva Produktif Aktiva produktif adalah penempatan dana oleh bank dalam aset yang menghasilkan pendapatan untuk menutupi beban-beban yang dikeluarkan oleh bank, dari aktiva ini bank mengharapkan adanya selisih keuntungan dari kegiatan pengumpulan dan penyaluran dana. Penanaman dana bank pada aktiva produktif wajib dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati-hatian. 30 3. Pembiayaan Sebagai Proses Intermediasi Bank Syariah dalam melakukan intermediasi keuangan mempunyai cara yang sangat berbeda dengan bank-bank konvensional karena model pendanaan dan investasi sistem profit and loss sharing dalam perdagangan dan perniagaan sangat menonjol dalam aktivitas- aktivitas intermediasi.

D. Pembiayaan Mudharabah 1. Definisi

Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerja sama antara dua atau lebih pihak di mana pemilik modal shahib al-maal mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola mudharib dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Berikut adalah skema pembiayaan mudharabah: Gambar 2.3 Skema Pembiayaan Mudharabah Rp. Rp. Mudharib Bank Syariah Shahib al-mal Pelaksana usaha Intermediasi keuangan Pemilik dana Bagi hasil Bagi hasil