Bentuk-Bentuk Mudharabah Pembiayaan Mudharabah 1. Definisi

37 tawar menawar antara shahibul al-mal dengan mudharib. Dengan demikian, angka nisbah ini bervariasi, bisa 50:50, 60:40, 70:30, 80:20. Dalam praktiknya di perbankan modern, tawar menawar nisbah antara pemilik modal yakni investor atau deposan dengan Bank Syariah adi bagi hanya terjadi bagi deposaninvestor dengan jumlah besar, karena mereka ini memiliki daya tawar relatif tinggi. Kondisi ini disebut sebagai special nisbah. Sedangkan untuk deposan kecil, biasanya tawar menawar tidak terjadi. Bank Syariah hanya mencantumkan nisbah yang ditawarkan, setelah itu deposan boleh setuju boleh tidak. Bila setuju maka ia akan melanjutkan menabung. Bila tidak setuju, ia dipersilahkan mencari Bank Syariah lain yang menawarkan nisbah yang lebih menarik.

e. Cara Menyelesaikan Kerugian

Jika terjadi kerugian, cara menyelesaikannya adalah: 1. Diambil terlebih dahulu dari keuntungan, karena keuntungan merupakan pelindung modal. 2. Bila kerugian melebihi keuntungan, baru diambil dari pokok modal.

E. Teori Zakat, Infak dan Sedekah ZIS

Pada pasal 16 ayat 1 dan 2 UU No. 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, secara eksplisit dinyatakan bahwa pendayagunaan zakat adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup para mustahik sesuai dengan 38 ketentuan agama delapan ashnaf dan dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif. Secara lebih spesifik, dalam Keputusan Menteri Agama KMA Nomor 373 Tahun 20035 pasal 28 ayat 2 dijelaskan bahwa pendayagunaan zakat untuk usaha produktif dilakukan apabila zakat sudah dapat memenuhi kebutuhan hidup para mustahik dan ternyata masih terdapat kelebihan. Jadi, Zakat, Infak dan Sedekah ZIS, dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif apabila terdapat usaha-usaha nyata yang berpeluang menguntungkan. Gambar 2.5 Pendayagunaan Zakat, Infak dan Sedekah ZIS Pendayagunaan zakat, infak, sedekah ZIS Konsumtif Produktif Kesehata Pendidikan Sosial emerge ncy fund, bencana alam, dll Pengembangan pemberdayaan UMKM Pemberdayaan Komunitas 39 Secara garis besar, dana ZIS dapat didistribusikan pada dua jenis kegiatan, yaitu kegiatan-kegiatan yang bersifat konsumtif dan produktif. Kegiatan produktif adalah pemberian bantuan yang diperuntukkan bagi kegiatan usaha produktif sehingga dapat memberikan dampak jangka menengah-panjang bagi para mustahik. Pendayagunaan ZIS secara produktif dapat dilakukan dengan memberikan pembiayaan produktif kepada para mustahik. “Pembiayaan produktif adalah pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi “Antonio,2001:87. Berdasarkan jenis keperluannya, pembiayaan produktif dibagi menjadi dua, yaitu: 1 Pembiayaan modal kerja, yang merupakan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi secara kuantitatif jumlah hasil produksi dan kualitatif peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi serta untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang. 2 Pembiayaan investasi, yang merupakan pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal capital goods. Serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan investasi.

1. Teori Zakat a. Definisi Zakat

Definisi zakat menurut Ketua Badan Amil Zakat Nasional BAZNAS, Didin Hafidhuddin sebagai berikut: