46
2. Teori Infak a. Definisi Infak
Definisi menurut Infak menurut Hidayat, “Infak adalah pengeluaran sukarela yang dilakukan seseorang setiap kali memperoleh
rezeki sebanyak yang dikehendakinya” Hidayat,2010:316. Sedangkan definisi menurut Hafidhuddin, “Infak berasal dari kata “anfaqa” yang
berarti mengeluarkan sesuatu harta untuk suatu kepentingan” Hafidhuddin,2002.
b. Dasar Hukum
Infak dalam surat Al-Baqarah ayat 1 sd 5 disebut merupakan salah satu prasarat bagi seseorang untuk dapat disebut muttaqien yang
mendapat jaminan selalu memperoleh petunjuk dari Tuhan dan selalu diberikan kemenangan atau kejayaan.
Artinya: “mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami
anugerahkan kepada mereka. “ Q.S. Al-Baqarah[2]:2
Kemudian pada surat Al-Baqarah ayat 219, disebutkan bahwa besarnya nilai rejeki yang harus diinfakkan adalah “kelebihan dari
keperluan”, sangat relatif sekali.
47
Artinya: “ Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa
manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya. Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka
nafkahkan. Katakanlah: yang lebih dari keperluan. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu supaya kamu berfikir. “
Q.S. A-Baqarah[2]:219
3. Teori Sedekah a. Definisi Sedekah
Sedekah ini hukumnya adalah sunnah, bukan wajib. Karena itu, untuk membedakannya dengan zakat yang hukumnya wajib, para fuqaha
menggunakan istilah sedekah atau shadaqah atau ash shadaqah an nafilah. Menurut Hidayat, “Sedekah adalah pemberian sukarela yang
dilakukan seseorang kepada orang lain terutama kepada orang-orang miskin” Hidayat,2010:316.
b. Dasar Hukum
Sedekah adalah sesuatu yang ma’ruf benar dalam pandangan syara. Pengertian ini didasarkan pada hadits shahih riwayat Imam
Muslim bahwa Nabi SAW bersabda : Kullu marufin shadaqah Setiap kebajikan adalah shadaqah. Firman Allah Swt dalam surat Al-Baqarah
ayat 245:
48
Artinya: “ Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah,
pinjaman yang baik menafkahkan hartanya di jalan Allah, Maka Allah akan memperlipat gandakan pembayaran kepadanya
dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan rezeki dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.”
Al-Baqarah[2]:245
4. Implikasi
ZIS terhadap
perkembangan mikroekonomi
dan makroekonomi
Zakat adalah sistem fiskal pertama di dunia pada abad ke-7 M yang memiliki kelengkapan aturan yang luar biasa mulai dari subjek zakat,
objek harta zakat dan masing-masing tarifnya. Pada saat yang sama, ZIS juga memiliki berbagai karakteristik dan implikasi ekonomi yang penting
dan signifikan, yang membuat diinginkan secara sosial. Dalam konteks sosial-ekonomi, institusi ZIS memiliki berbagai implikasi ekonomi baik
tingkat mikro atau makro.
a. Impilkasi Mikro ZIS 1. ZIS dan Konsumsi Agregat
ZIS merupakan pendistribusian kekayaan dalam Islam yang diterapkan sejak zaman dahulu, masyarakat yang berlebih harta dapat
menyalurkan hartanya melalui ZIS. Dengan adanya pentransferan pendapatan maka pihak yang menerima ZIS dapat mengalami
peningkatan pendapatan disposable, akan meningkatkan konsumsi dan