perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user menggunakan pembelajaran kooperatif memperoleh hasil belajar lebih tinggi
daripada yang menggunakan pembelajaran tradisional.
2. Hipotesis Kedua
Hasil pengujian hipotesis kedua diperoleh P-value 0,000 α 0,05 dengan
demikian H
0B
ditolak dan H
1B
diterima. Artinya, terdapat pengaruh interaksi sosial tinggi dan rendah terdadap hasil belajar biologi pada materi Ciri-Ciri Makhluk
Hidup. Untuk mengetahui interaksi sosial yang mana yang lebih baik dapat dilihat melalui uji t, diperoleh sig
2-tailed 0,000 α 0,05 menunjukkan bahwa ada
perbedaan yang signifikan hasil belajar pada peserta didik dengan interaksi sosial tinggi dan rendah. Peserta didik dengan interaksi sosial tinggi memperoleh hasil
belajar lebih baik daripada peserta didik dengan interaksi sosial rendah. Selain itu, pengaruh interaksi sosial terhadap hasil belajar peserta didik dapat dilihat
berdasarkan rerata yang menunjukkan bahwa interaksi sosial yang tinggi memperoleh hasil belajar dengan rerata 78,8 sedangkan interaksi sosial rendah 64,5.
Hasil belajar peserta didik yang memiliki interaksi sosial tinggi lebih baik daripada peserta didik yang memiliki interaksi sosial rendah. Hal ini sangat mungkin
sekali karena dengan memiliki interaksi sosial tinggi peserta didik dapat lebih aktif dalam pembelajarannya, leluasa mengevaluasi, dan memperbaiki pemahaman serta
mengonstruksi pengetahuannya dengan cara mengomunikasikan pemahamannya bersama kelompoknya. Dengan demikian dapat memperoleh hasil belajar yang lebih
baik daripada peserta didik yang memiliki interaksi sosial rendah. Namun demikian, tidak semua peserta didik yang memperoleh hasil belajar
tinggi juga memiliki interaksi sosial tinggi. Hal ini terjadi karena ada sebagian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user peserta didik yang senang berpikir sendiri tanpa harus kerja kelompok dan kurangnya
solidaritas egois. Selain itu, tidak semua peserta didik yang memperoleh hasil belajar tinggi memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Keadaan demikian
dapat terjadi karena pengaruh dari lingkungan keluarga. Seperti yang di sampaikan M.Asrori, bahwa ada sejumlah faktor dari dalam
keluarga yang sangat dibutuhkan oleh anak peserta didik dalam proses perkembangan sosialnya, yaitu kebutuhan akan rasa aman, dihargai, disayang,
diterima, dan kebebasan untuk menyatakan diri. Rasa aman disini adalah rasa aman secara material dan mental. Maka, apabila anak kurang mendapatkan apa yang
dibutuhkan dalam proses perkembangan sosialnya akan cenderung memiliki interaksi sosial yang rendah.
Begitu pula sebaliknya, ada sebagian peserta didik yang memiliki interaksi sosial tinggi tetapi hasil belajarnya rendah. Ada faktor internal peserta didik yang
mempengaruhi diantaranya : kurangnya konsentrasi dalam pembelajaran dan daya ingat yang rendah. Peserta didik yang memiliki interaksi sosial tinggi sebenarnya
telah memiliki modal untuk mencapai hasil belajar yang tinggi, sesuai dengan teori tersebut di atas. Jadi, peserta didik yang mengalami keadaan demikian diperlukan
bimbingan khusus agar dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal. Sebagaimana teori yang telah disajikan pada bab terdahulu, interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang
perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dapat terjadi apabila adanya kontak sosial social-contact dan adanya komunikasi. Kontak sosial dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok,
dan antarkelompok. Selain itu, suatu kontak dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Adanya komunikasi, seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut. Model pembelajaran kooperatif di dalamnya selalu terjadi interaksi kelompok.
Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal interaksi antaranggota. Interaksi kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan
inteligensi interpersona keterampilan sosial social skill. Beberapa komponen keterampilan sosial menurut Agus Suprijono 2009:62 adalah kecakapan
berkomunikasi, kecakapan bekerja sama, dan solidaritas. Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting
model pembelajaran kooperatif, yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris.
Keterlibatkan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial
memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. Vygotsky menekankan peserta didik mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi
sosial dengan orang lain. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMK Gamaliel I Madiun
juga diperoleh hasil bahwa ada pengaruh interaksi sosial tinggi dan rendah terhadap prestasi belajar. Prestasi belajar peserta didik yang memiliki interaksi sosial
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user tinggi lebih baik dari pada peserta didik yang memiliki interaksi sosial rendah Ratna
Kartikawati.2009 . Begitu pula, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMP negeri 2 Paron Kabupaten Ngawi oleh Tri Lukitaningsih 2011 diperoleh hasil
bahwa interaksi sosial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar biologi.
3. Hipotesis Ketiga