Interaksi Sosial Landasan Teori

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 32 kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut: a Keunggulan : dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, dan keberanian untuk mengemukakan pendapat pada peserta didik yang lain.; b Kelemahan : membutuhkan waktu persiapan yang lama dan kurang efektif untuk kelas yang terlalu banyak jumlah peserta didiknya.

7. Interaksi Sosial

Interaksi akan selalu berkaitan dengan istilah komunikasi atau hubungan. Dalam proses komunikasi, dikenal adanya unsur komunikan dan komunikator. Hubungan antara komunikator dengan komunikan biasanya karena menginteraksikan sesuatu. Kegiatan komunikasi bagi diri manusia merupakan bagian yang hakiki dalam kehidupannya. Dinamika kehidupan masyarakat akan senantiasa bersumber dari kegiatan komunikasi dan interaksi dalam hubungannya dengan pihak lain dalam kelompok. Sardiman .2010:7. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan interaksi sosial peserta didik adalah adanya sosialisasi individu yang terjadi di tiga lingkungan utama, yaitu: lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.M.Asrori. 2008:112. Pendapat tersebut sejalan dengan H.Bonner dalam Abu Ahmadi 2007:49 yang menyatakan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 33 Dalam kehidupan bersama tak akan mungkin tanpa interaksi sosial, karena interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan di dunia ini. Antar individu saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara dan saling kontak fisik. Aktivitas-aktivitas seperti itu merupakan bentuk interaksi sosial. Menurut Soerjono Soekanto 2007:55 menyatakan bahwa interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok- kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Interaksi sosial dapat terjadi apabila adanya kontak sosial social-contact dan adanya komunikasi. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, dan antarkelompok. Selain itu, suatu kontak dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Adanya komunikasi, seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Beberapa tokoh yang berpendapat tentang bentuk interaksi sosial dalam Soejono Soekanto 2007 : 65 antara lain : Gillin dan Gillin menggolongkan interaksi sosial menjadi dua yaitu proses yang asosiasif akomodasi, asimilasi, dan akulturasi dan proses yang disasosiatif persaingan, pertentangan . Kimball Young berpendapat bahwa bentuk interaksi sosial adalah oposisi persaingan dan pertentangan, kerja sama kooperatif yang menghasilkan akomodasi, dan diferensiasi tiap individu mempunyai hak dan kewajiban atas dasar perbedaan usia, seks, dan pekerjaan. Menurut Tomatsu Shibutani, bentuk interaksi adalah akomodasi dalam situasi rutin, ekspresi pertemuan dan anjuran, interaksi strategis dalam pertentangan, dan pengembangan perilaku massa. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 34 Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa bentuk interaksi sosial adalah kerja sama cooperation, persaingan competition, perpaduan asimilasi, akomodasi accomodation, dan pertentangan atau pertikaian conflict. Interaksi sosial merupakan proses komunikasi sosial dan terjadinya kontak fisik antara dua individu atau lebih dalam mencapai tujuan yang ingin diraih. Menurut Soerjono Soekanto 2007: 57 berlangsungnya interaksi sosial didasarkan pada beberapa faktor, yaitu : 1 Imitasi. Faktor imitasi memiliki peranan penting dalam proses interaksi sosial. Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah- kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Selain itu, imitasi dapat melemahkan atau bahkan mematikan pengembangan daya kreasi seseorang; 2Sugesti. Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sustu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. Berlangsungnya sugesti pada saat seseorang tidak dapat berpikir secara rasional emosi; 3 Identifikasi. Faktor identifikasi merupakan kecenderungan- kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.Proses identifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya, maupun dengan disengaja karena sering kali seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Meskipun identifikasi dapat terjadi dengan sendirinya, dalam proses identifikasi berlangsung dalam suatu keadaan dimana seseorang yang teridentifikasi bener-benar mengenal orang lain, sehingga pandangan, sikap maupun kaidah-kaidah yang berlaku pada pihak lain dapat menjiwainya. Jadi, proses identifikasi memberikan pengaruh yang kuat dalam proses interaksi sosial; 4Simpati. Proses simpati merupakan proses dimana merasa tertarik kepada orang perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 35 lain. Di dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting dalam memahami pihak lain secara mendalam untuk bekerjasama dengan pihak lain. Proses simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling mengerti. Hal ini akan memungkinkan untuk terciptanya interaksi sosial. Hal-hal di atas merupakan faktor minimal yang menjadi dasar berlangsungnya interaksi sosial, secara operasional masih banyak faktor lain yang mempengaruhi interaksi sosial. Dalam pembelajaran di sekolah interaksi sosial dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor dari dalam diri peserta didik meliputi kesiapan, motivasi, kemampual awal, bakat, dan itelegensi. Faktor eksternal merupakan faktor dari luar diri peserta didik meliputi sarana prasarana, guru, iklim belajar dan sebagainya. Menurut Agus Suprijono 2009:56 interaksi sosial merupakan dialog interaktif sebagai kunci dari semua kehidupan sosial. Jadi, tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama dan tidak akan ada pengetahuan yang disebut Piaget sebagai pengetahuan sosial. Interaksi adalah saling mempengaruhi individu satu dengan individu yang lain. Interaksi dapat berlangsung secara fisik, non-verbal, dan emosional. Model pembelajaran kooperatif di dalamnya selalu terjadi interaksi kelompok. Interaksi kelompok merupakan interaksi interpersonal interaksi antaranggota. Interaksi kelompok dalam pembelajaran kooperatif bertujuan mengembangkan inteligensi interpersonal. Secara umum inteligensi interpersonal berkaitan dengan kemampuan seseorang menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang. Interaksi kelompok tersebut bertujuan mengembangkan keterampilan sosial social perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 36 skill. Beberapa komponen keterampilan sosial adalah kecakapan berkomunikasi, kecakapan bekerja sama, dan solidaritas Agus Suprijono. 2009:62. Dukungan teori konstruktivisme sosial Vygotsky telah meletakkan arti penting model pembelajaran kooperatif, yang menekankan bahwa pengetahuan dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatkan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman. Dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan pemikiran peserta didik. Vygotsky menekankan peserta didik mengonstruksi pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain. Berdasarkan uraian di atas, interaksi sosial peserta didik adalah keterlibatan peserta didik dalam hubungannya dengan peserta didik yang lain baik secara individu maupun secara kelompok, peserta didik dengan guru, untuk mendapatkan pengalaman atau pengetahuan dalam konteks sosial. Interaksi sosial ini memberikan makna yang positif terhadap kehidupan peserta didik di sekolah maupun di masyarakat.

8. Minat Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN ROUNDTABLE

0 1 10

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 2 10