Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 28 Berdasarkan uraian di atas dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang ada hubungannya dengan kerjasama dan pengembangan komunikasi antar anggota kelompok. Dalam pembentukan kelompok harus heterogen. Heterogen dalam hal prestasi belajar, kemampuan komunikasi, aktifitas sosial dan jenis kelamin. Dalam pembelajaran kooperatif ada enam tahap, yaitu: 1 Tahap 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar; 2 Tahap 2, menyajikan informasimemperkenalkan materi. Guru menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demostrasi atau lewat bahan bacaa;. 3 Tahap 3, mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok belajar. Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien; 4 Tahap 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka; 5 Tahap 5, evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya; 6 Tahap 6, memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 29 Menurut Hanafiah 2009 : 56 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing tari bamboo bertujuan agar peserta didik saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur. Metode ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antarpeserta didik. Anita Lie 2008:67 menyatakan bahwa salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan memungkinkan peserta didik untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Menurut Agus Suprijono 2009:98, pembelajaran dengan Bamboo Dancing ini diawali dengan pengenalan topik oleh guru. Guru bisa menuliskan topik di papan tulis atau guru bertanya jawab apa yang diketahui peserta didik mengenai topik itu. Kegiatan sumbang saran ini dimaksudkan untuk mengaktifkan struktur kognitif yang telah dimiliki peserta didik agar lebih siap mengikuti pelajaran yang baru. Tahap berikutnya, guru membagi kelas menjadi 2 kelompok besar. Jika dalam satu kelas ada 36 peserta didik, maka tiap kelompok besar terdiri 18 peserta didik. Mengatur sedemikian rupa pada tiap-tiap kelompok besar 18 peserta didik berdiri berjajar dan saling berhadapan. Dengan demikian di dalam tiap-tiap kelompok besar mereka saling berpasang-pasangan. Pasangan ini disebut sebagai pasangan awal. Guru membagikan tugas kepada setiap pasangan untuk dikerjakan atau dibahas. Pada kesempatan itu, peserta didik diberi waktu yang cukup untuk mendiskusikan tugas yang diterimanya. Usai berdiskusi dalam kelompok awal, tiap-tiap kelompok besar berdiri berjajar saling berhadapan itu bergeser mengikuti arah jarum jam. Dengan cara ini tiap-tiap perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 30 peserta didik akan mendapat pasangan baru dan berbagi informasi, demikian seterusnya. Pergeseran baru berhenti apabila tiap peserta didik kembali ke pasangan awalnya. Hasil diskusi di tiap kelompok besar kemudian dipresentasikan kepada seluruh kelas. Guru memfasilitasi dalam presentasi kelas, agar pengetahuan yang diperoleh melalui diskusi di tiap-tiap kelompok besar dapat diobjektivikasi dan menjadi pengetahuan bersama seluruh kelas. Dari uraian di atas, tahap 1: Menyampaikan tujuan dan motivasi, tahap 2: pengenalan topik dan sumbang saran, tahap 3: membagi kelas menjadi 2 kelompok besar, tahap 4: berdiskusi dalam kelompok awal dan kelompok besar, tahap 5: Evaluasi melalui presentasi kelas, tahap 6: pemberian penghargaan, membuat rangkuman. Pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing ini, memiliki keunggulan dan kelemahan. Adapun keunggulan dari Bamboo Dancing adalah peserta didik akan lebih bertanggung jawab akan tugasnya, berusaha untuk bisa bekerja sama dengan sesama teman dan terfokus, berusaha untuk bisa menyampaikan informasi dengan baik, secara individu maupun kelompok dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, memperoleh reward yang membanggakan. Proses dari metode ini akan membawa dampak yang besar bagi peserta didik untuk pembelajaran dan kehidupan selanjutnya. Apabila penggunaan tipe Bamboo Dancing ini belum dikelola dengan baik, maka akan memiliki kelemahan yaitu adanya kegaduhan sehingga mengganggu konsentrasi peserta didik yang lain. 6 . Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together NHT perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 31 Anita Lie 2008:59 menyatakan bahwa metode NHT memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban paling tepat. Selain itu, metode ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat kerja sama mereka. NHT bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia didik. NHT atau Penomoran-Berpikir-Bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi peserta didik dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dengan melibatkan para peserta didik dalam melihat kembali bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut. Sebagai gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat langkah seperti berikut ini. Tahap 1: Penomoran Numbering . Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok beranggotakan 3-5 orang atau disesuaikan dengan jumlah konsep yang dipelajari dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara 1-5 atau disesuaikan. Tahap 2 : Mengajukan Pertanyaan Questioning . Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada peserta didik. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya atau berbentuk arahan. Tahap 3 : Berpikir bersama Heads Together. Peserta didik menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam kelompoknya mengetahui jawaban itu. Tahap 4 : Menjawab Answering . Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian peserta didik yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Hal itu dilakukan terus hingga semua peserta didik dengan nomor yang sama dari masing-masing perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 32 kelompok mendapat giliran memaparkan jawaban atas pertanyaan guru. Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi lebih mendalam, sehingga peserta didik menemukan jawaban pertanyaan itu sebagai pengetahuan yang utuh. Pembelajaran kooperatif tipe NHT ini memiliki keunggulan dan kelemahan sebagai berikut: a Keunggulan : dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab, kerja sama, dan keberanian untuk mengemukakan pendapat pada peserta didik yang lain.; b Kelemahan : membutuhkan waktu persiapan yang lama dan kurang efektif untuk kelas yang terlalu banyak jumlah peserta didiknya.

7. Interaksi Sosial

Dokumen yang terkait

Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sosiologi Kelas X (Studi Kasus: SMA Negeri 8 Kota Tangerang Selatan

0 4 169

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Efektifitas pembelajaran kooperatif metode numbered heads together (NHT) terhadap hasil belajar pendidikan Agama Islam di SMP Islam al-Fajar Kedaung Pamulang

0 10 20

The Effectiveness of Numbered Heads Together Technique (NHT) Toward Students’ Reading Ability on Descriptive Text A Quasi Experimental Study at the Second Grade of SMPN 2 Tangerang Selatan in Academic Year 2013/2014

1 9 128

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Bamboo Dancing untuk meningkatkan Hasil belajar IPS Siswa kelas IV

0 21 202

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING DAN TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR

0 0 7

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENINGKATAN HASIL BELAJAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) MELALUI PENELITIAN TINDAKAN KELAS.

0 0 15

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN ROUNDTABLE

0 1 10

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR PADA PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 2 10