perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 24
didik sangat diperlukan untuk menentukan apa yang harus dipelajari dan bagaimana mempelajarinya.
Menurut Arends dan para pakar pembelajaran yang lain dalam Wartono dkk 2004:1, menyatakan bahwa tidak ada model pengajaran yang lebih baik daripada
model pengajaran yang lain. Guru perlu menguasai berbagai macam model pengajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beranekaragam dan
lingkungan belajar yang menjadi ciri sekolah. Dengan demikian guru dapat memilih model yang sangat baik untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu atau yang sangat
sesuai dengan lingkungan belajar atau sekelompok peserta didik tertentu. Menguasai sepenuhnya model-model pengajaran yang banyak diterapkan
merupakan proses belajar seumur hidup. Model pengajaran yang dimaksud adalah pengajaran langsung, belajar secara kooperatif, dan pengajaran berdasarkan masalah.
Kunci penting dalam menggunakan model pengajaran adalah tidak terlalu menyimpang dari sintaks model atau lingkungan belajar yang diperlukan, agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai.
4. Pembelajaran Kooperatif Cooperative Learning
Depdiknas 2004:11-12 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pengajaran dimana peserta didik belajar dalam kelompok-
kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan berbeda”. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerja sama dan membantu untuk memahami
suatu bahan pembelajaran. Sedangkan menurut Herawati Susilo 2000:1.57
menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 25
memanfaatkan kecenderungan peserta didik untuk berinteraksi dan menerapkan keterampilan tertentu, serta mengandalkan peranan tugas dan peranan hubungan
kerja di dalam kelompok untuk mencapai hasil belajar bersama. Menurut Slavin 2010:8 inti dari pembelajaran kooperatif adalah peserta didik duduk bersama dalam
kelompok yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Selanjutnya Stahl dalam Isjoni 2009:15 menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku sosial. Jadi, dalam
pembelajaran kooperatif mengajarkan kepada peserta didik keterampilan kerjasama dan kolaborasi.
Model pembelajaran kooperatif ini dikembangkan berdasarkan teori belajar kognitif-konstruktivis. Hal ini terlihat pada salah satu teori Vygotsky, yaitu tentang
penekanan pada hakikat sosiokultural dari pembelajaran.Vygotsky yakin bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau
kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Ditinjau dari pendapat tersebut, maka yang dikehendaki
adalah susunan kelas berbentuk pembelajaran koopratif. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan
memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Model pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan pembelajaran efektif, yang bercirikan : 1 memudahkan
peserta didik belajar sesuatu yang bermanfaat; 2 pengetahuan, nilai, dan keterampilan diakui oleh mereka yang berkompeten menilai.
Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono 2009:58 mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif. Untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 26
mencapai hasil yang maksimal, lima unsur pembelajaran kooperatif harus diterapakan. Lima unsur tersebut adalah positive interdependence saling
ketergantungan positif, personal responsibility tanggung jawab perseorangan, face to face promotif interaction interaksi promotif , interpersonal skill komunikasi
antar anggota , dan group processing pemrosesan kelompok . Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah saling ketergantungan positif.
Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok. Pertama, mempelajari bahan yang ditugaskan
kelompok. Kedua, menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut.
Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah tanggung jawab individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan
kelompok. Tujuan pembelajaran kooperatif adalah membentuk semua anggota kelompok menjadi individu yang kuat. Tanggung jawab individu adalah kunci untuk
menjamin semua anggota yang diperkuat oleh kegiatan belajar bersama. Unsur ketiga pembelajaran kooperatif adalah interaksi promotif. Unsur ini
dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri interaksi promotif adalah saling membantu, saling memberi informasi dan sarana, memproses informasi
bersama, saling mengingatkan, saling percaya dan saling memotivasi untuk keberhasilan bersama.
Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah keterampilan sosial. Dalam pencapaian tujuan peserta didik harus saling mengenal dan mempercayai, mampu
berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling menerima dan saling mendukung, dan mampu menyelesaikan konflik secara konstruktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 27
Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah pemrosesan kelompok. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan
kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Siapa dari anggota kelompok yang sangat membantu dan siapa yang tidak dapat diketahui.
Menurut Slavin 2010 : 4, dikatakan bahwa cooperative learning mempunyai tiga karakteristik : 1 Peserta didik bekerja dalam tim-tim belajar kecil; 2 Peserta
didik didorong untuk saling membantu dalam mempelajari bahan yang bersifat akademik atau dalam melakukan tugas kelompok; 3 Peserta didik diberi imbalan
atau hadiah atau dasar prestasi. Anita lie 2008:18,28 menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sebagai sistem kerjabelajar kelompok yang
terstruktur. Pembelajaran kooperatif didasari oleh semangat gotong royong. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk meningkatkan pencapaian
hasil belajar berupa prestasi akademik, mengembangkan hubungan antarkelompok, penerimaan teman sekelas yang lemah bidang akademik, dan meningkatkan rasa
harga diri. Selain itu pembelajaran kooperatif dapat menumbuhkan kesadaran bahwa peserta didik perlu belajar untuk berpikir, menyelesaikan masalah, dan
mengintegrasikan serta mengaplikasikan kemampuan dan pengetahuannya. Untuk mencapai hasil belajar itu diperlukan kerja sama dan interdependensi peserta didik
dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur reward-nya. Struktur tugas berhubungan bagaimana tugas diorganisir. Struktur tujuan dan reward mengacu pada
derajat kerja sama atau kompetensi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan maupun reward. Selain itu, model ini juga unggul dalam membantu peserta didik memahami
konsep-konsep sulit dan berpikir kritis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 28
Berdasarkan uraian di atas dalam pembelajaran kooperatif tidak hanya mempelajari materi saja, namun juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan
khusus yang ada hubungannya dengan kerjasama dan pengembangan komunikasi antar anggota kelompok. Dalam pembentukan kelompok harus heterogen. Heterogen
dalam hal prestasi belajar, kemampuan komunikasi, aktifitas sosial dan jenis kelamin.
Dalam pembelajaran kooperatif ada enam tahap, yaitu: 1 Tahap 1, menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik. Guru menyampaikan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi peserta didik belajar; 2 Tahap 2, menyajikan informasimemperkenalkan materi. Guru
menyajikan informasi kepada peserta didik dengan jalan demostrasi atau lewat bahan bacaa;. 3 Tahap 3, mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok-kelompok
belajar. Guru menjelaskan kepada peserta didik bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien; 4 Tahap 4, membimbing kelompok bekerja dan belajar. Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka; 5 Tahap
5, evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya; 6 Tahap 6,
memberikan penghargaan. Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
5. Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing