perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 14
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Teori Belajar
Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar
sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Gagne dalam Agus Suprijono 2009:2 menyatakan bahwa belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang
dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah. Belajar ialah proses
yang memungkinkan organisme mengubah tingkah lakunya dengan cepat dan sedikit banyak bersifat permanen. Jadi, belajar adalah proses dan belajar dikatakan telah
terjadi bila terdapat perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku dapat melalui dua cara yaitu lewat interaksi dengan
lingkungan dan lewat kematangan, karena pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi di dalam diri siswa. Hal ini juga sejalan dengan teori belajar Piaget, yang
memiliki prinsip, a manusia tumbuh, beradaptasi, dan berubah melalui perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif, dan bahasa; b
pengetahuan datang melalui tindakan; c perkembangan kognitif sebagian besar tergantung seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan berinteraksi dengan
lingkungan. Morgan dalam Agus Suprijono 2009:3 mengatakan bahwa, belajar adalah
perubahan perilaku yang bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 15
Sedangkan menurut Hilgrad dan Bower dalam Baharuddin dan Esa N.W.2010:13 menyatakan bahwa belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau
menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki
arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu. Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju ke
perkembangan pribadi seutuhnya. Hal ini merupakan pengertian belajar secara luas. Dalam pengertian sempit, kegiatan belajar selalu dikaitkan dengan tugas-tugas
sekolah. Sebagian besar masyarakat menganggap belajar di sekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan. Belajar adalah penambahan pengetahuan.
Guru memberikan ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya dan siswa giat untuk menerima mengumpulkan dan menghafalnya Sardiman. 2010 : 20. Seperti yang
dikatakan Reber dalam Agus Suprijono 2009:3, menyatakan bahwa belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Pada kenyataannya belajar sebagai konsep
mendapatkan pengetahuan banyak dianut. Sudah barang tentu pengertian belajar seperti ini secara esensial belum memadai. Dari pengertian belajar di atas dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku melalui proses sistemik yang dinamis dan konstruktif sehingga memperoleh pengalaman dari hasil interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya. Dari beberapa pengertian belajar di atas pada prinsipnya belajar adalah suatu
proses yang menimbulkan suatu perubahan perilaku. Belajar merupakan hasil pengalaman. Dengan demikian, belajar memerlukan waktu.
Beberapa ahli yang mengemukakan tentang teori belajar yang mendasari pembelajaran biologi diantaranya :
a. Teori Piaget
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 16
Teori pembelajaran kognitif yang terkenal adalah teori Jean Piaget. Menurut Piaget, setiap individu pada saat tumbuh mulai bayi yang baru dilahirkan sampai
menginjak usia dewasa akan mengalami empat tingkat perkembangan kognitif. Empat perkembangan kognitif tersebut adalah : 1 sensori motor usia 0-2 tahun;
2 pra-operasional usia 2-7 tahun; 3 operasional konkrit usia 7-11 tahun; 4 operasional formal usia 11-dewasa. Perkembangan kognitif merupakan perubahan
yang bertautan, bertahap sedemikian rupa sehingga proses mental menjadi semakin kompleks dan canggih.
Tingkat perkembangan peserta didik usia SMP kelas VII adalah pada tingkat operasional konkrit menuju operasional formal. Pada tingkatan ini peserta didik
mendapatkan kemampuan memecahkan masalah-masalah konkrit secara logis. Peserta didik dapat menerima pandangan orang lain, bahasa komunikatif dan sosial
serta dapat memencar persepsi lebih lanjut dan dapat mengikuti transformasi. Hal ini terjadi dalam pembelajaran menggunakan NHT pada tahap berpikir bersama dalam
kelompok. Menurut Piaget, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung pada
seberapa besar anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannnya. Implikasi penting dalam pembelajaran biologi dari teori Piaget
dalam Baharruddin dan Esa N.W.2010:118 dan Paul Suparno 2006:30-32 adalah: a Menyesuaikan diri dengan lingkungannya skemata; b Memusatkan perhatian
pada berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya asimilasi; c Memperhatikan peranan dan inisiatif peserta didik, serta keterlibatannya secara aktif
dalam kegiatan pembelajaran akomodasi; d Memaklumi adanya perbedaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 17
individual, maka kegiatan pembelajaran diatur dalam bentuk kelompok keseimbanganequilibrium.
Asimilasi merupakan suatu proses, individu secara kognitif mengadaptasikan diri terhadap lingkungan. Pada pembelajaran model kooperatif tipe Bamboo Dancing
asimilasi terjadi pada saat peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya, sedangkan pada pembelajaran model kooperatif tipe NHT asimilasi terjadi pada saat berpikir
bersama. Begitu pula untuk proses adaptasi akomodasi dan equilibrium. Prinsip-prinsip Piaget dalam pengajaran diterapkan dalam program-program
yang menekankan pada : pertama, pembelajaran melalui penemuan dan pengalaman- pengalaman nyata dan pemanipulasian langsung alat, bahan, atau media belajar yang
lain, dan kedua, peranan guru sebagai seseorang yang mempersiapkan lingkungan yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh berbagai pengalaman belajar
yang luas. Berdasarkan teori Piaget di atas, bahwa perkembangan kognitif bukan
merupakan akumulasi dari kepingan informasi terpisah, namun lebih merupakan pengkonstruksian oleh peserta didik suatu kerangka mental untuk memahami
lingkungan mereka. Jadi, dalam melaksanakan pembelajaran penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar dapat dilaksanakan dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif Bamboo Dancing dan NHT. b. Teori Vygotsky
Teori Vygotsky merupakan teori penting dalam psikologi perkembangan. Sumbangan paling penting dari teori Vygotsky adalah penekanan pada hakikat
sosiokultural dari pembelajaran. Vygotsky dalam Herawati Susilo 2000:1.45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 18
menyatakan bahwa fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu
terserap ke dalam individu tersebut. Pembelajaran akan terjadi apabila anak bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu
masih berada dalam jangkauan kemampuannya atau tugas-tugas tersebut berada dalam zone of proximal development ZPD. Zone of proximal development adalah
perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangan seseorang saat ini. Ide penting lain dari Vygotsky adalah scaffolding yang berarti memberikan sejumlah besar
bantuan kepada seorang anak selama tahap-tahap awal pembelajaran dan kemudian anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia
dapat melakukannya. Menurut Herawati Susilo 2000:1.44 ada dua implikasi utama teori Vygotsky
dalam pembelajaran biologi. Pertama adalah dikehendakinya susunan kelas berbentuk pembelajaran kooperatif antar peserta didik, sehingga peserta didik dapat
berinteraksi di sekitar tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi- strategi pemecahan masalah yang efektif di dalam masing-masing ZPD. Kedua,
dalam pengajaran menekankan scaffolding, peserta didik semakin lama semakin bertanggung jawab terhadap pembelajaran sendiri.
Teori Vygotsky inilah yang menjadi landasan dalam penerapan dan pengembangan pembelajaran kooperatif. Peserta didik dalam membangun
pengetahuannya selain harus mengalami diperlukan adanya kerja kelompok dan interaksi sosial dengan pihak luar untuk memfasilitasi dan mengarahkan agar proses
konstruksi terarah. Interaksi sosial di sini adalah interaksi sesama peserta didik, guru,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 19
dan lingkungan yang lain. Hal ini terjadi pada pembelajaran kooperatif tipe Bamboo Dancing pada tahap berdiskusi dalam kelompok dan NHT pada tahap berpikir
bersama. c. Teori Belajar Gagne
Menurut Gagne, belajar ialah suatu proses yang memungkinkan organisme mengubah tingkah lakunya dengan cepat dan sedikit banyak bersifat permanen.
Belajar merupakan proses dan telah terjadi apabila terdapat perubahan perilaku. Perubahan perilaku dapat melalui dua cara belajar, yaitu pertama lewat interaksi
dengan lingkungan dan cara yang kedua lewat kematangan, karena pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada diri peserta didik.
Implikasi teori belajar Gagne dalam pembelajaran biologi adalah : Gagne beranggapan adanya learning hierarchy. Keberhasilan mempelajari sesuatu
kemampuan tergantung kepada ada tidaknya kemampuan yang lebih sederhana yang telah dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu belajar harus dimulai dari yang paling
sederhana kemudian yang kompleks. Menurut Gagne terdapat lima kemampuan manusia yang harus dicapai dalam
pembelajaran biologi. Lima kemampuan hasil belajar tersebut tiga diantaranya bersifat kognitif keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, satu
bersifat afektif sikap, dan yang lain bersifat psikomotorik keterampilan motorik. Lima kemampuan tersebut dapat diperoleh melalui pembelajaran kooperatif tipe
Bamboo Dancing maupun NHT mulai dari tahap penyampaian tujuan sampai evaluasi melalui presentasi untuk Bamboo Dancing dan tahap menjawab untuk NHT.
Keterampilan intelektual keterampilan berpikir adalah kemampuan yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu seperti membaca, menghitung, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user 20
menganalisis. Ini merupakan keterampilan prasyarat untuk menguasai keterampilan berikutnya. Strategi kognitif proses terkendali adalah suatu bentuk khusus dari
keterampilan berpikir yang sangat penting bagi seseorang untuk memecahkan masalah yang berasal dari proses internal yang digunakan untuk mengubah cara
belajar, mengingat, dan cara berpikir. Informasi verbal adalah kemampuan yang diperoleh dengan jalan menghafal. Keterampilan motorik yaitu kemampuan yang
melibatkan koordinasi otot, gerakan, mata, dan indera yang lain. Di dalam kegiatan praktikum banyak kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik. Sikap, yaitu
keadaan pada peserta didik yang akan mempengaruhi dan mengubah tindakan yang dipilihnya.
2. Pembelajaran dan Pengajaran