Sarana Kesehatan Masyarakat Sarana Jalan dan Transportasi

36 anak-anak yang bersekolah ke Ibukota Kecamatan ada yang kost dan sebagian besar pulang pergi dari desa ini. Hal terakhir ini dimaksudkan untuk menghemat biaya sekolah si anak. Selain itu tenaga si anak masih dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga pagi-paginya dan mengerjakan ladang dan perkebunan setelah pulang dari sekolah.

2.5.3. Sarana Peribadatan dan Agama Penduduk

Penduduk desa Pollung menurut kepala desa yang memimpin di desa tersebut, seluruhnya beragama Kristen. Sebelum desa Pollung dibagi kedalam 3 dusun ada penduduk yang beragama lain di desa itu. Agama Kristen yang dianut yaitu agama Kristen Protestan dan agama Kristen Khatolik. Tempat beribadah terdapat 3 buah gereja Protestan yaitu: HKBP, GKPI, HKI, serta 1 buah gereja Khatolik. Masalah keagamaan ini, penduduk setempat sangat taat menjalankan ibadahnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan terdapatnya perkumpulan partamiangan, perkumpulan bagi orang tua. Perkumpulan untuk para remaja bagi gereja Protestan menyebut dengan sebutan Naposobulung, untuk remaja gereja Khatolik menyebutnya dengan Pemuda-pemudi PP.

2.5.4. Sarana Kesehatan Masyarakat

Ditinjau dari sudut kesehatan, maka penduduk Pollung mempunyai kesehatan yang secara umum relatif baik. Informasi ini diperoleh dari masyarakat setempat. Masyarakat mengatakan jarang anggota masyarakat yang terkena penyakit dan sangat jarang sekali warga yang mengidap penyakit yang sulit untuk Universitas Sumatera Utara 37 disembuhkan. Penyakit masyarakat biasanya hanya demam, flu batuk dan rematik saja. Kesehatan ini juga dapat dilihat dari masih adanya warga yang masih hidup dengan umur 80 keatas. Sarana kesehatan yang terdapat di desa Pollung terdapat 1 buah Puskesmas pembantu yang melayani secara umum dan dibuka setiap hari. Jarak antara Puskesmas dengan rumah penduduk yang harus ditempuh adalah sejauh 1,5Km. Tiga buah Posyandu yang diadakan 2 kali dalam sebulan. Petugas kesehatan yang melayani masyarakat terdiri dari 1 orang bidan dan 1 orang perawat kesehatan. Ditinjau dari jumlah penduduk, maka jumlah petugas kesehatan itu sangat kurang dari yang dibutuhkan.

2.5.5. Sarana Jalan dan Transportasi

Kondisi jalan sangat buruk sekali sebelum jalan menuju ke desa Pollung diperbaiki. Pada musim hujan, jalannya akan berlumpur bahkan ada yang tergenang air yang membuat setiap yang melewatinya akan kotor dan sulit untuk melewatinya. Pada musim hujan juga, membuat jalan licin sehingga sulit untuk dilalui oleh kendaraan beroda dua apalagi kendaraan beroda empat. Sementara pada musim kemarau membuat jalan berdebu. Setelah pemekaran wilayah kondisi jalan yang ada di desa Pollung yang berjarak ± 12 Km dari Ibukota Kecamatan sudah cukup memadai. Jalan yang digunakan masyarakat untuk menuju Dusun I dengan Dusun yang lainnya sudah beraspal. Masih ditemukan sebagian yang bercampur dengan batu. Sebelum terjadinya pemekaran wilayah di desa Pollung, dengan kondisi jalan yang sangat buruk, sarana transportasipun sangat jarang. Masyarakat Universitas Sumatera Utara 38 mengangkut hasil pertanian dari desa ini ke pasar untuk dijual, masyarakat menempuh perjalanan dengan membawa hasil pertaniannya dengan berjalan kaki. Sesudah desa Pollung mengadakan pemekaran, maka terjadi perubahan kearah yang lebih baik. Kondisi jalan menuju desa Pollung inipun sudah cukup baik. Membuat masyarakat desa Pollung mudah menjual hasil pertaniannya ke kota Dolok Sanggul. Tabel berikut ini akan menjelaskan tentang prasarana dan sarana sosial yang dimiliki oleh desa Pollung. Tabel 2.7 Sarana dan Prasarana Sosial Budaya di Desa Pollung No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah 1 Gedung Sekolah a. SD N 2 b. SLTP 1 2 Tempat Ibadah a. Gereja Protestan 3 b. Gereja Khatolik 1 3 Lapangan Olah Raga a. Sepak Bola 1 b. Lapangan Voli 1 4 Fasilitas Kesehatan a. Puskesmas 1 b. Posyandu 3 Jumlah 13 Sumber: Kantor Kepala Desa Pollung Tahun 2006 Berdasarkan tabel 2.7 di atas, dapat dilihat bahwa masih ada beberapa sarana prasarana sosial yang belum dimiliki desa Pollung. Contoh: bangunan Universitas Sumatera Utara 39 Sekolah Menengah Atas SMA. Banyak anak-anak mereka yang melanjutkan Sekolah Menengah Atas SMA keluar desa yaitu Hutapaung atau mereka ke kota Dolok Sanggul.

2.6. Bentuk Pemerintahan

Dokumen yang terkait

Tradisi Lisan Nyanyian Rakyat Anak-Anak Pada Masyarakat Batak Toba Di Kecamatan Lintongnihuta Kabupaten Humbang Hasundutan

4 139 22

Komparatif Nilai Sosial Budaya Perkawinan Batak Toba Pada Masyarakat Asal dengan Perantauan (Studi Komparatif Antara Desa Hutajulu Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan dengan Kelurahan Sidorame Kecamatan Medan Perjuangan)

4 53 119

Struktur Kalimat Bahasa Batak Toba Di Kabupaten Humbang Hasundutan Kecamatan Lintong Ni Huta Berdasarkan Hubungan Subjek Dan Predikat: Analisis Teori X-Bar

13 210 63

Geografi Dialek Bahasa Batak Toba di Kabupaten Humbang Hasundutan

5 49 172

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

3 70 102

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

2 2 11

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

0 0 1

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

1 2 15

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

1 3 19

Analisis Tekstual Dan Musikal Ende Marhaminjon Pada Masyarakat Batak Toba Di Desa Pandumaan Kecamatan Pollung Kabupaten Humbang Hasundutan

1 5 2