96 membujuk mereka dan mengatakan tujuanku untuk kuliah yaitu untuk
memperbaiki kehidupan kami, supaya tidak tinggal di desa semuanya.
Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat tujuan mereka kuliah, yaitu mereka ingin memperbaiki kehidupan mereka. Mereka juga ingin memperoleh pekerjaan
yang lebih baik nantinya. Mereka bercita-cita, suatu saat akan membantu orang tuanya dan menyenangkan hati orang tuanya. Mereka mengatakan hanya untuk
meminta persetujuan dari orang tua supaya dapat kuliah, mereka melakukan berbagai macam usaha dan bujukan.
Anak-anak perempuan berusaha kuliah bermaksud untuk menambah ilmu dan nantinya tidak terlalu tergantung dengan orang tua. Mereka juga ingin
diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki terutama dalam pendidikan. Mereka tidak ingin selalu dinomor duakan dalam segala hal terutama dalam
pendidikan ini. Mereka juga ingin maju dan berlomba-lomba untuk membahagiakan orang tuanya.
4.4.3. Perempuan Mulai diberikan Haknya Dalam Mendapat Warisan
Di desa Pollung saat ini telah mulai adanya perubahan. Dimana anak perempuan telah ikut diberikan harta peninggalan orang tua, tetapi tidak sama
dengan laki-laki. Janda juga sudah melakukan berbagai usaha untuk tetap mendapatkan dan memiliki harta peninggalan suaminya. Berbagai usaha
dilakukan oleh seorang janda untuk memperolehnya, sekalipun itu menyakitkan dirinya sendiri.
Ibu Denny Lumban gaol 38 yang suaminya telah meninggal mengatakan: ”Budaya Batak mamilliti do, holan baoa do dihaporluhon. Nang pe baoa
namarsala, tontong do borua disalahon. Baoaku nungnga marujung jala
Universitas Sumatera Utara
97 adong sada boru nami. Dung marujung , aning dipaulak do ahu tu natua-
tuanghu, alai dang huoloi. Rajani adat diloas do ahu tong maniop tading- tading ni baoahu asalma dang muli ahu muse. Alani huoloima jala sahat
tu saonari dang muli ahu”. Budaya Batak memang pilih kasih, hanya memberikan kebahagiaan buat laki-laki saja, sekalipun laki-laki yang
bersalah, tetap perempuan yang disalahkan. Suamiku meninggal dan kami mempunyai seorang anak perempuan. Saat suamiku meninggal, aku mau
dipulangkan pada orang tuaku, tetapi aku tidak mau. Budaya Batak mengizinkan aku tetap memiliki peninggalan suamiku asalkan aku tidak
menikah. Dengan keputusan yang diberikan oleh masyarakat sesuai nilai budaya ini, akhirnya akupun setuju dan sampai sekarang aku tidak
menikah. Berdasarkan kisah di atas menunjukkan apapun dilakukan untuk menuntut
haknya dalam harta peninggalan suaminya. Para perempuan mulai menuntut haknya dalam warisan karena mereka sudah berpendidikan dan telah mengetahui
apa yang sepantasnya menjadi miliknya. Mereka juga sudah melakukan berbagai macam cara untuk memperoleh hak miliknya.
4.4.4. Perempuan sebagai Kepala Rumah Tangga
Perempuan sebagai kepala rumah tangga, bukan berarti perempuan yang menguasai laki-laki. Dikatakan sebagai kepala rumah tangga adalah karena ada
sebagian keluarga dimana pendapatan istri lebih banyak dari suami, perempuan janda sebagai ibu sekaligus ayah bagi anak-anaknya. Salah satu informan yang
mempunyai pendapatan dari suaminya adalah ibu Adi Purba 29 yang memiliki tiga orang anak dan suaminya masih hidup. Ibu Adi lebih rajin bekerja ke ladang
sedangkan waktu suaminya lebih banyak dihabiskan berkumpul dengan laki-laki lain di kedai sambil minum tanpa perduli akan keluarga. Di bawah ini adalah
gambar ibu Adi yang sedang bekerja di ladang.
Universitas Sumatera Utara
98 Gambar 4.5. Ibu Adi yang sedang Bekerja di Ladang
Berdasarkan gambar di atas dapat dilihat ibu Adi yang sedang bekerja, sementara anaknya yang paling kecil digendong oleh anaknya yang paling besar.
Perempuan janda sebagai kepala rumah tangga karena suaminya telah meninggal. Tugas dan tanggung jawab untuk mencari nafkah dan mengurus anak-
anaknya jatuh pada si ibu. Mencari nafkah dan memperjuangkan masa depan yang lebih baik bagi anaknya menjadi tanggung jawabnya sendiri tanpa didampingi
oleh suami.
4.5. Kasua- kasus 4.5.1. Kasus dalam Pendidikan