39 Sekolah Menengah Atas SMA. Banyak anak-anak mereka yang melanjutkan
Sekolah Menengah Atas SMA keluar desa yaitu Hutapaung atau mereka ke kota Dolok Sanggul.
2.6. Bentuk Pemerintahan
Desa Pollung merupakan wilayah Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan, Propinsi Sumatera Utara. Propinsi Sumatera Utara berada
di wilayah pimpinan seorang Gubernur, Kabupaten Humbang Hasundutan dipimpin oleh seorang Bupati, Kecamatan Pollung dibawah pimpinan seorang
Camat dan desa Pollung berada dibawah pimpinan seorang Kepala Desa. Keseluruhan dari hal-hal yang menyangkut keadaan desa merupakan pertanggung
jawaban bersama dibawah pimpinan Kepala Desa. Penduduk desa ini berjumlah 1647 jiwa yang terdiri dari 347 Kepala
Keluarga KK. Mereka berada dibawah pimpinan seorang kepala desa. Desa Pollung terbagi atas 3 dusun, yang masing-masing berada dibawah seorang kepala
dusun. Administrasi desa atau administrasi pemerintahan dusun, dirasakan fungsinya apabila menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan
penduduk sebagai warga masyarakat. Misalnya: untuk mengurus masalah Kartu Tanda Penduduk KTP, akta kelahiran, organisasi pendidikan kesejahteraan
keluarga PKK, Posyandu, surat keterangan pindah, surat pengantar kepada kepala desa atau kepada Camat untuk berbagai keperluan.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB III NILAI BUDAYA MASYARAKAT YANG MENOMORDUAKAN
ANAK PEREMPUAN
3.1. Masyarakat Batak Toba
Masyarakat Batak Toba merupakan salah satu dari ratusan kelompok masyarakat yang tersebar di Indonesia. Masyarakat Batak Toba berdiri dengan
satu identitas budaya. Masyarakat Batak Toba berasal dari daerah tertentu yang memiliki bahasa dan adat istiadat sendiri. Adat istiadat tersebut merupakan ciri
pembeda dengan masyarakat lain yang ada di dunia. Masyarakat Batak Toba hidup dibawah pengawasan adat istiadat yang berperan mengatur keseluruhan
tingkah lakunya. Pada hakekatnya masyarakat Batak Toba secara keseluruhan berasal dari
daerah dataran tinggi Tapanuli bagian Utara seperti: Tarutung, Siborong-borong, Dolok Sanggul, Samosir, Porsea dan lain-lain. Masyarakat Batak Toba yang
berdiam di luar daerah tersebut adalah orang-orang yang pergi merantau dan tinggal menetap di daerah tujuannya, sedangkan masyarakat Batak Toba yang
tetap berdiam di daerah tersebut dinamakan halak namangingani bona pasogit masyarakat yang tinggal di kampung halaman.
Masyarakat hidup sesuai aturan adat istiadat yang berlaku. Setiap individu harus berperilaku sesuai adat, karena adat yang berlaku dijadikan sebagai hukum
yang mengatur sistem individu dalam masyarakat. Masyarakat yang melakukan pelanggaran terhadap aturan adat akan dikenakan sanksi atau hukuman, sama
seperti dalam sebuah negara jika ada seorang warga masyarakat yang bersalah
Universitas Sumatera Utara
41 akan dihukum sesuai hukum negara. Perbedaannya adalah dalam hukum adat,
anggota masyarakat dihukum sesuai hukum adat yang berlaku dalam masyarakat itu dan bukan hukum negara. Hukuman tersebut datang dari anggota masyarakat
itu sendiri. Masyarakat yang memiliki adat istiadat sendiri, norma hukum dalam bermasyarakat, dinamakan masyarakat yang berbudaya.
Setiap etnik masyarakat memiliki kebudayaan tersendiri yang dijadikan sebagai tatacara sikap perilaku dalam masyarakat. Sama halnya dengan etnik
Batak Toba yang memiliki kebudayaan tersendiri. Batak Toba memiliki nilai yang terkandung dalam kebudayaan sendiri. Nilai budaya dapat dijabarkan dengan
aturan-aturan yang berlaku dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang mengerti akan nilai budayanya, berarti masyarakat tersebut sudah mengetahui apa yang
pantas dan yang tidak pantas untuk dilakukan Koentjaraningrat, 1970: 381. Aturan-aturan yang merupakan nilai budaya digunakan menjadi pegangan
dalam kehidupan sehari-hari. Nilai budaya berfungsi sebagai pemberi arah dan pendorong tingkah laku manusia sehari-hari. Nilai budaya terungkap dalam
bentuk wujud aspeknya yaitu pada sistem kekerabatan dalam masyarakat.
3.2. Sistem Kekerabatan Masyarakat Batak Toba