17
1.6. Metode Penelitian 1.6.1. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu yang bertujuan untuk menjelaskan secara terperinci bagaimana terjadinya
perubahan perlakuan terhadap anak perempuan pada masyarakat Batak Toba. Penelitian ini memberikan gambaran mengenai kedudukan anak perempuan dalam
keluarga Batak Toba yang pada akhirnya berhasil memperoleh kesempatan yang sama dengan anak laki-laki untuk maju. Anak perempuan telah banyak yang
berhasil dalam pendidikan dan sudah mulai diberikan warisan oleh orang tuanya.
1.6.2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data tentang terjadinya perubahan perlakuan terhadap anak perempuan pada masyarakat Batak Toba yang beragama Kristen di desa Pollung,
Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Data yang diperlukan dikumpulkan dari para informan dengan melakukan pendekatan terhadap para
informan yang dianggap perlu dalam kelengkapan skripsi ini. Supaya memperkuat data yang ada, penulis melakukan pencarian dan
pencatatan data melalui dokumen-dokumen dari kantor kepala desa Pollung. Selain data dari kantor kepala desa Pollung, penulis juga melakukan pencatatan
dari buku-buku, artikel dan internet yang berhubungan dengan budaya Batak Toba dan yang berkaitan dengan perubahan perlakuan terhadap anak perempuan.
Pengamatan dilakukan dengan cara melihat bagaimana sikap dan reaksi para informan pada saat penulis melakukan wawancara dengan informan. Penulis
melihat para informan dalam memberikan informasi dengan beragam reaksi. Ada informan yang santai serta terbuka dalam memberikan informasi, ada yang gugup,
Universitas Sumatera Utara
18 gelisah dan ada juga yang secara cetus dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan penulis. Informan yang santai memberikan informasi adalah mereka yang mengerti dan paham akan keperluan penulis, sedangkan
sebagian informan gugup dan gelisah adalah karena mereka merasa takut dan segan untuk memberikan informasi.
Penulis melihat adanya kesamaan pekerjaan antara laki-laki dengan perempuan saat di luar rumah. Sumber penghasilan masyarakat adalah pertanian.
Sebagian besar masyarakat bekerja di sawah dan di ladang. Penulis melihat laki- laki dengan perempuan baik yang remaja sampai dewasa bahkan yang sudah tua
sama-sama pergi ke ladang dan melakukan pekerjaan yang sama. Sementara di rumah yang berperan adalah perempuan secara umum dan laki-laki hanya
membantu dengan keinginannya sendiri. Pengamatan dilakukan terhadap hubungan antara suami dengan istri, anak
laki-laki dengan anak laki-laki, anak laki-laki dengan saudara perempuan, anak perempuan dengan anak perempuan, ayah dengan anak laki-laki, ayah dengan
anak perempuan serta ibu dengan anak laki-laki dan ibu dengan anak perempuan. Penulis mengamati hubungan yang terjadi diantara sesama anggota keluarga guna
memperkuat informasi dari para informan. Wawancara dalam penelitian ini merupakan hal yang sangat penting dalam
memperoleh informasi yang diperlukan guna kelengkapan data penelitian. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam.
Wawancara ini dimaksudkan untuk memperoleh sebanyak mungkin data tentang bagaimana cara memperlakukan anak perempuan dalam masyarakat yang
mengarah pada terjadinya perubahan. Wawancara dilakukan dengan
Universitas Sumatera Utara
19 menggunakan alat tulis untuk mencatat hasil wawancara dalam hal menghindari
terjadinya kelupaan data yang diperoleh dalam menulis hasil laporan. Wawancara mendalam dilakukan dengan kepala desa Pollung. Penulis
mengetahui siapa-siapa saja orang yang mengerti akan adat Batak Toba dari kepala desa. Penulis juga melakukan wawancara kepada para orang tua yang
memiliki anak laki-laki dengan anak perempuan yang anak-anaknya sudah ada yang tamat dari SMU. Selain itu wawancara juga dilakukan kepada anak laki-laki
dan anak perempuan yang sudah duduk di bangku SMU, Perguruan Tinggi bahkan yang sudah bekerja. Dari lembaga keagamaan penulis mengambil seorang
informan yaitu Pendeta GKPI yang memberikan informasi tentang budaya Batak Toba secara tertulis dan pada prakteknya.
Wawancara dilakukan kepada informan pangkal. Informan pangkal yang penulis jadikan adalah kepala desa dan para penetua adat. Dari kepala desa
diperoleh keterangan atau data-data yang berhubungan dengan penduduk, tingkat pendidikan masyarakat serta perbandingan antara anak laki-laki dengan anak
perempuan berdasarkan tingkat pendidikan. Sedangkan dari para penetua adat diperoleh informasi yang berhubungan dengan nilai budaya Batak Toba serta
pelaksanaannya. Informan kunci yaitu anak perempuan mulai dari yang sudah duduk di
bangku SMU sampai Perguruan tinggi. Selain itu yang dijadikan sebagai informan kunci yaitu orang tua yang menyekolahkan anak perempuannya sampai Perguruan
Tinggi. Wawancara dilakukan juga terhadap informan biasa. Informan biasa
dipilih dari antara masyarakat Pollung. Wawancara dilakukan terhadap informan
Universitas Sumatera Utara
20 biasa ini adalah untuk melengkapi data yang telah diperoleh guna memperkuat
data yang sudah ada. Wawancara dilakukan beberapa kali sampai penulis merasa data yang diperlukan sudah diperoleh dari para informan. Wawancara dihentikan
saat informasi yang didapat sudah berulang-ulang.
1.7. Analisis Data