membicarakannya dan personal fable ia merasa unik dan orang lain tidak memiliki pikiran atau perasaan yang sama dengannya.
7. Perkembangan sosial remaja
Monks, dkk. 1999 menyebutkan dua bentuk perkembangan remaja yaitu, memisahkan diri dari orangtua dan menuju ke arah teman sebaya.
Remaja berusaha melepaskan diri dari otoritas orangtua dengan maksud menemukan jati diri. Remaja lebih banyak berada di luar rumah dan
berkumpul bersama teman sebayanya dengan membentuk kelompok dan mengekspresikan segala potensi yang dimiliki. Kondisi ini membuat
remaja sangat rentan terhadap pengaruh teman dalam hal minat, sikap, penampilan dan perilaku. Perubahan yang paling menonjol adalah
hubungan heteroseksual. Remaja akan memperlihatkan perubahan radikal dari tidak menyukai lawan jenis menjadi lebih menyukai. Remaja ingin
diterima, diperhatikan dan dicintai oleh lawan jenis dan kelompoknya. Hurlock 2004, juga mengemukakan bahwa salah satu tugas
perkembangan masa remaja yang tersulit adalah yang berhubungan dengan penyesuaian sosial. Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis
dalam hubungan yang sebelumnya belum pernah ada dan harus menyesuaikan dengan orang dewasa di luar lingkungan keluarga dan
sekolah. Untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja harus membuat banyak penyesuaian baru. Yang terpenting dan tersulit adalah
penyesuaian diri dengan meningkatnya pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam perilaku sosial, pengelompokan sosial yang baru, nilai-
Universitas Sumatera Utara
nilai baru dalam seleksi persahabatan, nilai-nilai baru dalam dukungan dan penolakan sosial, dan nilai-nilai baru dalam seleksi pemimpin.
Dalam hidup bermasyarakat, remaja dituntut bersosialisasi. Sejak anak-anak, seseorang telah memasuki kelompok teman sebaya. Pada masa
remaja, kelompok teman sebaya cenderung terdiri atas satu jenis kelamin yang sama karena secara fisik mempunyai ciri yang berbeda, dan pada
masa remaja sudah mulai timbul kesadaran terhadap dirinya Rumini, 2004.
Dalam proses perkembangan sosial, remaja juga dengan sendirinya mempelajari proses penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik di
lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, maupun lingkungan masyarakat. Perkembangan sosial individu sangat tergantung pada kemampuan
individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya serta keterampilan mengatasi masalah yang dihadapinya Ali Asrori, 2004.
Remaja yang sudah mencapai tahapan berpikir operasional formal, sudah menyadari akan pentingnya nilai-nilai dan norma yang dapat
dijadikan pegangan hidupnya, sudah mulai berkembang ketertarikan dengan lawan jenis, memiliki kohesivitas kelompok yang kuat, serta
cenderung membangun budaya kelompoknya sendiri, akan sangat memberikan warna tersendiri terhadap dinamika penyesuaian diri remaja.
Lingkungan sekolah
dapat memungkinkan
berkembangnya atau
terhambatnya proses perkembangan penyesuaian diri Ali Asrori, 2004.
Universitas Sumatera Utara
8. Perkembangan emosi remaja