Subjek E Hasil analisis data individual

Subjek D merasa mampu menjalin interaksi dengan teman- temannya. Ia dapat memulai percakapan terlebih dahulu dengan teman-temannya dan tetap mau berteman dengan pelaku bullying. Ia juga merasa cukup mampu mengatasi kejadian bullying yang dialaminya yaitu dengan meminta agar teman-temannya tidak melakukan bullying kepada dirinya lagi. Jika ia mengalami bullying, ia menentang pikiran negatif dan menukarnya dengan pikiran yang positif serta melakukan positive self talk. Berdasarkan hasil analisis individual terlihat bahwa self esteem subjek D meningkat. Self esteem subjek D tergolong rendah sebelum terapi, namun setelah diberikan terapi meningkat menjadi sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa REBT dapat membantu meningkatkan self esteem subjek D.

e. Subjek E

Subjek E merupakan salah satu korban bullying di sekolahnya. Berdasarkan Skala Bullying diketahui bahwa subjek E mengalami bullying beberapa kali dalam seminggu. Ia mengalami bullying baik secara fisik, verbal maupun relasional dari teman-teman sekelasnya. Universitas Sumatera Utara Gambar 7. Perbandingan Skor Self Esteem Antara Subjek E Dengan Mean kelompok REBT Dari Gambar 7, terlihat bahwa pada saat pretest skor self esteem subjek E adalah 97 kategori rendah. Pada saat post test, skornya meningkat menjadi 142 kategori sedang, dan pada saat follow up skornya naik menjadi 145 kategori sedang. Terlihat juga bahwa pada saat pretest subjek E memperoleh skor sama dengan mean rerata kelompoknya sedangkan pada saat post test dan follow up skornya berada di atas mean rerata kelompoknya. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terhadap skor Skala Self Esteem terlihat bahwa pada saat post test, peningkatan subjek E terutama terjadi pada aspek self esteem yakni merasa diterima, dan skornya tetap bertahan saat follow up. Rangkuman skor Skala Self Esteem subjek dapat dilihat pada Tabel 27. Tabel 27. Rangkuman Skor Skala Self Esteem Subjek E Perasaan Berharga Perasaan Mampu Perasaan Diterima Pretest Post Test Follow Up Pretest Post Test Follow Up Pretest Post Test Follow Up 30 44 44 38 51 54 29 47 47 97 142 145 97 135 137 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Pretest Post test Follow up S k or S e lf E s te e m Skor Subjek E Mean Kelompok Terapi Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil lembar tugas 1 diketahui bahwa subjek E mampu menuliskan kejadian bullying yang ia alami, pikiran-pikiran yang terlintas saat kejadian bullying tersebut terjadi, bagaimana perasaan serta apa yang ia lakukan saat itu. Adapun kejadian bullying yang dialami subjek A antara lain secara fisik, subjek E dilempar dengan kertas saat menulis di kelas, didorong ketika berjalan, kepala dan badannya dipukul jika tidak melakukan hal yang disuruh oleh teman- teman sekelasnya. Selain itu secara verbal, ia diejek “togol” karena tidak memberikan contekan kepada teman sekelas. Secara relasional, ia merasa kurang diterima oleh teman-temannya karena teman-temannya tidak mengikutsertakan dirinya bergabung dalam kelompok saat berolah raga. Secara umum, subjek E masih memiliki pikiran yang irasional terhadap kejadian bullying yang dialaminya, seperti menganggap teman-temannya jahat, dirinya tidak disukai oleh teman-temannya, dan ia adalah anak yang lemah karena tidak berani melawan mempertahankan dirinya. Pikiran tersebut menyebabkan ia merasa sedih, sakit hati, merasa tidak dihargai dan selama ini yang dapat ia lakukan hanya berdiam diri serta menghindar. Setelah melakukan diskusi dalam kelompok, subjek E juga sudah mampu memahami hubungan antara pikirannya dengan perasaan dan perilakunya yakni pikirannya yang menentukan bagaimana perasaan dan perilakunya, bukan kejadian. Selain itu ia juga mampu memahami dampak dari pikiran terhadap perasaan dan perilaku yaitu pikiran positifnya akan Universitas Sumatera Utara berdampak pada perasaan dan perilaku yang positif. Sebaliknya, pikirannya yang negatif akan berdampak pada perasaan dan perilakunya yang negatif. Berdasarkan hasil lembar tugas 2 diketahui bahwa subjek E sudah mampu memahami definisi, aspek-aspek dan ciri-ciri dari self esteem yang tinggi dan rendah. Ia sudah mampu menggolongkan pikiran, perasaan dan perilakunya ke dalam beberapa aspek-aspek self esteem yaitu perasaan dihargai, mampu, atau diterima. Ia merasa tidak dihargai karena diejek “togol”, dipukul jika tidak mau disuruh, dilempar dengan kertas, didorong saat berjalan dan kepalanya dipukul. Ia merasa tidak mampu karena tidak berani melawan pelaku bullying. Ia merasa tidak diterima karena tidak diterima oleh sekelompok temannya saat berolah raga. Berdasarkan hasil lembar tugas 3 diketahui bahwa subjek E sudah mampu mengidentifikasi pikiran-pikiran negatifnya. Ia menyadari bahwa pikiran tersebut merupakan opini dan dapat dirubah. Pada lembar tugas 4 diketahui bahwa ia sudah mampu membedakan mana pikiran yang merupakan fakta dan opini. Berdasarkan hasil lembar tugas 5 diketahui bahwa ia sudah mampu mengubah pikiran negatif menjadi pernyataan-pernyataan yang positif dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. Berdasarkan hasil lembar tugas 6 diketahui bahwa ia sudah mampu menuliskan pikiran-pikiran positif dari dirinya maupun kelebihan dirinya. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil lembar tugas 7 diketahui bahwa subjek E sudah mampu menuliskan komitmennya agar ia memiliki perasaan dan perilaku yang lebih positif ditengah kejadian bullying yang ia alami yaitu dengan merubah pikiran-pikiran negatifnya menjadi pikiran yang lebih positif, mulai memberanikan diri untuk mengungkapkan apa yang dirasakan pada pelaku bullying dan meminta serta menasehatinya untuk tidak melakukan tindakan bullying lagi kepada dirinya. Kemudian mengumpulkan bukti dan saksi bahwa ia mengalami bullying, serta berani melaporkan kejadian bullying yang dialami kepada orangtua dan guru. Berdasarkan hasil lembar tugas 8 juga diketahui bahwa ia sudah mampu menuliskan reward yang akan diterimanya jika ia mampu melaksanakan komitmennya, yaitu ia akan membeli jajan kesukaannya dan bermain. Berdasarkan hasil buku tugas rumah diketahui bahwa ia sudah mencoba mempraktikkan komitmen atau keterampilan yang ia peroleh selama terapi. Ia mengalami kejadian bullying seperti di ejek togol, kepalanya dipukul, dilempar kertas, didorong saat berjalan dan ditolak oleh teman-temannya. Secara umum pikiran yang terlintas saat itu ia menganggap dirinya lemahtidak berani melawan, tidak disukai oleh teman-temannya dan berpikir bahwa teman-temannya jahat. Akan tetapi ia mampu merubah pikirannya tersebut dengan pikiran yang lebih positif antara lain berpikir kalau ia bukan”togol”, ia tidak memberikan contekan karena ia ingin teman-temannya lebih giat belajar, meskipun ia tidak berani melawan pelaku bullying tetapi ia Universitas Sumatera Utara akan mencoba memberanikan diri untuk menyampaikan apa yang ia rasakan dan berpikir bahwa teman-temannya bukan menolaknya karena mereka tidak suka padanya, tetapi karena memang anggota kelompok mereka sudah cukup sehingga ia tidak bisa bergabung dengan teman-temannya. Dengan merubah pikirannya menjadi lebih positif, ia merasa lebih tenang, tidak merasa sedih lagi, sudah mulai berani mengungkapkan apa yang ia rasakan dan tetap mau berteman dengan pelaku bullying. Berdasarkan hasil wawancara dengan subjek E pada tahap tindak lanjut dua minggu setelah pemberian terapi diketahui bahwa ia masih mengalami kejadian bullying. Hampir setiap hari ia masih diejek dengan sebutan togol. Akan tetapi tiap kali teman-teman mengejeknya ia langsung melakukan positive self talk pada dirinya bahwa ia bukan togol, tetai ia tidak mau memberikan contekan pada teman-temannya agar teman-temannya mau berusaha sendiri untuk mengerjakan tugasnya. Dengan positive self talk yang ia lakukan ia merasa biasa saja dengan ejekan tersebut. Ia tidak melawan dan hanya diam saja. Meskipun demikian menurutnya terkadang diam merupakan cara yang efektif untuk mengatasi ejekan tersebut karena saat ia hanya diam, tidak lama kemudian biasanya teman-temannya tidak mengejaknya lagi. Akan tetapi terkadang ia juga mengatakan pada teman-temannya agar teman-temannya tidak mengejeknya lagi. Subjek E merasa dirinya cukup berharga bagi teman-temannya meskipun ia sering diejek oleh teman-temannya. Ia merasa berharga Universitas Sumatera Utara karena menurutnya dan kata teman-temannya bahwa ia adalah anak yang baik. Selain itu juga karena teman-teman juga mau berteman dengan dirinya dan mengajaknya beramai-ramai ke rumah temannya. Hal ini juga membuatnya merasa diterima dan dikutsertakan oleh teman-temannya. Teman-temannya juga mau mendengarkan dan menerima pendapatnya. Subjek E merasa cukup mampu menangani kejadian bullying yang ia alami karena menurutnya ia sudah mulai berani mempertahankan dirinya saat diejek, misalnya dengan meminta agar teman-temannya tidak mengejeknya lagi. Ia juga mampu menjalin interaksi dengan teman-teman sekelasnya. Akan tetapi ia merasa masih canggung untuk memulai pecakapan dengan teman yang belum ia kenal dan teman yang berasal dari kelas lain. Berdasarkan hasil analisis individual dapat dilihat bahwa self esteem subjek E meningkat. Self esteem subjek E tergolong rendah sebelum terapi, namun setelah diberikan terapi meningkat menjadi sedang. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa REBT dapat membantu meningkatkan self esteem subjek E.

E. Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pembahasan data kelompok, data individual serta kelebihan dan kelemahan penelitian. Universitas Sumatera Utara

1. Pembahasan data kelompok

Dokumen yang terkait

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 12

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 2

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 10

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 29

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN KORBAN BULLYING PADA SISWA SMA

2 5 10

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 8

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian bullying - Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 75

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 0 20

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 0 19