37, 45, 50, 57, 64, 73, 74, 87, 88 10, 1 20, 30, 35 38, 43, 51, 58, 66, 72, 78, 85, 86 42, 48, 55, 60, 61 Tahap pelaksanaan penelitian Prosedur Penelitian

tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik koefisien alpha untuk menguji reliabilitas alat ukur dihitung dengan bantuan program SPSS versi 17.0. for Windows.

d. Hasill uji coba Skala Self Esteem

Uji coba dilaksanakan pada tanggal 17 April 2013 di SMP Yayasan Pendidikan Singosari. Peneliti menyebarkan 161 skala dan seluruhnya dapat dianalisis. Hasil uji coba alat ukur ini diolah melalui tiga kali pengujian agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur dan indeks daya beda aitem di atas 0,30. Reliabilitas alat ukur yang diujicobakan adalah sebesar 0,938. Sedangkan indeks aitem yang memiliki daya beda tinggi di atas 0,30 bergerak dari 0,321 sampai dengan 0,700 N=50. Tabel 4 menunjukkan blue print skala self esteem setelah dilakukan uji coba. Tabel 4. Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba No. Aspek Self Esteem Aitem Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1 Perasaan Berharga 1 , 9, 15, 22, 25,

34, 37, 45, 50, 57, 64, 73, 74, 87, 88

6, 10, 16, 20, 30, 35 , 41, 47, 53, 56, 63 , 71, 79, 80, 84 30 2 Perasaan Mampu 2 , 8, 13, 21, 28,

31, 38, 43, 51, 58, 66, 72, 78, 85, 86

4 , 11, 17, 24, 27,

36, 42, 48, 55, 60, 61

, 67, 70, 81,82 30 3 Perasaan Diterima 3 , 7, 14, 19, 26, 32 , 40, 44, 52, 59, 65, 75, 76, 89, 90 5 , 12, 18, 23, 29,

33, 39, 46, 49, 54, 62

, 68, 69, 77, 83 30 Jumlah 45 45 90 Keterangan : Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya diskriminasi 0,30 Universitas Sumatera Utara Setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur, peneliti melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian yang sebenarnya sebagaimana tertera pada Tabel 5. Tabel 5. Blue Print Penomoran Aitem Yang Baru Skala Self Esteem No. Aspek Self Esteem Aitem Favorable Aitem Unfavorable Jumlah 1 Perasaan Berharga 3, 11, 17, 21, 25, 34, 37, 42, 46,49, 6, 9, 13, 19, 26 15 2 Perasaan Mampu 2, 10, 15, 22, 28, 31, 33, 39, 43, 48, 5, 12, 18, 24, 30, 35, 40, 44 18 3 Perasaan Diterima 4, 8, 14, 20, 27, 32, 36, 38, 41, 45, 47, 50 1, 7, 16, 23, 29 17 Jumlah 32 18 50

e. Penyusunan norma kategorisasi Skala Self Esteem

Penyusunan norma dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menginterpretasi skor self esteem yang diperoleh subjek penelitian sehingga peneliti dapat mengkategorisasikan self esteem subjek penelitian ke dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Secara umum self esteem dibedakan dalam tiga tingkat yaitu self esteem tinggi, sedang dan rendah Mruk, 2006. Setiap tingkat memiliki karakteristik tertentu yang dapat ditampilkan oleh individu. Penyusunan norma dilakukan berdasarkan skor hipotetik. Hal ini dilakukan agar generalisasi skor self esteem subjek dilakukan berdasarkan pada keseluruhan populasi subjek yang mempunyai kriteria yang sama dengan subjek penelitian, bukan hanya berdasarkan kelompok subjek yang mengisi skala. Adapun tahap yang dilakukan peneliti untuk menyusun norma adalah sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 Menentukan skor minimal, maksimal, mean dan SD hipotetik, yaitu: Tabel 6. Skor Hipotetik Variabel Self Esteem Variabel Hipotetik Min Maks Mean SD Self Esteem 50 200 125 25 2 Membuat norma untuk menentukan tingkat self esteem subjek penelitian, yaitu: Tabel 7. Norma Kategorisasi Self Esteem Rumus Rentang Nilai Kategori X Mean – SD X 100 Rendah Mean – SD ≤ X Mean + SD 100 ≤ X 150 Sedang Mean + SD ≤ X 150 ≤ X Tinggi Dalam penelitian ini, subjek yang dikategorisasikan memiliki self esteem rendah akan menjadi subjek penelitian.

f. Penyusunan modul rational emotive behavior therapy

Adapun tujuan modul REBT dalam penelitian ini adalah mengajarkan dan melatih subjek untuk mengubah dan mengganti pikiran irasional dan negatifnya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa rendahnya self esteem terjadi karena adanya pikiran-pikiran yang irasional dan negatif pada rasa keberhargaan, rasa mampu dan rasa diterima dalam diri individu. Modul REBT disusun oleh peneliti dengan menggabungkan konsep Dryden dan Neenan 2004 tentang langkah-langkah dan proses pelaksanaan REBT serta konsep tentang kegiatan yang disarankan untuk diaplikasikan dalam setting REBT kelompok pada Universitas Sumatera Utara remaja dari Doyle dalam Ellis Bernard, 2006. Berdasarkan langkah-langkah, proses dan kegiatan yang disarankan, maka modul REBT ini dirancang menggunakan tiga buah teknik yang dianggap sesuai dengan keadaan subjek, yaitu teknik kognitif, afektif dan behavioristik. Teknik kognitif yang digunakan dalam modul ini yaitu dengan home work assigment atau pemberian tugas rumah. Dengan tugas rumah, subjek diharapkan dapat berlatih mengubah atau menghilangkan pikirannya yang negatif atau tidak rasional dengan mengaplikasikan konsep ABC, menentang pikiran negatif tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang D, dan menggantinya menjadi pikiran dan pernyataan yang positif atau rasional, serta melakukan positive self talk sehingga menghasilkan respon perasaan maupun perilaku yang lebih positif. Modul ini juga menggunakan teknik afektif yaitu melalui kegiatan bermain peran. Kegiatan bermain peran ini digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan perasaan-perasaan yang negatif melalui suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga subjek dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui peran tertentu. Dalam kegiatan bermain peran ini, subjek juga akan saling memberikan solusi untuk mengatasi kejadian bullying yang mereka alami dan belajar menerapkan konsep ABCDE untuk menghilangkan pikiran negatif. Selain itu, modul ini juga menggunakan teknik behavioristik yang diwujudkan melalui Universitas Sumatera Utara pemberian reward atas perilaku yang diinginkan dan pemberian punishment atas perilaku yang tidak diinginkan. REBT dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan rincian terdiri dari 4 sesi dan seluruh sesi membutuhkan waktu sebanyak 10 jam 35 menit. Metode yang digunakan dalam terapi ini adalah ceramah, diskusi, permainan, penugasan, dan bermain peran. Materi dan prosedur masing-masing sesi berbeda-beda, tergantung tujuannya. Secara garis besar, susunan sesi dan materi modul REBT dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini dan secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran modul. Tabel 8. Materi Modul REBT Pertemuan I Sesi ke-1 Perkenalan Tujuan: : Mengenalkan dan mengakrabkan sesama peserta dan antara peserta dengan terapis. Metode : Permainan “Lempar Bola” Waktu : 15 menit Bahan : Bola Prosedur : 1 Terapis memandu peserta untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan kepada peserta apa saja yang perlu diperkenalkan dengan kesepakatan bersama 2 Peserta dan terapis diminta membuat lingkaran besar. 3 Terapis berdiri di tengah lingkaran dengan memegang bola dan menjelaskan cara permainan. 4 Terapis memperkenalkan diri, peserta yang mendapatkan lemparan bola dari terapis, menerima bola dan langsung memperkenalkan dirinya. Kemudian melemparkan bola kepada peserta lain sambil mengatakan “Saya serahkan bola ini kepada Anda ”. Begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran untuk memperkenalkan diri. 5 Terapis bertanya kepada peserta mengenai Universitas Sumatera Utara perasaan mereka setelah melakukan aktivitas berkenalan sambil bermain. Tujuan terapi Tujuan: : 1 Menjelaskan tujuan terapi kepada peserta. 2 Membuat peserta lebih berkomitmen untuk mengikuti seluruh kegiatan terapi. Metode : Diskusi Waktu : 35 menit Bahan : Lembar harapan peserta, Slide jadwal pelaksanaan terapi Prosedur : 1 Terapis mengucapkan terima kasih atas kesediaan peserta dalam berpartisipasi. 2 Terapis menjelaskan kriteria peserta yang berhak mendapatkan terapi ini. 3 Terapis membagikan lembar harapan peserta kepada peserta. 4 Terapis menjelaskan cara pengerjaan lembar harapan peserta. 5 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 6 Peserta diminta untuk mengerjakan lembar harapan peserta. 7 Terapis meminta peserta secara bergantian mengemukakan tujuannya mengikuti terapi di depan peserta lain. 8 Peserta lainnya diminta untuk memberikan tanggapan mengenai tujuan yang disampaikan peserta. Begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat giliran untuk mengemukakan tujuannya mengikuti terapi. 9 Terapis merangkum tujuan dari setiap peserta yang memungkinkan untuk dicapai dalam terapi dan menyampaikan tujuan terapi. 10 Terapis menjelaskan terapi REBT yang akan membantu peserta dalam mewujudkan harapan atau tujuan peserta. 11 Terapis menjelaskan jadwal kegiatan terapi 12 Terapis menayangkan slide jadwal pelaksanaan sesikegiatan terapi. 13 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya Tata tertib dan yel-yel Tujuan: : 1 Menyepakati tata tertib yang harus dipatuhi oleh peserta selama terapi berlangsung agar terapi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan yang ditimbulkan peserta. 2 Menyepakati yel-yel sebagai energizer selama terapi berlangsung agar peserta dapat Universitas Sumatera Utara semangat dan berkonsentrasi kembali apabila konsentrasi mereka sudah mulai terpecah kurang fokus pada proses terapi. Metode : Diskusi Waktu : 10 menit Bahan : Draft tata tertib Prosedur : 1 Terapis menjelaskan pentingnya tata tertib agar pelaksanaan terapi berlangsung dengan baik. 2 Terapis memimpin memandu peserta menanggapi dan menyepakati draft tata tertib terapi. 3 Terapis memandu peserta untuk membuat kesepakatan mengenai hukuman yang akan diberikan kepada peserta yang tidak menjalankan tata tertib. 4 Setelah selesai, terapis mencatatat ulang tata tertib. Kemudian terapis dan perwakilan peserta menandatangani pernyataan tata tertib di karton dan lembar tata tertib ditempelkan di dinding ruang terapi. 5 Terapis memandu peserta untuk membuat yel- yel. Identifikasi kejadian A Tujuan: : 1 Mengidentifikasi kejadian bullying yang dialami peserta. 2 Membuat peserta menyadari bahwa kejadian bullying yang mereka hadapi serupa dengan peserta lainnya dan merasa tidak hanya mereka saja yang menjadi korban bullying. Metode : Diskusi dan tugas Waktu : 25 menit Bahan : Lembar tugas 1 Prosedur : 1 Terapis membagikan lembar tugas 1. 2 Peserta diminta untuk memejamkan mata sambil memikirkan kejadian bullying yang mereka alami. 3 Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas 1. 4 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 5 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas. 6 Seluruh lembar tugas 1 dikumpul dan dikocok. 7 Terapis membacakan salah satu hasil tugas dari peserta. 8 Terapis memandu diskusi agar peserta menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi serupa dengan peserta lainnya dan Universitas Sumatera Utara merasa tidak hanya mereka saja yang memiliki masalah tersebut 9 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. Ice breaking Tujuan : Mencairkan suasana dan membuat peserta bersemangat untuk mengikuti kegiatan berikutnya. Metode : Permainan “Tepuk anggota tubuh” Waktu : 5 menit Bahan : Coklat Prosedur : 1 Terapis menjelaskan aturan permainan pada peserta 2 Terapis memandu permainan tepuk anggota tubuh. 3 Terapis membagikan hadiah. Identifikasi pikiran B Tujuan: : Mengidentifikasi pikiran-pikiran B yang dimiliki peserta terhadap kejadian A yang mereka alami. Metode : Diskusi dan tugas Waktu : 20 menit Bahan : Lembar tugas 1 Prosedur : 1 Terapis membagikan lembar tugas 1 kembali kepada masing-masing peserta. 2 Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas kepada peserta. 3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 4 Peserta diminta mengerjakan tugas. Identifikasi respon perasaan dan perilaku C Tujuan: : Mengidentifikasi perasaan dan perilaku C peserta sebagai respon dari pikiran mereka. Metode : Diskusi, tugas dan permainan Waktu : 20 Menit Bahan : Lembar tugas 1 Prosedur : 1 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas kolom 3. 2 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya 3 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas. 4 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas kolom 4. 5 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 6 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas. 7 Apabila telah selesai, terapis memberikan Universitas Sumatera Utara energizer guna memberikan semangat kepada peserta untuk menerima materi dan kegiatan selanjutnya. Hubungan pikiran B dengan perasaan dan perilaku C serta dampak pikiran B terhadap perasaan dan perilaku C Tujuan: : 1 Menjelaskan hubungan antara pikiran dengan perasaan dan perilaku yakni pikiran menentukan bagaimana perasaan dan perilaku seseorang, bukan kejadian. 2 Menjelaskan dampak dari pikiran terhadap perasaan dan perilaku. Metode : Diskusi Waktu : 60 Menit Bahan : Lembar tugas 1 Prosedur : 1 Terapis meminta lembar tugas 1 dikumpulkan dan diacak. 2 Terapis memilih salah satu tugas dari peserta dan memandu diskusi untuk menunjukkan kepada peserta adanya hubungan antara pikirankeyakinan, perasaan dan perilaku. 3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 4 Terapis memandu diskusi untuk menunjukkan kepada peserta dampak dari pikiran terhadap perasaan dan perilaku. 5 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 6 Terapis meminta peserta untuk menyimpulkan maksud dari kegiatan tersebut. 7 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 8 Peneliti memandu peserta untuk melakukan refleksi terhadap pengalaman peserta dan memastikan peserta mendapatkan insight bahwa masalah bullying yang membuat mereka menjadi sedih selama ini disebabkan karena adanya mekanisme antara pikiran, perasaan dan perilaku 9 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 10 Terapis menutup pertemuan pertama. Pertemuan kedua Sesi ke-2 Psikoedukasi mengenai self esteem Tujuan: : 1 Menjelaskan definisi self esteem. 2 Menjelaskan aspek-aspek self esteem. 3 Menjelaskan ciri-ciri orang dengan self esteem tinggi dan rendah. Universitas Sumatera Utara 4 Mengkategorisasikan pikiran dan perasaan subjek berdasarkan kategori aspek-aspek self esteem. Metode : Permainan “Pijat”, ceramah, tugas dan diskusi Waktu : 60 menit Bahan : Lembar materi self esteem, laptop, slide materi self esteem, lembar tugas 1, lembar tugas 2 Prosedur : 1 Terapis meminta peserta untuk melakukan review mengenai kegiatan yang telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya. 2 Terapis menayangkan slide show yang berisi pengertian dari self esteem, aspek-aspek self esteem, dan ciri-ciri self esteem tinggi dan rendah. 3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 4 Terapis membagikan lembar tugas 1 dan 2. 5 Terapi menjelaskan cara pengerjaan lembar tugas 2. 6 Peserta mengerjakan lembar tugas 2. 7 Terapis memandu peserta berdiskusi mengenai kaitan pikiran, perasaan dan perilaku mereka dengan materi self esteem. 8 Terapis memandu peserta untuk memperoleh insight tentang kondisi self esteem peserta. 9 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 10 Terapis meminta peserta untuk menyimpulkan kegiatan. 11 Terapis menanyakan bagaimana tanggapan peserta mengenai self esteem mereka dan mencoba memotivasi peserta agar meningkatkan self esteem mereka. 12 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. Ice breaking Tujuan : Mencairkan suasana dan membangkitkan semangat Metode : Permainan “Angin bertiup” Waktu : 10 menit Bahan : - Prosedur : 1 Pelatih berdiri dan meminta peserta berdiri membentuk lingkaran. 2 Peserta menjelaskan aturan main. 3 Terapis meminta peserta untuk mengemukakan perasaannya setelah bermain angin bertiup. Menghilangkan pikiran negatif Universitas Sumatera Utara Tujuan: : 1 Menjelaskan bahwa pikiran yang peserta miliki selama ini mengenai dirinya merupakan opini dan dapat dirubah. 2 Mengidentifikasi pernyataan yang merupakan opini dan fakta. 3 Menjelaskan cara merubah pikiran negatif menjadi positif dengan menentang pikiran negatif dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang. 4 Menjelaskan cara merubah pikiran negatif menjadi positif dengan mengubah pikiran negatif menjadi pernyataan-pernyataan yang positif dan melakukan positive talk. Metode : Diskusi dan tugas Waktu : 95 Menit Bahan : Lembar tugas 1, 3, 4, 5, 6 Prosedur : 1 Terapis membagikan lembar tugas 3 kepada peserta. 2 Terapis menjelaskan cara pengerjaan lembar tugas 3. 3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 4 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas 3. 5 Peserta diminta untuk mengumpulkan hasil tugas 3 mereka. 6 Terapis memilih salah satu hasil tugas dari peserta dan meminta seluruh anggota kelompok mempertanyakan pikiran tersebut setelah terapis membacakan hasilnya. 7 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 8 Terapis membacakan pikiran negatif dan memandu peserta untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang menantang pikiran negatif. 9 Terapis menyimpulkan kegiatan. 10 Terapis menjelaskan perbedaan antara fakta dan opini. 11 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 12 Terapis membagikan lembar tugas 4 kepada peserta. 13 Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas 4 kepada peserta. 14 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 15 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas 4. 16 Terapis memandu peserta untuk membahas Universitas Sumatera Utara jawaban lembar tugas 4. 17 Terapis membagikan lembar tugas 4 kepada peserta. 18 Terapis menjelaskan contoh dan cara pengerjaan tugas 4. 19 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 20 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas 5. 21 Terapis memandu peserta untuk menyimpulkan kegiatan. 22 Terapis membagikan lembar tugas 6 kepada peserta. 23 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas 6. 24 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya 25 Peserta diminta untuk mengerjakan lembar tugas 6. 26 Terapis memberikan tugas rumah terkait dengan tugas 6. 27 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 28 Terapis menyimpulkan kegiatan lembar tugas 6 dan menutup pertemuan kedua Pertemuan ketiga Sesi ke-3 Mengekspresikan perasaan dan menumbuhkan komitmen untuk berubah Tujuan: : 1 Mengekspresikan perasaan peserta saat menghadapi kejadian bullying. 2 Mendapatkan solusi untuk mengatasi kejadian tersebut dari feedback yang diberikan selama diskusi berlangsung 3 Membuat komitmen peserta untuk melaksanakan solusi yang sudah didiskusikan. Metode : Bermain peran, tugas dan diskusi Waktu : 90 menit Bahan : Lembar tugas 7 Prosedur : 1 Sebelum memulai kegiatan bermain peran, terapis mengajak peserta untuk melakukan review kegiatan yang dilakukan pada hari sebelumnya. 2 Salah satu peserta dipilih secara acak, kemudian diminta untuk mengemukakan kejadian bullying tersebut. 3 Terapis menyampaikan aturan permainan. 4 Peserta diminta untuk bermain peran. 5 Terapis memandu peserta untuk memberikan tanggapan dari proses role play. Universitas Sumatera Utara 6 Terapis membagikan lembar tugas 7 kepada peserta. 7 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas 7. 8 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 9 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas Pemberian tugas rumah Tujuan: : 1 Mempraktikkanmenerapkan keterampilan yang didapat selama terapi dan melatih peserta untuk merubah pikiran negatifnya. 2 Menjelaskan cara mengerjakan tugas rumah. 3 Membuat hadiahreinforcement yang akan diterima peserta jika mereka berhasil menyelesaikan tugas rumah. Metode : Ceramah, diskusi, tugas Waktu : 45 Menit Bahan : Buku tugas rumah, lembar tugas 8 Prosedur : 1 Terapis memberikan energizer. 2 Terapis membagikan buku tugas rumah kepada peserta. 3 Terapis menjelaskan cara pengisian buku tugas rumah. 4 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 5 Terapis meminta peserta untuk membuat daftar reinforcement untuk dirinya apabila berhasil merubah pikiran, perasaan dan perilakunya yang negatif. 6 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya. 7 Terapis membagikan lembar tugas 8. 8 Peserta diminta mengerjakan lembar tugas 8. 9 Terapis mengumumkan bahwa peserta yang dapat mengaplikasikan atau menyelesaikan tugas rumahnya akan mendapatkan hadiah, sedangkan bagi yang tidak dapat mengaplikasikan akan mendapatkan hukuman dipertemuan berikutnya. 10 Terapis menutup pertemuan ketiga dan mengumumkan jadwal pertemuan berikutnya untuk mengumpulkan tugas. 11 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya Pertemuan keempat Sesi ke-4 Membahas tugas rumah Tujuan: : 1 Mengetahui keaktifan peserta dalam mengerjakan tugas rumah yang diberikan Universitas Sumatera Utara yaitu mampu mengganti pikiran negatifnya menjadi positif, sehingga perasaan dan perilakunya menjadi lebih positif. 2 Mengetahui keaktifan peserta dalam melakukan positive self talk. 3 Mengetahui kendala yang dihadapi peserta dalam melaksanakan tugas rumah dan memberikan alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut serta memotivasi peserta untuk tetap mempraktikkan keterampilan yang diperoleh dalam terapi. Metode : Ceramah dan diskusi Waktu : 100 menit Bahan : Buku tugas rumah, slide kisah wortel, telur dan kopi Prosedur : 1 Terapis menanyakan kendala yang dihadapi peserta. 2 Terapis mencoba mendiskusikan hasil lembar tugas peserta. Terapis juga mengidentifikasi dan memperbaiki kekeliruan yang dibuat peserta saat mengerjakan tugas. Begitu seterusnya hingga masing-masing peserta mendapatkan feedback atas hasil usahanya. 3 Terapis memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya mengenai hal yang masih belum dipahami. Terapis menjelaskan pertanyaan peserta. 4 Terapis mengumpulkan buku tugas rumah peserta. 5 Terapis memberikan hadiah kepada peserta yang mengerjakan tugas rumah dengan benar dan memiliki pengalaman lebih dari 3. 6 Terapis memotivasi peserta untuk tetap melakukan tugas rumah. 7 Terapis menayangkan slide wortel, telur, kopi untuk memotivasi peserta agar menjadi lebih bersemangat dalam menghadapi kesukaran dan tantangan dalam kehidupannya yang tidak selalu sesuai dengan apa yang mereka harapkan. Post test Tujuan: : Mengukur efektivitas terapi Metode : Mengisi Skala Self Esteem Waktu : 30 menit Bahan : Skala Self Esteem Prosedur : 1 Terapis membagikan Skala Self Esteem pada peserta. 2 Terapis menjelaskan cara pengisian skala pada Universitas Sumatera Utara peserta. 3 Peserta mengisi skala. 4 Terapis mengumpulkan skala. Penutupan Tujuan: : Menutup proses terapi Metode : 15 menit Waktu : Ceramah dan diskusi Bahan : Souvenir Prosedur : 1 Terapis mengucapkan terima kasih kepada peserta. 2 Terapis merangkum seluruh proses terapi dan memotivasi peserta untuk melanjutkan keterampilan yang telah dilakukan. 3 Terapis meminta tanggapan peserta tentang proses terapi yang telah berlangsung. 4 Terapis membagikan souvenir. 5 Terapis menutup terapi.

g. Uji coba dan evaluasi modul rational emotive behavior therapy

Uji coba modul dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Mei 2013. Uji coba modul dilakukan untuk mendapat gambaran mengenai waktu yang akan dibutuhkan untuk setiap sesinya dan untuk mengetahui apakah kira-kira subjek penelitian akan memahami materi dan instruksi yang disampaikan. Uji coba hanya bersifat kualitatif, artinya tidak diberikan dengan kondisi yang sama persis dengan eksperimen dan hanya dilakukan pada dua remaja awal. Selain uji coba, peneliti juga melakukan evaluasi modul. Evaluasi modul ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, peneliti menggunakan professional judgement, dalam hal ini peneliti meminta pendapat dosen pembimbing tesis peneliti. Kedua, evaluasi modul berasal dari subjek uji coba modul. Berdasarkan evaluasi tersebut, ada beberapa hal yang diperbaiki untuk menyempurnakan modul, yaitu: 1 Penyempurnaan kalimat instruksi agar lebih mudah dipahami. Universitas Sumatera Utara 2 Dari segi durasi pelaksanaan setiap sesi terapi juga ada beberapa sesi yang perlu ditambah durasinya, yaitu: a Pada sesi 12, awalnya dilakukan selama 65 menit, ditambah 25 menit. Jadi durasinya menjadi 90 menit. b Pada sesi 14, awalnya dilakukan selama 75 menit, ditambah 25 menit. Jadi durasinya menjadi 100 menit. 3 Kata- kata “pikiran irasional” diganti dengan “pikiran negatif” dan “pikiran rasional” diganti jadi “pikiran positif” 4 Kata- kata “peristiwa” diganti menjadi “kejadian” 5 Pada buku tugas rumah, kolom “P eristiwa yang membuat diri merasa tidak diterima, merasa kurang mampu dan kurang berharga . Dimana? Kapan? Apa yang Terjadi? ” diganti menjadi “ Kejadian bullying yang membuat diri merasa kurang diterima, kurang mampu dan kurang berharga. Dimana? Kapan? Apa yang Terjadi? ”

h. Seleksi subjek penelitian

Peneliti melakukan seleksi terhadap subjek penelitian dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Subjek penelitian yang diambil adalah subjek yang memiliki self esteem dengan kategori rendah Skor 100, merupakan korban bullying dan memiliki skor IQ minimal rata-rata Skor minimal 90, berdasarkan skala CFIT. Berdasarkan skor total Skala Bullying, dari 115 siswa yang mengisi Skala Bullying, terdapat 61 siswa yang memenuhi kriteria sebagai Universitas Sumatera Utara korban bullying, dan 54 siswa tidak terindikasi sebagai korban bullying. Oleh sebab itu hanya 61 siswa yang merupakan korban bullying yang diperiksa skor self esteem-nya. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 61 siswa korban bullying, 19 siswa tergolong memiliki self esteem yang tinggi, 30 siswa tergolong memiliki self esteem yang sedang dan 12 orang memiliki self esteem yang rendah. Subjek yang terindikasi sebagai korban bullying dan tergolong memiliki self esteem yang rendah selanjutnya diberikan tes inteligensi. Dari 12 siswa, 1 siswa tidak memenuhi kriteria subjek penelitian karena memiliki skor IQ yang tergolong di bawah rata-rata. Oleh sebab itu hanya 11 siswa yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. 10 siswa bersedia menjadi subjek penelitian, sedangkan 1 siswa tidak bersedia, sehingga subjek penelitian berjumlah 10 orang siswa. Hasil seleksi penelitian secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini. Tabel 9. Hasil Seleksi Subjek Penelitian Berdasarkan Skor Skala Skala Bullying Jumlah siswa Skala Self Esteem Jumlah siswa Skor IQ Jumlah siswa Subjek Penelitian Korban 61 Rendah 12 X ≥ 90 11 -1 10 siswa X 90 1 Sedang 30 Tinggi 19 Bukan Korban 54 Keterangan: Kolom yang diarsir adalah kriteria subjek penelitian Universitas Sumatera Utara Sepuluh orang siswa yang sudah bersedia menjadi subjek penelitian selanjutnya dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian subjek penelitian ke dalam dua kelompok dilakukan dengan menggunakan teknik random assignment yaitu setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk masuk dalam tiap kelompok. Randomisasi dilakukan agar pada suatu kelompok tidak terdiri dari subjek-subjek yang memiliki variabel pengganggu extraneous variable yang tidak terkontrol, tidak mempengaruhi atau hanya sedikit pengaruhnya pada variabel tergantung Myers Hansen, 2006. Oleh sebab itu random assignment dilakukan juga untuk mengontrol extraneous variable agar dapat meningkatkan validitas internal penelitian. Randomisasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara pengundian atau yang biasanya disebut dengan sistem lotre Mitchell Jolley, 2004.

i. Penyusunan rancangan eksperimen

Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang merupakan kelompok waiting list. Yang dimaksud dengan waiting list adalah kelompok kontrol baru mendapatkan perlakuan setelah eksperimen selesai. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah pretest-post test control group design. Dalam rancangan ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, satu kelompok eksperimen dan yang lain sebagai kelompok kontrol. Dalam eksperimen ini, self Universitas Sumatera Utara esteem subjek dari masing-masing kelompok akan diukur sebelum eksperimen, sesaat setelah eksperimen, dan dua minggu setelah eksperimen. Adapun format rancangan eksperimennya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Gambar 2. Rancangan eksperimen KE R O1 X O2 O3 KE R O1 -X O2 O3 Keterangan : KE : Kelompok Eksperimen KK : Kelompok Kontrol R : Random O1 : Pretest X : Perlakuan berupa terapi REBT - X : Tanpa Perlakuan O2 : Post test O3 : Follow up

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Penyebaran Skala Bullying dan Skala Self Esteem dilakukan pada tanggal 26 April 2013 dan 27 April 2013. Bagi siswa yang terindikasi menjadi korban bullying 61 orang, lalu dilakukan pemeriksaan pada Skala Self Esteem guna mengukur tingkat self esteem siswa tersebut. Hasilnya menunjukkan hanya dua belas orang siswa yang memiliki self esteem yang rendah dan merupakan korban bullying. Hasil pengisian Skala Self Esteem tersebut sekaligus dijadikan sebagai pretest. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai tujuan penelitian, bentuk kegiatan, dan rencana jadwal penelitian kepada kedua belas subjek serta memberikan surat persetujuan menjadi subjek penelitian informed consent yang harus ditandatangani oleh orangtua atau wali dari masing-masing subjek. Universitas Sumatera Utara Hanya sebelas orang subjek yang menyatakan bersedia menjadi subjek penelitian. Satu orang tidak bersedia menjadi subjek penelitian karena tidak diberikan izin oleh orangtuanya. Sebelas orang siswa yang bersedia menjadi subjek penelitian kemudian diberikan tes inteligensi guna melihat kapasitas inteligensi mereka. Syarat agar dapat menjadi subjek penelitian adalah jika subjek memiliki kapasitas inteligensi minimal rata-rata. Dari pemeriksaan inteligensi diketahui bahwa sepuluh orang memiliki inteligensi yang tergolong rata-rata, sedangkan satu orang tergolong dibawah rata-rata. Peneliti menjelaskan kepada siswa yang memiliki inteligensi dibawah rata-rata bahwa ia kurang sesuai dengan kriteria penelitian sehingga tidak dapat mengikuti proses terapi. Guna memudahkan pelaksanaan, kegiatan terapi dilakukan di sekolah sebelum jam pelajaran sekolah dimulai. Subjek masuk sekolah pada pukul 13.00 WIB. Proses pelaksanaan terapi berlangsung selama 4 pertemuan. Oleh sebab itu pertemuan terapi pertama hingga ketiga dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB 14-16 Mei 2013. Post test dilakukan pada pertemuan keempat yaitu pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2013 setelah terapi selesai dilaksanakan. Secara lengkap jadwal pertemuan terapi untuk kelompok eksperimen dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Jadwal Pertemuan Terapi REBT Jumat, 26 April 2013 dan Sabtu, 27 April 2013 Sesi Durasi Topik H-1 30 menit Pretest Pertemuan Pertama Selasa, 14 Mei 2013 1 15 menit Perkenalan 2 35 menit Tujuan terapi 3 10 menit Tata tertib dan yel-yel 4 25 menit Identifikasi kejadian yang bermasalah A Universitas Sumatera Utara 5 5 menit Ice breaking 6 20 menit Identifikasi pikirankeyakinan B 7 20 menit Identifikasi respon perasaan dan perilaku C 8 60 menit Hubungan B dengan C serta dampak B terhadap C Pertemuan Kedua Rabu, 15 Mei 2013 9 60 menit Psikoedukasi mengenai self esteem 10 10 menit Ice breaking 11 95 menit Menghilangkan pikirankeyakinan irasional Pertemuan Ketiga Kamis, 16 Mei 2013 12 90 menit Mengekspresikan perasaan dan komitmen untuk berubah 13 45 menit Pemberian tugas rumah Pertemuan Keempat Rabu, 23 Mei 2013 14 100 menit Membahas tugas rumah 15 30 menit Post test 16 15 menit Penutupan

F. Metode Analisa Data

Penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan adalah nilai Skala Self Esteem pada saat pretest, post test dan follow up dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data kualitatif diperoleh dari hasil yang ditunjukkan oleh subjek dalam setiap pengerjaan tugas dan buku tugas rumah subjek selama terapi berlangsung serta dari wawancara pada tahap tindak lanjut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika non parametrik Wilcoxon dan Mann-Whitney Field, 2005 dengan bantuan Program SPSS for Windows versi 17.0. Analisis data dengan menggunakan teknik Wilcoxon digunakan untuk menguji beda skor dari dua sampel yang berpasangan related sample yaitu untuk melihat apakah ada perbedaan self esteem antara pretest dengan post test dan antara post test dengan follow up. Analisis data dengan teknik Mann-Whitney digunakan untuk menguji perbedaan skor antara dua sampel yang independent unrelated Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 12

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 2

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 10

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy Untuk Meningkatkan Harga Diri Pada Anak Enuresis (Effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy To Improve Self-Esteem In Enuresis Children)

0 0 29

RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENURUNKAN KECEMASAN KORBAN BULLYING PADA SISWA SMA

2 5 10

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 8

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 7

BAB II LANDASAN TEORI A. Bullying 1. Pengertian bullying - Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 1 75

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 0 20

Efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy untuk Meningkatkan Self Esteem pada Siswa SMP Korban Bullying

0 0 19