tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin mendekati
angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik
koefisien alpha untuk menguji reliabilitas alat ukur dihitung
dengan bantuan program SPSS versi 17.0. for Windows.
d. Hasill uji coba Skala Self Esteem
Uji coba dilaksanakan pada tanggal 17 April 2013 di SMP Yayasan Pendidikan Singosari. Peneliti menyebarkan 161 skala dan seluruhnya
dapat dianalisis. Hasil uji coba alat ukur ini diolah melalui tiga kali pengujian agar memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur
dan indeks daya beda aitem di atas 0,30. Reliabilitas alat ukur yang
diujicobakan adalah sebesar 0,938. Sedangkan indeks aitem yang memiliki daya beda tinggi di atas 0,30 bergerak dari 0,321 sampai
dengan 0,700 N=50. Tabel 4 menunjukkan blue print skala self esteem setelah dilakukan uji coba.
Tabel 4. Blue Print Skala Self Esteem Setelah Uji Coba
No. Aspek Self
Esteem Aitem
Favorable Aitem Unfavorable Jumlah
1 Perasaan
Berharga
1 , 9, 15, 22, 25,
34, 37, 45, 50, 57, 64, 73, 74, 87, 88
6, 10, 16, 20, 30, 35
, 41, 47, 53, 56, 63
, 71, 79, 80, 84
30
2 Perasaan
Mampu
2 , 8, 13, 21, 28,
31, 38, 43, 51, 58, 66, 72, 78, 85, 86
4 , 11, 17, 24, 27,
36, 42, 48, 55, 60, 61
, 67, 70, 81,82
30
3 Perasaan
Diterima 3
, 7, 14, 19, 26, 32
, 40, 44, 52, 59, 65, 75, 76, 89, 90
5 , 12, 18, 23, 29,
33, 39, 46, 49, 54, 62
, 68, 69, 77, 83
30
Jumlah 45
45 90
Keterangan : Nomor yang ditebalkan berarti memiliki daya diskriminasi 0,30
Universitas Sumatera Utara
Setelah memperoleh reliabilitas yang memenuhi standar ukur, peneliti melakukan penomoran aitem yang baru untuk skala penelitian
yang sebenarnya sebagaimana tertera pada Tabel 5. Tabel 5.
Blue Print Penomoran Aitem Yang Baru Skala Self Esteem No. Aspek
Self Esteem
Aitem Favorable Aitem Unfavorable Jumlah
1 Perasaan
Berharga 3, 11, 17, 21, 25,
34, 37, 42, 46,49, 6, 9, 13, 19, 26
15
2 Perasaan
Mampu 2, 10, 15, 22, 28,
31, 33, 39, 43, 48, 5, 12, 18, 24, 30,
35, 40, 44
18
3 Perasaan
Diterima 4, 8, 14, 20, 27,
32, 36, 38, 41, 45, 47, 50
1, 7, 16, 23, 29 17
Jumlah 32
18 50
e. Penyusunan norma kategorisasi Skala Self Esteem
Penyusunan norma dimaksudkan untuk mempermudah peneliti dalam menginterpretasi skor self esteem yang diperoleh subjek
penelitian sehingga peneliti dapat mengkategorisasikan self esteem subjek penelitian ke dalam tiga kategori yaitu rendah, sedang dan
tinggi. Secara umum self esteem dibedakan dalam tiga tingkat yaitu self esteem tinggi, sedang dan rendah Mruk, 2006. Setiap tingkat
memiliki karakteristik tertentu yang dapat ditampilkan oleh individu. Penyusunan norma dilakukan berdasarkan skor hipotetik. Hal ini
dilakukan agar generalisasi skor self esteem subjek dilakukan berdasarkan pada keseluruhan populasi subjek yang mempunyai
kriteria yang sama dengan subjek penelitian, bukan hanya berdasarkan kelompok subjek yang mengisi skala. Adapun tahap yang dilakukan
peneliti untuk menyusun norma adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1 Menentukan skor minimal, maksimal, mean dan SD hipotetik, yaitu:
Tabel 6. Skor Hipotetik Variabel Self Esteem
Variabel Hipotetik
Min Maks
Mean SD
Self Esteem 50
200 125
25 2 Membuat norma untuk menentukan tingkat self esteem subjek
penelitian, yaitu:
Tabel 7. Norma Kategorisasi Self Esteem
Rumus Rentang Nilai
Kategori
X Mean – SD
X 100 Rendah
Mean – SD ≤ X Mean + SD 100 ≤ X 150 Sedang
Mean + SD ≤ X 150 ≤ X
Tinggi Dalam penelitian ini, subjek yang dikategorisasikan memiliki
self esteem rendah akan menjadi subjek penelitian.
f. Penyusunan modul rational emotive behavior therapy
Adapun tujuan modul REBT dalam penelitian ini adalah mengajarkan dan melatih subjek untuk mengubah dan mengganti
pikiran irasional dan negatifnya. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa rendahnya self esteem terjadi karena adanya pikiran-pikiran
yang irasional dan negatif pada rasa keberhargaan, rasa mampu dan rasa diterima dalam diri individu.
Modul REBT disusun oleh peneliti dengan menggabungkan konsep Dryden dan Neenan 2004 tentang langkah-langkah dan
proses pelaksanaan REBT serta konsep tentang kegiatan yang disarankan untuk diaplikasikan dalam setting REBT kelompok pada
Universitas Sumatera Utara
remaja dari Doyle dalam Ellis Bernard, 2006. Berdasarkan langkah-langkah, proses dan kegiatan yang disarankan, maka modul
REBT ini dirancang menggunakan tiga buah teknik yang dianggap sesuai dengan keadaan subjek, yaitu teknik kognitif, afektif dan
behavioristik. Teknik kognitif yang digunakan dalam modul ini yaitu dengan
home work assigment atau pemberian tugas rumah. Dengan tugas rumah,
subjek diharapkan
dapat berlatih
mengubah atau
menghilangkan pikirannya yang negatif atau tidak rasional dengan mengaplikasikan konsep ABC, menentang pikiran negatif tersebut
dengan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang
D, dan
menggantinya menjadi pikiran dan pernyataan yang positif atau rasional, serta melakukan positive self talk sehingga menghasilkan
respon perasaan maupun perilaku yang lebih positif. Modul ini juga menggunakan teknik afektif yaitu melalui kegiatan bermain peran.
Kegiatan bermain peran ini digunakan untuk mengekspresikan berbagai jenis perasaan yang menekan perasaan-perasaan yang
negatif melalui suasana yang dikondisikan sedemikian rupa sehingga subjek dapat secara bebas mengungkapkan dirinya sendiri melalui
peran tertentu. Dalam kegiatan bermain peran ini, subjek juga akan saling memberikan solusi untuk mengatasi kejadian bullying yang
mereka alami dan belajar menerapkan konsep ABCDE untuk menghilangkan pikiran negatif. Selain itu, modul ini juga
menggunakan teknik behavioristik yang diwujudkan melalui
Universitas Sumatera Utara
pemberian reward atas perilaku yang diinginkan dan pemberian punishment atas perilaku yang tidak diinginkan.
REBT dilakukan dalam 4 kali pertemuan dengan rincian terdiri dari 4 sesi dan seluruh sesi membutuhkan waktu sebanyak 10 jam 35
menit. Metode yang digunakan dalam terapi ini adalah ceramah, diskusi, permainan, penugasan, dan bermain peran. Materi dan
prosedur masing-masing sesi berbeda-beda, tergantung tujuannya. Secara garis besar, susunan sesi dan materi modul REBT dapat dilihat
pada Tabel 8 berikut ini dan secara lebih rinci dapat dilihat pada lampiran modul.
Tabel 8. Materi Modul REBT Pertemuan I
Sesi ke-1 Perkenalan
Tujuan: : Mengenalkan dan mengakrabkan sesama peserta
dan antara peserta dengan terapis.
Metode :
Permainan “Lempar Bola”
Waktu : 15 menit
Bahan : Bola
Prosedur : 1 Terapis
memandu peserta
untuk memperkenalkan diri dengan menanyakan
kepada peserta
apa saja
yang perlu
diperkenalkan dengan kesepakatan bersama 2 Peserta
dan terapis
diminta membuat
lingkaran besar. 3 Terapis berdiri di tengah lingkaran dengan
memegang bola dan
menjelaskan cara permainan.
4 Terapis memperkenalkan diri, peserta yang mendapatkan lemparan bola dari terapis,
menerima bola dan langsung memperkenalkan dirinya. Kemudian melemparkan bola kepada
peserta lain sambil mengatakan “Saya serahkan bola ini kepada Anda
”. Begitu seterusnya sampai semua peserta mendapat
giliran untuk memperkenalkan diri. 5 Terapis bertanya kepada peserta mengenai
Universitas Sumatera Utara
perasaan mereka setelah melakukan aktivitas berkenalan sambil bermain.
Tujuan terapi Tujuan:
: 1 Menjelaskan tujuan terapi kepada peserta.
2 Membuat peserta lebih berkomitmen untuk mengikuti seluruh kegiatan terapi.
Metode : Diskusi
Waktu : 35 menit
Bahan : Lembar
harapan peserta,
Slide jadwal
pelaksanaan terapi
Prosedur : 1 Terapis mengucapkan terima kasih atas
kesediaan peserta dalam berpartisipasi. 2 Terapis menjelaskan kriteria peserta yang
berhak mendapatkan terapi ini. 3 Terapis membagikan lembar harapan peserta
kepada peserta. 4 Terapis menjelaskan cara pengerjaan lembar
harapan peserta. 5 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 6 Peserta diminta untuk mengerjakan lembar
harapan peserta. 7 Terapis meminta peserta secara bergantian
mengemukakan tujuannya mengikuti terapi di depan peserta lain.
8 Peserta lainnya diminta untuk memberikan tanggapan mengenai tujuan yang disampaikan
peserta. Begitu seterusnya sampai semua peserta
mendapat giliran
untuk mengemukakan tujuannya mengikuti terapi.
9 Terapis merangkum tujuan dari setiap peserta yang memungkinkan untuk dicapai dalam
terapi dan menyampaikan tujuan terapi. 10 Terapis menjelaskan terapi REBT yang akan
membantu peserta
dalam mewujudkan
harapan atau tujuan peserta. 11 Terapis menjelaskan jadwal kegiatan terapi
12 Terapis menayangkan
slide jadwal
pelaksanaan sesikegiatan terapi. 13 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya Tata tertib dan yel-yel
Tujuan: : 1 Menyepakati tata tertib yang harus dipatuhi
oleh peserta selama terapi berlangsung agar terapi dapat berjalan dengan lancar tanpa ada
gangguan yang ditimbulkan peserta.
2 Menyepakati yel-yel sebagai energizer selama terapi
berlangsung agar
peserta dapat
Universitas Sumatera Utara
semangat dan berkonsentrasi kembali apabila konsentrasi mereka sudah mulai terpecah
kurang fokus pada proses terapi.
Metode : Diskusi
Waktu : 10 menit
Bahan : Draft tata tertib
Prosedur : 1 Terapis menjelaskan pentingnya tata tertib
agar pelaksanaan terapi berlangsung dengan baik.
2 Terapis memimpin
memandu peserta
menanggapi dan menyepakati draft tata tertib terapi.
3 Terapis memandu peserta untuk membuat kesepakatan mengenai hukuman yang akan
diberikan kepada
peserta yang
tidak menjalankan tata tertib.
4 Setelah selesai, terapis mencatatat ulang tata tertib. Kemudian terapis dan perwakilan
peserta menandatangani pernyataan tata tertib di karton dan lembar tata tertib ditempelkan di
dinding ruang terapi.
5 Terapis memandu peserta untuk membuat yel- yel.
Identifikasi kejadian A Tujuan:
: 1 Mengidentifikasi kejadian bullying yang
dialami peserta. 2 Membuat peserta menyadari bahwa kejadian
bullying yang mereka hadapi serupa dengan peserta lainnya dan merasa tidak hanya
mereka saja yang menjadi korban bullying.
Metode : Diskusi dan tugas
Waktu : 25 menit
Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1 Terapis membagikan lembar tugas 1.
2 Peserta diminta untuk memejamkan mata sambil memikirkan kejadian bullying yang
mereka alami. 3 Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas
1. 4 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 5 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas.
6 Seluruh lembar tugas 1 dikumpul dan dikocok. 7 Terapis membacakan salah satu hasil tugas
dari peserta. 8 Terapis memandu diskusi agar peserta
menyadari bahwa masalah yang mereka hadapi serupa dengan peserta lainnya dan
Universitas Sumatera Utara
merasa tidak hanya mereka saja yang memiliki masalah tersebut
9 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
Ice breaking Tujuan
: Mencairkan suasana dan membuat peserta
bersemangat untuk
mengikuti kegiatan
berikutnya.
Metode :
Permainan “Tepuk anggota tubuh”
Waktu : 5 menit
Bahan : Coklat
Prosedur : 1 Terapis menjelaskan aturan permainan pada
peserta 2 Terapis memandu permainan tepuk anggota
tubuh. 3 Terapis membagikan hadiah.
Identifikasi pikiran B Tujuan:
: Mengidentifikasi pikiran-pikiran
B yang
dimiliki peserta terhadap kejadian A yang mereka alami.
Metode : Diskusi dan tugas
Waktu : 20 menit
Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1 Terapis membagikan lembar tugas 1 kembali
kepada masing-masing peserta. 2 Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas
kepada peserta. 3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 4 Peserta diminta mengerjakan tugas.
Identifikasi respon perasaan dan perilaku C Tujuan:
: Mengidentifikasi perasaan dan perilaku C
peserta sebagai respon dari pikiran mereka.
Metode : Diskusi, tugas dan permainan
Waktu : 20 Menit
Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas
kolom 3. 2 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya 3 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas.
4 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas kolom 4.
5 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
6 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas. 7 Apabila telah selesai, terapis memberikan
Universitas Sumatera Utara
energizer guna memberikan semangat kepada peserta untuk menerima materi dan kegiatan
selanjutnya.
Hubungan pikiran B dengan perasaan dan perilaku C serta dampak pikiran B terhadap perasaan dan perilaku C
Tujuan: : 1 Menjelaskan hubungan antara pikiran dengan
perasaan dan
perilaku yakni
pikiran menentukan bagaimana perasaan dan perilaku
seseorang, bukan kejadian. 2 Menjelaskan dampak dari pikiran terhadap
perasaan dan perilaku.
Metode : Diskusi
Waktu : 60 Menit
Bahan : Lembar tugas 1
Prosedur : 1 Terapis meminta lembar tugas 1 dikumpulkan
dan diacak. 2 Terapis memilih salah satu tugas dari peserta
dan memandu diskusi untuk menunjukkan kepada peserta adanya hubungan antara
pikirankeyakinan, perasaan dan perilaku.
3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
4 Terapis memandu diskusi untuk menunjukkan kepada peserta dampak dari pikiran terhadap
perasaan dan perilaku. 5 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 6 Terapis meminta peserta untuk menyimpulkan
maksud dari kegiatan tersebut. 7 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 8 Peneliti memandu peserta untuk melakukan
refleksi terhadap pengalaman peserta dan memastikan peserta mendapatkan insight
bahwa masalah bullying yang membuat mereka menjadi sedih selama ini disebabkan
karena adanya mekanisme antara pikiran, perasaan dan perilaku
9 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
10 Terapis menutup pertemuan pertama.
Pertemuan kedua Sesi ke-2
Psikoedukasi mengenai self esteem
Tujuan: : 1 Menjelaskan definisi self esteem.
2 Menjelaskan aspek-aspek self esteem. 3 Menjelaskan ciri-ciri orang dengan self esteem
tinggi dan rendah.
Universitas Sumatera Utara
4 Mengkategorisasikan pikiran dan perasaan subjek berdasarkan kategori aspek-aspek self
esteem.
Metode :
Permainan “Pijat”, ceramah, tugas dan diskusi
Waktu : 60 menit
Bahan : Lembar materi self esteem, laptop, slide materi
self esteem, lembar tugas 1, lembar tugas 2
Prosedur : 1 Terapis meminta peserta untuk melakukan
review mengenai
kegiatan yang
telah dilakukan pada kegiatan sebelumnya.
2 Terapis menayangkan slide show yang berisi pengertian dari self esteem, aspek-aspek self
esteem, dan ciri-ciri self esteem tinggi dan rendah.
3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
4 Terapis membagikan lembar tugas 1 dan 2. 5 Terapi menjelaskan cara pengerjaan lembar
tugas 2. 6 Peserta mengerjakan lembar tugas 2.
7 Terapis memandu
peserta berdiskusi
mengenai kaitan pikiran, perasaan dan perilaku mereka dengan materi self esteem.
8 Terapis memandu peserta untuk memperoleh insight tentang kondisi self esteem peserta.
9 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
10 Terapis meminta peserta untuk menyimpulkan kegiatan.
11 Terapis menanyakan bagaimana tanggapan peserta mengenai self esteem mereka dan
mencoba memotivasi
peserta agar
meningkatkan self esteem mereka. 12 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya.
Ice breaking Tujuan
: Mencairkan suasana
dan membangkitkan
semangat
Metode :
Permainan “Angin bertiup”
Waktu : 10 menit
Bahan : -
Prosedur : 1 Pelatih berdiri dan meminta peserta berdiri
membentuk lingkaran. 2 Peserta menjelaskan aturan main.
3 Terapis meminta
peserta untuk
mengemukakan perasaannya setelah bermain angin bertiup.
Menghilangkan pikiran negatif
Universitas Sumatera Utara
Tujuan: : 1 Menjelaskan bahwa pikiran yang peserta
miliki selama ini mengenai dirinya merupakan opini dan dapat dirubah.
2 Mengidentifikasi pernyataan yang merupakan opini dan fakta.
3 Menjelaskan cara merubah pikiran negatif menjadi positif dengan menentang pikiran
negatif dengan pertanyaan-pertanyaan yang menantang.
4 Menjelaskan cara merubah pikiran negatif menjadi positif dengan mengubah pikiran
negatif menjadi pernyataan-pernyataan yang positif dan melakukan positive talk.
Metode : Diskusi dan tugas
Waktu : 95 Menit
Bahan : Lembar tugas 1, 3, 4, 5, 6
Prosedur : 1 Terapis membagikan lembar tugas 3 kepada
peserta. 2 Terapis menjelaskan cara pengerjaan lembar
tugas 3. 3 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 4 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas 3.
5 Peserta diminta untuk mengumpulkan hasil tugas 3 mereka.
6 Terapis memilih salah satu hasil tugas dari peserta
dan meminta
seluruh anggota
kelompok mempertanyakan pikiran tersebut setelah terapis membacakan hasilnya.
7 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
8 Terapis membacakan pikiran negatif dan memandu
peserta untuk
memberikan pertanyaan-pertanyaan
yang menantang
pikiran negatif. 9 Terapis menyimpulkan kegiatan.
10 Terapis menjelaskan perbedaan antara fakta dan opini.
11 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
12 Terapis membagikan lembar tugas 4 kepada peserta.
13 Terapis menjelaskan cara mengerjakan tugas 4 kepada peserta.
14 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
15 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas 4. 16 Terapis memandu peserta untuk membahas
Universitas Sumatera Utara
jawaban lembar tugas 4. 17 Terapis membagikan lembar tugas 4 kepada
peserta. 18 Terapis
menjelaskan contoh
dan cara
pengerjaan tugas 4. 19 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 20 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas 5.
21 Terapis memandu
peserta untuk
menyimpulkan kegiatan. 22 Terapis membagikan lembar tugas 6 kepada
peserta. 23 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas 6.
24 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
25 Peserta diminta untuk mengerjakan lembar tugas 6.
26 Terapis memberikan tugas rumah terkait dengan tugas 6.
27 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
28 Terapis menyimpulkan kegiatan lembar tugas 6 dan menutup pertemuan kedua
Pertemuan ketiga Sesi ke-3
Mengekspresikan perasaan dan menumbuhkan komitmen untuk berubah
Tujuan: : 1 Mengekspresikan
perasaan peserta
saat menghadapi kejadian bullying.
2 Mendapatkan solusi untuk mengatasi kejadian tersebut dari feedback yang diberikan selama
diskusi berlangsung 3 Membuat
komitmen peserta
untuk melaksanakan solusi yang sudah didiskusikan.
Metode : Bermain peran, tugas dan diskusi
Waktu : 90 menit
Bahan : Lembar tugas 7
Prosedur : 1 Sebelum memulai kegiatan bermain peran,
terapis mengajak peserta untuk melakukan review kegiatan yang dilakukan pada hari
sebelumnya.
2 Salah satu peserta dipilih secara acak, kemudian diminta untuk mengemukakan
kejadian bullying tersebut. 3 Terapis menyampaikan aturan permainan.
4 Peserta diminta untuk bermain peran. 5 Terapis memandu peserta untuk memberikan
tanggapan dari proses role play.
Universitas Sumatera Utara
6 Terapis membagikan lembar tugas 7 kepada peserta.
7 Terapis menjelaskan cara pengerjaan tugas 7. 8 Terapis memberikan kesempatan pada peserta
untuk bertanya. 9 Peserta diminta untuk mengerjakan tugas
Pemberian tugas rumah Tujuan:
: 1 Mempraktikkanmenerapkan keterampilan
yang didapat selama terapi dan melatih peserta untuk merubah pikiran negatifnya.
2 Menjelaskan cara mengerjakan tugas rumah. 3 Membuat hadiahreinforcement yang akan
diterima peserta
jika mereka
berhasil menyelesaikan tugas rumah.
Metode : Ceramah, diskusi, tugas
Waktu : 45 Menit
Bahan : Buku tugas rumah, lembar tugas 8
Prosedur : 1 Terapis memberikan energizer.
2 Terapis membagikan buku tugas rumah kepada peserta.
3 Terapis menjelaskan cara pengisian buku tugas rumah.
4 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
5 Terapis meminta peserta untuk membuat daftar reinforcement untuk dirinya apabila
berhasil merubah pikiran, perasaan dan perilakunya yang negatif.
6 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
7 Terapis membagikan lembar tugas 8. 8 Peserta diminta mengerjakan lembar tugas 8.
9 Terapis mengumumkan bahwa peserta yang
dapat mengaplikasikan atau menyelesaikan tugas rumahnya akan mendapatkan hadiah,
sedangkan bagi
yang tidak
dapat mengaplikasikan akan mendapatkan hukuman
dipertemuan berikutnya. 10 Terapis menutup pertemuan ketiga dan
mengumumkan jadwal pertemuan berikutnya untuk mengumpulkan tugas.
11 Terapis memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
Pertemuan keempat Sesi ke-4
Membahas tugas rumah Tujuan:
: 1 Mengetahui keaktifan
peserta dalam
mengerjakan tugas rumah yang diberikan
Universitas Sumatera Utara
yaitu mampu mengganti pikiran negatifnya menjadi positif, sehingga perasaan dan
perilakunya menjadi lebih positif.
2 Mengetahui keaktifan
peserta dalam
melakukan positive self talk. 3 Mengetahui kendala yang dihadapi peserta
dalam melaksanakan tugas rumah dan
memberikan alternatif solusi dalam mengatasi kendala tersebut serta memotivasi peserta
untuk tetap mempraktikkan keterampilan yang diperoleh dalam terapi.
Metode : Ceramah dan diskusi
Waktu : 100 menit
Bahan : Buku tugas rumah, slide kisah wortel, telur dan
kopi
Prosedur : 1 Terapis menanyakan kendala yang dihadapi
peserta. 2 Terapis mencoba mendiskusikan hasil lembar
tugas peserta. Terapis juga mengidentifikasi dan memperbaiki kekeliruan yang dibuat
peserta saat mengerjakan tugas. Begitu seterusnya hingga masing-masing peserta
mendapatkan feedback atas hasil usahanya.
3 Terapis memberikan kesempatan bagi peserta untuk bertanya mengenai hal yang masih
belum dipahami.
Terapis menjelaskan
pertanyaan peserta. 4 Terapis mengumpulkan buku tugas rumah
peserta. 5 Terapis memberikan hadiah kepada peserta
yang mengerjakan tugas rumah dengan benar dan memiliki pengalaman lebih dari 3.
6 Terapis memotivasi peserta untuk tetap melakukan tugas rumah.
7 Terapis menayangkan slide wortel, telur, kopi untuk memotivasi peserta agar menjadi lebih
bersemangat dalam menghadapi kesukaran dan tantangan dalam kehidupannya yang tidak
selalu sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
Post test Tujuan:
: Mengukur efektivitas terapi Metode
: Mengisi Skala Self Esteem Waktu
: 30 menit Bahan
: Skala Self Esteem Prosedur
: 1 Terapis membagikan Skala Self Esteem pada
peserta. 2 Terapis menjelaskan cara pengisian skala pada
Universitas Sumatera Utara
peserta. 3 Peserta mengisi skala.
4 Terapis mengumpulkan skala.
Penutupan Tujuan:
: Menutup proses terapi Metode
: 15 menit Waktu
: Ceramah dan diskusi Bahan
: Souvenir Prosedur
: 1 Terapis mengucapkan terima kasih kepada
peserta. 2 Terapis merangkum seluruh proses terapi dan
memotivasi peserta
untuk melanjutkan
keterampilan yang telah dilakukan. 3 Terapis meminta tanggapan peserta tentang
proses terapi yang telah berlangsung. 4 Terapis membagikan souvenir.
5 Terapis menutup terapi.
g. Uji coba dan evaluasi modul rational emotive behavior therapy
Uji coba modul dilaksanakan pada tanggal 10 dan 11 Mei 2013. Uji coba modul dilakukan untuk mendapat gambaran mengenai waktu
yang akan dibutuhkan untuk setiap sesinya dan untuk mengetahui apakah kira-kira subjek penelitian akan memahami materi dan
instruksi yang disampaikan. Uji coba hanya bersifat kualitatif, artinya tidak diberikan dengan kondisi yang sama persis dengan eksperimen
dan hanya dilakukan pada dua remaja awal. Selain uji coba, peneliti juga melakukan evaluasi modul. Evaluasi
modul ini dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama, peneliti menggunakan professional judgement, dalam hal ini peneliti meminta
pendapat dosen pembimbing tesis peneliti. Kedua, evaluasi modul berasal dari subjek uji coba modul. Berdasarkan evaluasi tersebut, ada
beberapa hal yang diperbaiki untuk menyempurnakan modul, yaitu: 1 Penyempurnaan kalimat instruksi agar lebih mudah dipahami.
Universitas Sumatera Utara
2 Dari segi durasi pelaksanaan setiap sesi terapi juga ada beberapa sesi yang perlu ditambah durasinya, yaitu:
a Pada sesi 12, awalnya dilakukan selama 65 menit, ditambah 25 menit. Jadi durasinya menjadi 90 menit.
b Pada sesi 14, awalnya dilakukan selama 75 menit, ditambah 25 menit. Jadi durasinya menjadi 100 menit.
3 Kata- kata “pikiran irasional” diganti dengan “pikiran negatif” dan
“pikiran rasional” diganti jadi “pikiran positif” 4 Kata-
kata “peristiwa” diganti menjadi “kejadian” 5
Pada buku tugas rumah, kolom “P eristiwa yang membuat diri
merasa tidak diterima, merasa kurang mampu dan kurang berharga .
Dimana? Kapan? Apa yang Terjadi? ”
diganti menjadi “ Kejadian
bullying yang membuat diri merasa kurang diterima, kurang mampu dan kurang berharga. Dimana? Kapan? Apa yang Terjadi?
”
h. Seleksi subjek penelitian
Peneliti melakukan seleksi terhadap subjek penelitian dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Subjek
penelitian yang diambil adalah subjek yang memiliki self esteem dengan kategori rendah Skor 100, merupakan korban bullying dan
memiliki skor IQ minimal rata-rata Skor minimal 90, berdasarkan skala CFIT.
Berdasarkan skor total Skala Bullying, dari 115 siswa yang mengisi Skala Bullying, terdapat 61 siswa yang memenuhi kriteria sebagai
Universitas Sumatera Utara
korban bullying, dan 54 siswa tidak terindikasi sebagai korban bullying. Oleh sebab itu hanya 61 siswa yang merupakan korban
bullying yang diperiksa skor self esteem-nya. Hasilnya menunjukkan bahwa dari 61 siswa korban bullying, 19 siswa tergolong memiliki self
esteem yang tinggi, 30 siswa tergolong memiliki self esteem yang sedang dan 12 orang memiliki self esteem yang rendah. Subjek yang
terindikasi sebagai korban bullying dan tergolong memiliki self esteem yang rendah selanjutnya diberikan tes inteligensi.
Dari 12 siswa, 1 siswa tidak memenuhi kriteria subjek penelitian karena memiliki skor IQ yang tergolong di bawah rata-rata. Oleh sebab
itu hanya 11 siswa yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. 10 siswa bersedia menjadi subjek penelitian, sedangkan 1 siswa tidak
bersedia, sehingga subjek penelitian berjumlah 10 orang siswa. Hasil seleksi penelitian secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 9 berikut
ini.
Tabel 9. Hasil Seleksi Subjek Penelitian Berdasarkan Skor Skala Skala
Bullying Jumlah
siswa Skala
Self Esteem
Jumlah siswa
Skor IQ
Jumlah siswa
Subjek Penelitian
Korban 61
Rendah
12 X ≥ 90 11 -1 10 siswa
X 90 1
Sedang 30
Tinggi
19
Bukan Korban
54 Keterangan: Kolom yang diarsir adalah kriteria subjek penelitian
Universitas Sumatera Utara
Sepuluh orang siswa yang sudah bersedia menjadi subjek penelitian selanjutnya dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian subjek penelitian ke dalam dua kelompok dilakukan dengan menggunakan teknik random
assignment yaitu setiap subjek penelitian memiliki kesempatan yang sama untuk masuk dalam tiap kelompok. Randomisasi dilakukan agar
pada suatu kelompok tidak terdiri dari subjek-subjek yang memiliki variabel pengganggu extraneous variable yang tidak terkontrol, tidak
mempengaruhi atau hanya sedikit pengaruhnya pada variabel tergantung Myers Hansen, 2006. Oleh sebab itu random
assignment dilakukan juga untuk mengontrol extraneous variable agar dapat meningkatkan validitas internal penelitian. Randomisasi pada
penelitian ini dilakukan dengan cara pengundian atau yang biasanya disebut dengan sistem lotre Mitchell Jolley, 2004.
i. Penyusunan rancangan eksperimen
Penelitian ini dilakukan secara eksperimen dengan menggunakan dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang
merupakan kelompok waiting list. Yang dimaksud dengan waiting list adalah kelompok kontrol baru mendapatkan perlakuan setelah
eksperimen selesai. Rancangan eksperimen yang digunakan adalah pretest-post test control group design. Dalam rancangan ini terdapat
dua kelompok yang dipilih secara random, satu kelompok eksperimen dan yang lain sebagai kelompok kontrol. Dalam eksperimen ini, self
Universitas Sumatera Utara
esteem subjek dari masing-masing kelompok akan diukur sebelum eksperimen, sesaat setelah eksperimen, dan dua minggu setelah
eksperimen. Adapun format rancangan eksperimennya dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Rancangan eksperimen
KE R O1 X O2 O3 KE R O1 -X O2 O3
Keterangan : KE
: Kelompok Eksperimen KK
: Kelompok Kontrol R
: Random O1
: Pretest X
: Perlakuan berupa terapi REBT - X
: Tanpa Perlakuan O2
: Post test O3
: Follow up
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Penyebaran Skala Bullying dan Skala Self Esteem dilakukan pada tanggal 26 April 2013 dan 27 April 2013. Bagi siswa yang terindikasi
menjadi korban bullying 61 orang, lalu dilakukan pemeriksaan pada Skala Self Esteem guna mengukur tingkat self esteem siswa tersebut.
Hasilnya menunjukkan hanya dua belas orang siswa yang memiliki self esteem yang rendah dan merupakan korban bullying. Hasil pengisian Skala
Self Esteem tersebut sekaligus dijadikan sebagai pretest. Kemudian peneliti menjelaskan mengenai tujuan penelitian, bentuk kegiatan, dan
rencana jadwal penelitian kepada kedua belas subjek serta memberikan surat persetujuan menjadi subjek penelitian informed consent yang harus
ditandatangani oleh orangtua atau wali dari masing-masing subjek.
Universitas Sumatera Utara
Hanya sebelas orang subjek yang menyatakan bersedia menjadi subjek penelitian. Satu orang tidak bersedia menjadi subjek penelitian karena
tidak diberikan izin oleh orangtuanya. Sebelas orang siswa yang bersedia menjadi subjek penelitian kemudian diberikan tes inteligensi guna melihat
kapasitas inteligensi mereka. Syarat agar dapat menjadi subjek penelitian adalah jika subjek memiliki kapasitas inteligensi minimal rata-rata. Dari
pemeriksaan inteligensi diketahui bahwa sepuluh orang memiliki inteligensi yang tergolong rata-rata, sedangkan satu orang tergolong
dibawah rata-rata. Peneliti menjelaskan kepada siswa yang memiliki inteligensi dibawah rata-rata bahwa ia kurang sesuai dengan kriteria
penelitian sehingga tidak dapat mengikuti proses terapi. Guna memudahkan pelaksanaan, kegiatan terapi dilakukan di sekolah
sebelum jam pelajaran sekolah dimulai. Subjek masuk sekolah pada pukul 13.00 WIB. Proses pelaksanaan terapi berlangsung selama 4 pertemuan.
Oleh sebab itu pertemuan terapi pertama hingga ketiga dilaksanakan mulai pukul 09.00 WIB 14-16 Mei 2013. Post test dilakukan pada pertemuan
keempat yaitu pada hari Rabu, tanggal 23 Mei 2013 setelah terapi selesai dilaksanakan. Secara lengkap jadwal pertemuan terapi untuk kelompok
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini.
Tabel 10. Jadwal Pertemuan Terapi REBT Jumat, 26 April 2013 dan Sabtu, 27 April 2013
Sesi Durasi
Topik
H-1 30 menit
Pretest
Pertemuan Pertama Selasa, 14 Mei 2013
1 15 menit
Perkenalan 2
35 menit Tujuan terapi
3 10 menit
Tata tertib dan yel-yel 4
25 menit Identifikasi kejadian yang bermasalah A
Universitas Sumatera Utara
5 5 menit
Ice breaking 6
20 menit Identifikasi pikirankeyakinan B
7 20 menit
Identifikasi respon perasaan dan perilaku C 8
60 menit Hubungan B dengan C serta dampak B terhadap C
Pertemuan Kedua Rabu, 15 Mei 2013
9 60 menit
Psikoedukasi mengenai self esteem 10
10 menit Ice breaking
11 95 menit
Menghilangkan pikirankeyakinan irasional
Pertemuan Ketiga Kamis, 16 Mei 2013
12 90 menit
Mengekspresikan perasaan dan komitmen untuk berubah
13 45 menit Pemberian tugas rumah
Pertemuan Keempat Rabu, 23 Mei 2013
14 100 menit
Membahas tugas rumah 15
30 menit Post test
16 15 menit
Penutupan
F. Metode Analisa Data
Penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang dihasilkan adalah nilai Skala Self Esteem pada
saat pretest, post test dan follow up dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data kualitatif diperoleh dari hasil yang ditunjukkan oleh subjek
dalam setiap pengerjaan tugas dan buku tugas rumah subjek selama terapi berlangsung serta dari wawancara pada tahap tindak lanjut.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistika non parametrik Wilcoxon dan Mann-Whitney Field, 2005 dengan
bantuan Program SPSS for Windows versi 17.0. Analisis data dengan menggunakan teknik Wilcoxon digunakan untuk menguji beda skor dari dua
sampel yang berpasangan related sample yaitu untuk melihat apakah ada perbedaan self esteem antara pretest dengan post test dan antara post test
dengan follow up. Analisis data dengan teknik Mann-Whitney digunakan untuk menguji perbedaan skor antara dua sampel yang independent unrelated
Universitas Sumatera Utara