80
Penghitungan larva umur 1 hari juga menggunakan sistem takar. Caranya yaitu menggunakan tutup botol air minum 1,5 liter. Larva dimasukkan ke dalam
tutup botol tanpa air, 1 tutup botol diperkirakan berisi 10.000 larva. Menghitung dengan sistem takar juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan cara ini yaitu lebih efisien, lebih sedikit tenaga kerja yang diperlukan, dan menghemat waktu. Kelemahannya yaitu jumlah benih tidak bisa dipastikan
secara tepat karena hanya menggunakan perkiraan.
5.5.4.3. Transportasi Benih Persiapan Benih
Benih yang akan dipacking harus dipuasakan terlebih dahulu. Bila tidak dipuasakan, benih akan muntah dan mengeluarkan kotoran sehingga dapat
menurunkan kualitas air. Benih tersebut dipuasakan selama 48 jam. Benih yang akan dipacking juga harus dalam keadaan sehat agar tetap hidup sampai tujuan.
Transportasi Benih
1 Cara Terbuka Cara ini biasanya digunakan untuk jarak dekat atau jalan yang ditempuh
adalah jalan darat. Wadah yang digunakan biasanya drum plastik gentong plastik atau fiber glass. Benih yang diangkut menggunakan drum jauh-jauh hari
sebelum pengangkutan sudah dihitung dan dimasukkan ke dalam drum, sehingga ketika hari pengangkutan tiba, drum tinggal dipindahkan ke mobil pengangkut.
Tiap mobil dapat mengangkut 8 buah drum. Kelebihan cara ini yaitu bila pengangkutan tertunda satu hari, namun aerasi masih berjalan maka benih masih
dalam kondisi baik.
81
Tahapan: a
Isi drum palstik atau fiber glass dengan air bersih sampai penuh sehingga pada saat pengangkutan tidak terjadi goncangan yang dapat menyebabkan ikan
stres. Tiap satu drum berisi sekitar 30.000 ekor benih untuk ikan patin siam harus ada rongga disekitar tutup wadah pengangkutan karena ikan patin siam
perlu mengambil oksigen dari udara. b
Larutkan antibiotik untuk mencegah terjadinya infeksi oleh bakteri. Antibiotik yang sering digunakan adalah tetracycline dengan dosis 5-10 ppm.
c Pasang aerasi oksigen murni pada wadah pengangkutan. Alirkan oksigen
murni ke dalam wadah tersebut. d
Masukkan ikan yang akan diangkut. e
Masukkan es yang sudah dibungkus dengan plastik untuk menurunkan suhu selama pengangkutan.
2 Cara Tertutup Cara ini paling sering dilakukan karena mudah dan aman untuk jarak
dekat maupun jauh. Ikan dimasukkan ke dalam kantong plastik berukuran 40x60 cm yang diisi air dan oksigen murni.
Tahapan: a
Kantong plastik yang digunakan harus dua lapis. b
Tampung ikan ke dalam ember sebelum dipacking. c
Masukkan ikan ke dalam plastik, untuk larva umur 1 hari per plastik berisi 10.000 ekor, untuk benih ukuran ¾” dan 1” per plastik diisi 1000
ekorkantong atau jika pengangkutan jarak jauh 500 ekorkantong.
82
d Tambahkan air bersih ke dalam kantong plastik sampai volumenya 13 dari
volume kantong plastik. e
Buang udara yang ada di dalam kantong plastik tersebut. f
Isi kantong plastik tersebut dengan oksigen murni sampai kantong menggelembung dengan perbandingan volume air dan oksigen murni 1:2.
g Simpulkan ujung kantong plastik tesebut dan ikat dengan karet.
h Masukkan kantong plastik tersebur ke dalam styrofoam lalu diberi 1 atau 2
bungkus es. i
Tutup styrofoam dan lakban sambungan antara tutup dengan bagian bawah styrofoam
dengan rapat. Langkah h dan i digunakan untuk pengangkutan jarak jauh menggunakan
pesawat terbang. Packing cara ini dilakukan beberapa jam sebelum pengangkutan. Ketika akan diangkut, plastik packing tersebut diganti airnya, diberi elbazu untuk
mencegah ikan stres, dan diberi oksigen murni. Pemberian oksigen kedua ini bertujuan agar ikan tidak kekurangan oksigen.
3 Transportasi Larva Satu Hari
Prinsip dasar transportasi larva satu hari sama dengan transportasi benih dengan cara tertutup, yaitu minimal 23 bagian plastik diisi oksigen murni. Larva
satu hari yang sudah diketahui jumlahnya dikemas dengan menggunakan plastik ukuran yang sama seperti pengemasan benih. Tiap kantong berisi 10.000 larva. Di
dalam kantong dimasukkan elbazu untuk mencegah larva stres.
83
VI. ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF DAN KOMPETITIF USAHA PEMBENIHAN IKAN PATIN SIAM
DEDDY FISH FARM
Analisis keunggulan komparatif dan kompetitif digunakan untuk mempelajari kelayakan dan prospek serta kemampuan usaha pembenihan ikan
patin dalam bersaing dan memanfaatkan peluang pasar internasional. Alat analisis yang digunakan adalah Matriks Analisis Kebijakan PAM yang disusun
berdasarkan data penerimaan, biaya produksi, dan biaya tataniaga yang dibagi dalam dua bagian yaitu harga finansial privat dan harga ekonomi sosial.
Masing-masing biaya produksi pada harga finansial dan ekonomi dibagi menjadi tradable
asing dan nontradable. Hasil perhitungan dari penerimaan, biaya produksi, dan tataniaga dapat dilihat pada Lampiran 14. Setelah perhitungan-
perhitungan tersebut dilakukan, maka disusunlah matriks PAM yang dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13.
Tabel 12. Matriks Analisis Kebijakan Pembenihan Ikan Patin DFF Tahun 2008 RpTahun
Keterangan Penerimaan
Biaya Profit
Tradable Inputs Nontradable
Harga finansial 166.500.000
23.899.010 78.106.910
64.494.080 Harga ekonomi
166.500.000 23.331.944
81.176.567 61.991.489
Dampak kebijakan 567.067
-3.069.657 2.502.591
Sumber : Pengolahan Data 2010 Tabel 13. Matriks Analisis Kebijakan Pembenihan Ikan Patin DFF tahun
2009 RpTahun
Keterangan Penerimaan
Biaya Profit
Tradable Inputs Nontradable
Harga finansial 156.750.000
24.426.140 79.059.180
53.264.680 Harga ekonomi
156.750.000 22.158.616
76.958.262 57.633.122
Dampak kebijakan 2.267.524
2.100.918 -4.368.442
Sumber : Pengolahan Data 2010 Setelah tabel PAM disusun, maka dilakukan perhitungan untuk
mendapatkan nilai-nilai yang akan menjadi indikator tingkat keuntungan yang