53
sumberdaya di sisi yang lain. Secara sederhana kerangka Matriks Analisis Kebijakan disajikan dalam Tabel 11.
Tabel 11. Matriks Analisis Kebijakan
Keterangan Penerimaan Biaya
Profit Tradable Inputs Nontradable
Harga finansialharga privat A B C
D Harga ekonomiharga sosial
E F
G H
Dampak kebijakan dan distorsi pasar I J K
L Keterangan:
A : Penerimaan Privat
G : Biaya Sosial Input Nontradable
B : Biaya Privat Input Tradable
H : Keuntungan
Sosial C
: Biaya Privat Input Nontradable I : Transfer
Output D
: Keuntungan Privat J
: Transfer Input E
: Penerimaan Sosial K
: Transfer Faktor F
: Biaya Sosial Input Tradable L
: Transfer Bersih
Sumber: Monke dan Pearson 1989
4.5.1. Perhitungan Analisis PAM
Dari Tabel PAM, dapat dilakukan analisis sebagai berikut Pearson et al., 2005:
1 Analisis Keuntungan
a Keuntungan Privat Privat Profitability - PP
Keuntungan privat mengacu pada penerimaan dan pengeluaran aktual, menunjukkan daya saing dari suatu sistem. Jika nilai PP nol, berarti sistem
memperoleh keuntungan. Sebaliknya jika nilai PP nol, berarti sistem komoditas tidak mendapatkan keuntungan. PP diperoleh dengan rumus:
b Keuntungan Sosial Social Profitability – SP
Keuntungan sosial adalah perhitungan untung-rugi dengan menggunakan harga ekonomisosial yang mencerminkan tingkat efisiensi dari suatu sistem
usahatani atau penggunaan lahan. Sebuah negara akan mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dengan mengedepankan aktivitas-aktivitas yang
Keuntungan Privat D = A – B + C
54
menghasilkan keuntungan sosial yang tinggi. Jika nilai SP nol, maka sistem memperoleh keuntungan. Sebaliknya, jika SP nol, maka sistem komoditas tidak
memperoleh keuntungan. SP diperoleh dengan rumus:
2 Analisis Daya Saing melalui Keunggulan Komparatif dan Kompetitif
a Rasio Biaya Privat Privat Cost Ratio – PCR
PCR adalah rasio biaya domestik terhadap nilai tambah dalam harga privat. Nilai PCR mencerminkan kemampuan sistem komoditas membiayai faktor
domestik pada harga privat. Nilai ini juga digunakan sebagai ukuran efisiensi secara finansial dan menjadi satu indikator keunggulan kompetitif. Nilai PCR
diusahakan kurang dari satu karena untuk meningkatkan nilai tambah sebesar satu satuan diharapkan tambahan biaya faktor domestik kurang dari satu. Semakin
kecil nilai PCR maka semakin besar tingkat keunggulan kompetitif yang dimiliki. PCR dapat diperoleh dari rumus:
b Rasio Biaya Sumberdaya Domestik Domestic Resource Cost - DRC
DRC adalah rasio biaya domestik terhadap nilai tambah dalam harga bayangan. Nilai ini digunakan sebagai ukuran efisiensi secara ekonomi dan
menjadi satu indikator keunggulan komparatif. Suatu kegiatan ekonomi juga diharapkan memiliki nilai DRC yang kurang dari satu agar terjadi efisiensi secara
ekonomi menunjukkan keunggulan komparatif. Apabila nilai DRC1 menunjukkan semakin besar penggunaan sumberdaya atau terjadi pemborosan
sumberdaya domestik. DRC dapat diperoleh dari rumus:
Rasio Biaya Privat PCR = C A - B
Rasio Biaya Sumberdaya Domestik DRC = G E - F Keuntungan Sosial H = E – F + G
55
3 Analisis Dampak Kebijakan Pemerintah
a Kebijakan Output
i. Transfer Output Output Transfer – OT
Analisis OT dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kebijakan pemerintah mampu memberikan intensif kepada pelaku ekonomi. Nilai OT
positif menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah pada output menyebabkan harga privat output lebih besar dibandingkan harga bayangan output, yang
menunjukkan besarnya intensif masyarakat atau konsumen terhadap produsen, dimana konsumen membayar lebih tinggi dari harga yang seharusnya
dibayarkan. Nilai OT yang negatif menunjukkan bahwa dengan adanya distorsi kebijakan pemerintah, akan menyebabkan harga privat output menjadi
lebih rendah dibandingkan harga bayangan output. Nilai OT negatif juga menunjukkan adanya kebijakan pemerintah pada harga output berupa subsidi
negatif. Formula dari OT:
ii. Koefisien Proteksi Output Nominal Nominal Protection Coefficient on
Tradable Output - NPCO
NPCO merupakan rasio yang dibuat untuk mengukur transfer output. Rasio ini menunjukkan seberapa besar harga domestik privat berbeda dengan
harga sosial. Nilai NPCO yang lebih kecil dari satu NPCO1 menunjukkan adanya kebijakan pemerintah untuk menghambat ekspor komoditas dengan
pajak atau hambatan ekspor. Hal ini menyebabkan harga output domestik lebih rendah dari harga dunia yang berarti harga output domestik
didisproteksi. Jika NPCO1 berarti harga domestik lebih tinggi dari harga dunia dan sistem usahatani menerima proteksi. Besarnya persentase NPCO
Transfer Ouput I = A – E
56
yang timbul akibat kebijakan pemerintah terhadap produsen output komoditas benih ikan patin ditunjukkan oleh nilai NPRO . Formula untuk NPCO dan
NPRO:
b Kebijakan Input
i. Transfer Input Input Transfer – IT
IT merupakan selisih antar input yang diperdagangkan pada harga privat dan input yang diperdagangkan pada harga bayangan. Apabila nilai IT
positif berarti terdapat kebijakan subsidi negatif atau pajak pada input produksi menyebabkan transfer sumberdaya keluar dari sistem, sebaliknya
jika nilai IT negatif menunjukkan adanya kebijakan subsidi pada input menyebabkan transfer sumberdaya ke dalam sistem. Formula untuk IT:
ii. Koefisien Proteksi Input Nominal Nominal Protection Coefficient in
Tradable Input – NPCI
NPCI merupakan rasio untuk mengukur besarnya transfer input tradable
. NPCI menunjukkan tingkat proteksi atau distorsi yang dibebankan pemerintah pada input tradable bila dibandingkan tanpa adanya kebijakan.
Nilai NPCI yang lebih besar dari 1 NPCI1 berarti terdapat kebijakan proteksi terhadap produsen input, sehingga biaya input domestik lebih mahal
daripada biaya input pada tingkat harga dunia, seolah-olah sistem dibebani pajak oleh kebijakan yang ada. Sebaliknya jika nilai NPCI lebih kecil dari 1
NPCI1 berarti terdapat subsidi terhadap input tersebut yang menyebabkan biaya input domestik lebih rendah daripada biaya input pada tingkat harga
Koefisien Proteksi Output Nominal NPCO = A E Tingkat Proteksi Output Nominal NPRO = NPCO – 1 x 100
Transfer Input Asing = Transfer input tradable J = B – F
57
dunia. Besarnya persentase NPCI yang timbul akibat kebijakan pemerintah terhadap konsumen input ditunjukkan oleh nilai NPRI. Formula untuk NPCI
dan NPRI:
iii. Trasfer Faktor Factor Transfer – FT
FT menunjukkan kebijakan pemerintah terhadap input domestik. FT merupakan selisih antara biaya produksi privat nontradable dengan biaya
produksi nontradable yang dihitung pada harga bayangan. Jika nilai FT positif menunjukkan bahwa terjadi subsidi negatif pada input non tradable.
Sedangkan jika nilai FT negatif , berarti terdapat subsidi positif pada input nontradable
. Rumus dari FT:
c Kebijakan Input-Output
i. Koefisien Proteksi Efektif Effective Protection Coefficient - EPC
EPC digunakan untuk menunjukkan dampak transfer gabungan yang disebabkan oleh sebuah kebijakan policy transfer, baik transfer output
tradable maupun transfer input tradable. Nilai EPC menggambarkan sejauh
mana kebijakan pemerintah mampu melindungi atau menghambat produksi domestik secara efektif. EPC merupakan rasio antara selisih penerimaan dan
biaya input tradable yang dihitung pada harga privat nilai tambah pada tingkat harga domestik dengan selisih penerimaan dan biaya input tradable
yang dihitung pada harga bayangan nilai tambah pada tingkat harga dunia. Nilai EPC lebih besar dari satu menunjukkan berarti kebijakan yang
Koefisien Input Nominal NPCI = B F Tingkat Proteksi Input Nominal NPRI = NPCI – 1 x 100
Transfer Input Domestik = Transfer Faktor K = C – G
58
melindungi produsen domestik berjalan efektif, sedangkan jika nilai EPC lebih kecil dari satu menunjukkan bahwa kebijakan yang melindungi produsen
domestik tidak berjalan efektif. EPR merupakan bentuk lain dari EPC, menunjukkan distorsi perdagangan. Formulasi dari EPC dan EPR:
ii. Transfer Bersih atau Net Transfer NT
NT digunakan untuk melihat besarnya tambahan surplus produsen atau berkurangnya surplus produsen yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah.
NT merupakan penjumlahan dari semua dampak transfer transfer output, transfer input tradable, dan transfer faktor baik positif maupun negatif.
Transfer bersih juga menunjukkan selisih antara keuntungan privat dan keuntungan sosial. Nilai NT yang positif menjukkan bahwa adanya kebijakan
insentif membuat surplus produsen bertambah, sedangkan nilai NT yang negatif mengakibatkan surplus produsen berkurang. Rumus dari NT:
iii. Koefisien Keuntungan Profitability Coefficient - PC
PC digunakan untuk mengukur dampak dari seluruh transfer atas keuntungan privat. Nilai PC menunjukkan pengaruh gabungan pada output,
input tradable, dan input nontradable. Rasio PC digunakan untuk melihat dampak kebijakan yang menunjukkan perbedaan tingkat keuntungan privat
dan keuntungan sosial. Nilai PC juga menunjukkan pengaruh keseluruhan dari kebijakan yang menyebabkan keutungan privat berbeda dengan keuntungan
sosial. Formulasi dari PC:
Koefisien Proteksi Efektif EPC = A - B E - F Tingkat Proteksi Efektif EPR = EPC - 1 x 100
Transfer Bersih L = I – K + J = D – H
59
iv. Rasio Subsidi Produsen Subsidy Ratio to Producer – SRP SRP adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seluruh dampak
transfer. SRP merupakan ukuran proteksi yang disetarakan dengan tarif atas output. SRP yang bernilai negatif artinya kebijakan pemerintah menyebabkan
produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya sosial opportunity cost untuk berproduksi. Formulasi dari SRP:
4.5.2. Pengambilan Keputusan untuk Menentukan Nilai Ekonomi