Policy Analysis Matrix Matriks Analisis Kebijakan

34

3.1.3. Policy Analysis Matrix Matriks Analisis Kebijakan

Policy Analysis Matrix merupakan suatu alat yang digunakan untuk menganalisis pengaruh intervensi pemerintah dan dampaknya pada sistem komoditas. Sistem komoditas yang dapat dipengaruhi meliputi empat aktivitas yaitu Monke dan Pearson, 1989 : 1 tingkat usaha tani farm production; 2 penyampaian dari usaha tani ke pengolah; 3 pengolahan; dan 4 pemasaran. Metode PAM membantu pengambil kebijakan baik di pusat maupun daerah untuk menelaah tiga isu sentral analisis kebijakan pertanian. Isu pertama berkaitan dengan apakah sebuah sistem usahatani memiliki dayasaing pada tingkat harga dan teknologi yang ada, yaitu apakah ada keuntungan pada tingkat harga aktual dengan menghitung perbedaan antara harga privat antara sebelum ada kebijakan dengan sesudah ada kebijakan. Isu kedua yaitu dampak investasi publik dalam bentuk pembangunan infrastruktur baru terhadap tingkat efisiensi sistem usahatani. Efisiensi dihitung berdasarkan tingkat keuntungan sosial. Isu ke tiga yaitu dampak investasi baru dalam bentuk riset atau teknologi pertanian terhadap tingkat efisiensi sistem usaha tani Pearson et al., 2005. Tujuan utama dari metode PAM ada tiga, yaitu pertama memberikan informasi dan analisis untuk membantu pengambil kebijakan pertanian dalam ketiga isu di atas. Kedua, menghitung tingkat keuntungan sosial dari sebuah usahatani. Ketiga, menghitung efek transfer sebagai dampak dari sebuah kebijakan dengan membandingkan biaya dan pendapatan. Input yang digunakan dalam proses produksi pada analisis PAM dapat dipisahkan menjadi tradable goods dan nontradable goods faktor domestik. Barang tradable merupakan barang yang dapat diperdagangkan secara 35 internasional dimana produsen dalam negeri cukup efisien sehingga tidak ada hambatan perdagangan peraturankebijakan, oleh karena itu harga fob memberikan rangsangan yang efektif untuk mengekspor. Barang nontradable merupakan barang yang tidak dapat diperdagangkan secara internasional dapat dipenuhi oleh produksi setempat pada harga di bawah nilai cif-nya, sedangkan harga fob yang selalu lebih rendah dari harga cif terlalu rendah untuk merangsang ekspor. Hasil Analisis PAM dapat menunjukkan pengaruh individual maupun kolektif dari kebijakan harga dan kebijakan faktor domestik. PAM juga memberikan informasi dasar yang penting bagi Benefit-Cost Analysis untuk kegiatan investasi di bidang pertanian Pearson et al., 2005.

3.1.4. Analisis Sensitivitas