90
6.3.3. Dampak Kebijakan Pemerintah pada Input dan Output
Dampak kebijakan pemerintah terhadap input-output dilihat dari beberapa indikator. Pertama, Koefisien Proteksi Efektif EPC. Kedua, Tingkat Proteksi
Efektif EPR. Ketiga, Koefisien Proteksi PC. Keempat, Transfer Bersih NT. Kelima, Rasio Subsidi Produsen SRP.
6.3.3.1. Koefisien Proteksi Efektif EPC
Berdasarkan Tabel 14 diperoleh nilai EPC tahun 2008 dan 2009 masing- masing sebesar 0,996 dan 0,983. Nilai tersebut mengindikasikan bahwa nilai
tambah yang diperoleh petani privat sedikit lebih rendah daripada nilai tambah yang seharusnya diterima sosial, yaitu sekitar 99,6 dan 98,3. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa kebijakan yang ada tidakkurang berpengaruh terhadap petani. Kebijakan proteksi yang diterapkan tidak berjalan efektif sehingga biaya
privat input tradable sedikit lebih besar dibandingkan biaya sosial input tradable sementara nilai penerimaan privat sama dengan penerimaan sosial.
6.3.3.2. Tingkat Proteksi Efektif EPR
EPR yang dihitung berdasarkan nilai EPC yang diperoleh masing-masing tahun 2008 dan 2009 yaitu -0,4 dan -1,7. Nilai negatif menunjukkan terdapat
ketidakefektifan kebijakan pemerintah yang diterapkan pada input tradabel maupun output yaitu sebesar -0,4 dan -1,7. Petani mengalami kerugian 0,4
dan 1,7 lebih besar dibandingkan jika tidak ada kebijakan.
6.3.3.3. Koefisien Proteksi PC
Nilai PC yang diperoleh tahun 2008 dan 2009 masing-masing sebesar 1,04 dan 0,924. Artinya keuntungan produsen bila ada intervensi dari pemerintah
sebesar 1,04 kali dan 0,924 kali atau petani menerima keuntungan sebesar 4
91
lebih tinggi pada tahun 2008 dan 7,6 lebih rendah pada 2009 dibandingkan keuntungan yang diterima petani tanpa adanya campur tangan pemerintah. Tahun
2008 kebijakan pemerintah berjalan dengan efektif karena dapat memberikan keuntungan yang benar-benar diterima petani lebih tinggi dibandingkan
keuntungan sosial sedangkan pada 2009 terjadi hal sebaliknya.
6.3.3.4. Transfer Bersih NT