Penyuntikan Hormon Striping Pemijahan Buatan

73 Setelah satu hari, induk diperiksa apakah sudah siap ovulasi atau belum. Siap atau tidaknya induk untuk diovulasikan bisa dilihat melalui pengamatan visual. Ciri-ciri induk yang baik yaitu bagian perut besar dan mengembang, alat kelaminnya berwarna merah, apabila bagian bawah perut diraba maka terasa lembut dan apabila ditekan maka akan kembali seperti semula. Cara lainnya yaitu dengan kanulasi. Ovum telur dicek menggunakan selang kateter. Kateter dimasukkan ke dalam alat kelamin induk untuk diambil telurnya, kemudian kateter dihisap dan ditarik secara perlahan. Telur yang diperoleh dicek apakah bentuk dan ukurannya sudah seragam atau belum. Jika sudah, berarti induk siap diovulasikan. Induk tersebut dipindahkan ke dalam fiber untuk selanjutnya dilakukan penyuntikan.

5.5.2.3. Penyuntikan Hormon

Ovulasi tidak bisa terjadi tanpa stimulasi hormon buatan, sehingga penyuntikan hormon pada induk betina harus dilakukan. Bahan untuk merangsang ovulasi pada ikan patin yaitu pada awalnya menggunakan hipofisa ikan mas sebagai donor. Kemudian DFF beralih ke hormon buatan yaitu ovaprim karena lebih murah dibandingkan hipofisa ikan mas. Tetapi karena ovaprim bukan hormon alami maka memiliki kelemahan yaitu dosis yang disuntikkan harus dibatasi karena bisa mengakibatkan overegg. Hormon disuntikkan pada punggung atas kanankiri intramuscular atau di bawah sirip dada intrapheriptonial. Penyuntikan dilakukan dua kali dengan jarak antar penyuntikan yaitu jika musim penghujan 20 jam, jika musim kemarau 24 jam bila kondisi tidak bagus bisa lebih dari itu. Penyuntikan pertama dilakukan sore hari menjelang malam dengan tujuan agar penetasan larva terjadi pada pagi hari yang akan 74 mempermudah proses pemeliharaan larva ke depan. Setelah penyuntikan pertama, induk betina diletakkan di kolam kecil bersama dengan induk jantan sampai tahap penyuntikan berikutnya. Jika induk siap ovulasi sebelum waktu yang telah ditentukan maka penyuntikan kedua tidak perlu dilakukan.

5.5.2.4. Striping

Striping merupakan pengecekan ovulasi, dilakukan dengan cara mengurut perut induk dengan pijatan yang lembut pada bagian abdomen dari arah kepala ke lubang genital. Jika tidak bisa diovulasikan dengan striping yang lembut atau dengan kata lain membutuhkan pijatan yang kuat pada abdomen, berarti ovulasi belum terjadi. Proses striping harus dihentikan dan induk harus dikembalikan ke wadah inkubasi induk dan ditunggu sekitar satu jam lagi. Striping yang dipaksakan menyebabkan sel telur yang diovulasikan tidak total atau parsial, lebih lanjut menyebabkan ikan sangat stres dan akhirnya mati. Jika waktu striping optimum tepat, maka sel telur keluar dengan lancar sehingga waktu striping dan handling menjadi lebih singkat dan induk segar kembali dengan stres yang minimal. Selanjutnya dilakukan striping pada induk jantan. Ciri induk jantan yang siap membuahi yaitu mengeluarkan cairan sperma putih kental dengan mudah. Setelah diketahui kualitas sperma bagus maka dilakukan striping pada induk jantan untuk mengambil spermanya. Striping dilakukan dengan pijatan tangan sepanjang posisi testis pada abdomen jantan. Spema yang keluar langsung ditampung pada wadah yang sudah berisi sel telur. 75

5.5.2.5. Inseminasi Pembuahan