96
20. Tabel 18 memperlihatkan hasil dari analisis penurunan harga benih patin sebesar 20.
Tabel 18. Analisis Sensitivitas Usaha Pembenihan Ikan Patin dengan Penurunan Harga Privat Benih Patin Sebesar 20 RpTahun
Nilai Sebelum Setelah
Perubahan
Keuntungan Privat – PP Rp 53.264.680
21.914.680 -58,86
Keuntungan Sosial – SP Rp 57.633.122
57.633.122 -
Rasio Biaya Privat - PCR 0,597
0,783 31,05
Biaya Sumberdaya Domestik - DRC 0,572
0,572 -
Koefisien Keuntungan - PC 0,924
0,380 -58,88
Sumber : Pengolahan Data 2010 Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, menurunnya harga benih patin
menyebabkan keuntungan privat menurun sebesar 58,86. Keunggulan kompetitif juga menurun ditunjukkan dengan nilai PCR yang meningkat menjadi
0,783. Menurunnya nilai PP dan PCR disebabkan oleh menurunnya penerimaan privat. Nilai SP dan DRC tidak mengalami perubahan karena harga sosial benih
tidak ikut terpengaruh. Perbandingan antara keuntungan privat dengan keuntungan sosial PC mengalami penurunan sebesar 58,88.
7.2.5. Analisis Sensitivitas bila Terjadi Kenaikan Harga BBM
Analisis ini dilakukan bila subsidi premium dikurangi sebesar 40 dan harga minyak tanah naik 200 dengan asumsi faktor lain tidak berubah. Skenario
yang dilakukan berdasarkan kebijakan pemerintah untuk menghapuskan subsidi premium sebesar 40 tahun 2005 dan kenaikan harga minyak tanah sebesar 200
pada tahun 2010. Tabel 19 memperlihatkan hasil dari analisis akibat kenaikan harga BBM.
97
Tabel 19. Analisis Sensitivitas Usaha Pembenihan Ikan Patin dengan Kenaikan Harga Premium 40 dan Minyak Tanah 200
RpTahun
Nilai Sebelum
Setelah Perubahan
Keuntungan Privat – PP Rp 53.264.680
4.7186.640 -11,41
Keuntungan Sosial – SP Rp 57.633.122
57.633.122 -
Rasio Biaya Privat - PCR 0,597
0,638 6,77
Biaya Sumberdaya Domestik - DRC 0,572
0,572 -
Koefisien Keuntungan - PC 0,924
0,819 -11,41
Sumber : Pengolahan Data 2010 Pengurangan
subsidi BBM
menyebabkan keuntungan privat menurun sebesar 11,41. Nilai PCR menjadi 0,638 menunjukkan bahwa keunggulan
kompetitif usaha pembenihan ikan patin menurun. Keuntungan sosial maupun keunggulan komparatif tidak berubah karena kenaikan harga BBM hanya akan
memengaruhi harga di pasar domestik privat. Perbandingan antara keuntungan privat dengan keuntungan sosial PC mengalami penurunan sebesar 11,41
karena biaya privat yang semakin meningkat.
7.2.6. Analisis Sensitivitas bila PPN Pakan Ikan Sebesar 10 Dihapuskan
PP Nomor 7 tahun 2007 berisi mengenai penghapusan PPN untuk beberapa beberapa produk salah satunya pakan ikan. Akan tetapi pada
kenyataannya pemerintah masih memberlakukan PPN sebesar 10 untuk pakan ikan. Dalam simulasi ini, akan dilihat dampak dari penghapusan PPN pakan
sebesar 10. Tabel 20 memperlihatkan hasil dari analisis penghapusan PPN pakan sebesar 10.
Tabel 20. Analisis Sensitivitas Usaha Pembenihan Ikan Patin dengan Penghapusan PPN Pakan Sebesar 10 RpTahun
Nilai Sebelum
Setelah Perubahan
Keuntungan Privat – PP Rp 53.264.680
54.314.080 1,97
Keuntungan Sosial – SP Rp 57.633.122
57.633.122 -
Rasio Biaya Privat - PCR 0,597
0,592 -0,86
Biaya Sumberdaya Domestik - DRC 0,572
0,572 -
Koefisien Keuntungan - PC 0,924
0,942 1,97
Sumber : Pengolahan Data 2010
98
Berdasarkan hasil analisis, jika penghapusan PPN pakan ikan sebesar 10 diberlakukan, maka keuntungan privat dan keunggulan kompetitif akan
meningkat. Akan tetapi tidak ada perbedaan dalam keuntungan sosial dan keunggulan komparatif karena penghapusan PPN pakan ikan hanya berlaku untuk
analisis privat. Dilihat dari nilai PC, penghapusan PPN 10 ternyata menyebabkan perbandingan antara keuntungan privat dengan keuntungan sosial
PC mengalami kenaikan sebesar 1,97.
7.2.7. Analisis Sensitivitas dengan Kebijakan Pemerintah Berupa Kelembagaan