45 Atribut mutu yang memiliki persentase tertinggi selanjutnya adalah nama produsen dan merek
dagang, yaitu masing-masing sebesar 17.7 dan 17.2. Kedua atribut tersebut memiliki keterkaitan terhadap suatu perusahaan produk pangan. Konsumen masih memiliki mindset terhadap jaminan mutu
produk pangan yang diproduksi oleh suatu produsen tertentu. Konsumen menilai terhadap suatu jenis produk pangan kemasan yang dihasilkan oleh suatu produsen memiliki mutu lebih tinggi dari
produsen lain. Hal ini dapat disebabkan karena experience quality dari produk yang dihasilkan oleh produsen tersebut sudah dikenal konsumen. Di samping itu juga terdapat faktor lain yang termasuk
dalam faktor ekstrinsik yang dapat meningkatkan citra perusahaan dan nilai jual produknya. Atribut informasi lain yang memiliki persentase lebih dari 15 adalah reputasi produk sejenis
dan harga produk. Reputasi produk tergolong dalam kelompok expected quality, yaitu memiliki karakter mutu yang diharapkan konsumen. Setelah pembelian, mutu yang diharapkan expected
quality akan berubah menjadi pengalaman mutu experience quality, yang akan menentukan pembelian di masa yang akan datang Lazarova 2010. Reputasi produk juga nantinya dapat
mempengaruhi konsumen dalam memilih merek produk pangan kemasan. Sementara itu, harga merupakan faktor klasik dan sampai saat ini masih memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam
pendugaan mutu pada produk pangan kemasan. Pada awalnya, penelitian dan model yang berkembang menduga bahwa harga merupakan faktor penting dalam persepsi mutu Caswell et al. 2002.
6. Atribut Mutu Intrinsik dan Ekstrinsik
Persentase kecenderungan responden dalam memilih mutu intrinsik atau ekstrinsik sebagai atribut mutu yang paling penting dalam produk pangan kemasan dapat dilihat pada Gambar 23.
Berdasarkan data survei, 86.7 responden memilih mutu intrinsik sebagai mutu yang paling penting pada produk pangan kemasan, sedangkan 13.3 responden memilih mutu ekstrinsik sebagai mutu
yang paling penting pada produk pangan kemasan. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa mutu intrinsik memiliki peran yang lebih penting dalam membentuk mutu keseluruhan pada produk pangan
kemasan.
Gambar 23. Persentase pemilihan mutu intrinsik dan ekstrinsik Meskipun berdasarkan pertimbangan utama responden, atribut mutu ekstrinsik sertifikasi
memiliki persentase yang lebih besar, tetapi kombinasi atribut mutu intrinsik yang baik lebih berperan dalam membentuk mutu produk pangan kemasan. Menurut Olson dan Jacoby 1972, atribut mutu
intrinsik lebih banyak digunakan dan memiliki efek pada persepsi mutu yang lebih besar daripada atribut mutu ekstrinsik. Atribut mutu intrinsik memiliki hubungan yang sangat kuat dengan tujuan dan
harapan konsumen dalam mengkonsumsi produk pangan kemasan.
46 Sebelum pembelian produk, atribut mutu ekstrinsik memiliki peranan yang lebih kuat. Hal ini
disebabkan karena mutu ekstrinsik lebih dominan dalam menawarkan atribut mutu produk. Konsumen akan lebih mempertimbangkan atribut mutu ekstrinsik ketika mereka belum memiliki informasi yang
cukup mengenai atribut mutu intrinsik. Menurut Caswell 2000, indikator ekstrinsik dapat mengubah atribut intrinsik credence menjadi indikator atau isyarat ekstrinsik search, yang dapat memfasilitasi
evaluasi mutu yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual. Setelah melewati tahap konsumsi, konsumen dapat menilai dan merasakan lebih banyak atribut mutu yang terdapat pada produk pangan.
Pada kerangka kerja yang disusun Caswell Gambar 3, mutu yang dapat dirasakan konsumen merupakan atribut mutu yang bersifat intrinsic experience dan intrinsic credence. Kedua atribut ini
nantinya akan menjadi tolok ukur dalam membeli produk pangan sejenis di masa yang akan datang.
E. HUBUNGAN ANTARA FAKTOR EKONOMI DAN SOSIO DEMOGRAFI
TERHADAP ATRIBUT MUTU
Faktor ekonomi dan sosio demografi dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih atribut mutu yang penting dalam produk pangan kemasan. Faktor tersebut dapat juga mempengaruhi
bagaimana tingkat kepentingan suatu atribut mutu pada produk pangan. Hal ini berkaitan dengan sumber daya yang digunakan oleh konsumen dalam memahami dan mengevaluasi tingkat kepentingan
atribut mutu pada produk pangan kemasan. Di samping itu juga berkaitan dengan pola berpikir konsumen dan faktor lain yang berasal dari lingkungan yang dapat mempengaruhi pemikiran
konsumen tersebut. Oleh karena itu, analisis korelasi diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara faktor ekonomi dan sosio demografi terhadap atribut mutu produk pangan kemasan.
Faktor ekonomi dan sosio demografi yang digunakan independent meliputi tingkat usia, pendidikan, dan pendapatan. Sementara itu faktor yang diamati dependent meliputi data tingkat kepentingan
atribut mutu umum. Data ini dapat dilihat pada kuesioner soal B2 pada Lampiran 1. Hasil analisis korelasi antara tiga faktor independent ekonomi dan sosio demografi terhadap
10 dependent tingkat kepentingan atribut mutu umum menghasilkan 30 korelasi. Hasil korelasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6, 7, dan 8. Berdasarkan besar nilai signifikansinya,
terdapat tujuh korelasi yang signifikan yaitu korelasi yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.05. Korelasi juga dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Korelasi yang dihasilkan akan semakin
kuat apabila nilai koefisien korelasinya mendekati satu. Hasil korelasi yang signifikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 19. Hasil korelasi yang signifikan terdiri dari tiga korelasi yang berhubungan
dengan atribut mutu intrinsik dan empat korelasi yang berhubungan dengan atribut mutu ekstrinsik. Tabel 19. Korelasi antara faktor ekonomi dan sosio demografi terhadap tingkat kepentingan atribut
mutu umum No
Faktor Atribut Mutu
Nilai Signifikansi
Nilai Koefisien Korelasi
1 Intrinsik
Usia Sensori
0.000 -0.242
2 Tingkat pendidikan
Keamanan pangan 0.044
0.141 3
Tingkat pendapatan Keamanan pangan
0.017 0.167
4 Ekstrinsik
Tingkat pendidikan Produsen
0.044 0.161
5 Tingkat pendapatan
Harga 0.011
-0.179 6
Usia Harga
0.002 -0.213
7 Tingkat pendapatan
Produsen 0.009
0.182