ANALISIS FAKTOR ATRIBUT MUTU

48 cenderung meningkatkan taraf pendidikan sehingga responden memilih produk pangan kemasan yang dinilai memiliki mutu lebih baik, walaupun memiliki harga yang lebih mahal. Korelasi yang ketujuh adalah faktor tingkat pendapatan terhadap tingkat kepentingan atribut produsen. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.182. Nilai koefisien korelasi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan responden, maka responden akan menilai atribut produsen menjadi semakin penting. Atribut produsen memiliki segmen tersendiri dalam pemasaran. Konsumen dengan pendapatan yang lebih tinggi juga akan mempertahankan konsumsi produk merek atau produsen karena mereka telah memiliki kepercayaan terhadap produsen produk pangan kemasan tertentu dan mampu mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk mendapatkan mutu produk yang sama. Penilaian terhadap atribut mutu produk pangan memiliki cakupan faktor yang sangat beragam. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai koefisien korelasi yang diperoleh berkisar antara 0.100 – 0.300. Nilai ini masih jauh dari tingkat korelasi yang kuat yaitu nilai koefisien yang mendekati angka satu. Hal ini dapat disebabkan karena persepsi konsumen yang tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. Namun, lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Di samping itu, terdapat faktor lain yang berasal dari lingkungan yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen dalam menilai atribut mutu produk pangan kemasan. Faktor tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam menentukan isyarat mutu maupun atribut mutu yang akan diterima.

F. ANALISIS FAKTOR ATRIBUT MUTU

Konsumen memiliki persepsi yang berbeda dalam menilai atribut mutu pada produk pangan kemasan, terutama mengenai tingkat kepentingan atribut mutu umum. Perbedaan tersebut dapat disebabkan karena faktor eksternal konsumen seperti faktor ekonomi dan sosio demografi. Pola yang terbentuk dari hasil penilaian responden dapat digunakan untuk mengetahui posisi atau peran tiap atribut mutu. Di samping itu juga untuk mengetahui bagaimana hubungan antar atribut mutu sehingga diperoleh pengelompokan atribut mutu yang baru. Kelompok atribut mutu baru yang terbentuk dapat menunjukkan persepsi mutu pada kelompok konsumen tertentu. Dalam penelitian ini menunjukkan persepsi konsumen yang berada di wilayah Jabodetabek. Analisis faktor pada sepuluh atribut mutu umum menghasilkan tiga faktor kelompok atribut mutu yang baru. Kelompok atribut mutu yang terbentuk dapat dilihat pada Tabel 20, sedangkan component plot ketiga faktor dapat dilihat pada Gambar 24. Pengelompokan tiap atribut ke salah satu faktor didasarkan atas nilai factor loadings tertinggi di antara ketiga faktor. Faktor yang terbentuk menunjukkan adanya korelasi antar atribut mutu yang tergolong di dalamnya. Factor loadings dapat digunakan untuk mengetahui peranan masing-masing variabel yang dalam suatu faktor Suliyanto 2005. Semakin besar factor loading-nya, maka semakin besar pengaruh variabel atribut mutu yang ada dalam suatu faktor. Sementara itu, penamaan faktor yang terbentuk berdasarkan peran atribut mutu sebagai faktor intrinsik, ekstrinsik, serta dimensi lingkungan informasi search nature, experience nature, dan credence nature. 49 Tabel 20. Hasil analisis faktor pada atribut mutu umum produk pangan kemasan Atribut Factor Loadings 1 2 3 Gizi 0.728 0.149 -0.054 Proses 0.690 0.125 0.373 Sertifikasi 0.659 -0.122 0.202 Keamanan 0.640 0.291 -0.182 Sensori 0.105 0.780 0.038 Nilai 0.123 0.664 0.295 Harga 0.084 0.608 0.148 Produsen -0.005 0.145 0.804 Iklan -0.058 0.472 0.636 Kemasan 0.394 0.120 0.593 Keterangan: . Faktor 1 . Faktor 2 . Faktor 3 Gambar 24. Component plot atribut mutu umum produk pangan kemasan Faktor yang pertama terdiri dari atribut mutu gizi, proses, sertifikasi, dan keamanan pangan. Ketiga atribut gizi, proses, dan keamanan pangan termasuk dalam atribut mutu intrinsik. Sementara itu, sertifikasi merupakan atribut ekstrinsik. Atribut sertifikasi dapat berhubungan dengan ketiga atribut yang lain. Hal ini disebabkan karena adanya sertifikasi dapat menjamin mutu dalam aspek gizi, proses, dan keamanan pangan. Oleh karena itu, faktor ini dapat digeneralisasikan menjadi faktor intrinsik credence. Artinya, atribut dalam faktor ini tidak dapat dievaluasi secara langsung oleh konsumen, tetapi konsumen mendapatkan jaminan dari produsen dalam bentuk sertifikasi. Faktor kedua terdiri dari atribut sensori, nilai, dan harga. Seperti pada faktor pertama, faktor ini juga terdiri dari atribut mutu intrinsik dan ekstrinsik. Harga termasuk dalam atribut mutu ekstrinsik. Namun, harga dapat menjadi variabel dependent ketika atribut sensori dan nilai diubah. Atribut sensori dan nilai yang lebih baik cenderung meningkatkan harga produk. Faktor kedua dapat digeneralisasi menjadi atribut intrinsik search. Dalam hal ini, search diartikan sebagai atribut intrinsik Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 50 yang dapat diduga mutunya sebelum pembelian produk. Evaluasi terhadap ketiga atribut tersebut secara langsung oleh konsumen dilakukan setelah produk dikonsumsi. Faktor yang ketiga terdiri dari atribut produsen, iklan, dan kemasan. Ketiga atribut tersebut termasuk dalam atribut mutu ekstrinsik. Atribut produsen memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan atribut lain dalam faktor ini. Produsen berpengaruh dalam menentukan atribut mutu yang lain, terutama atribut mutu yang bersifat ekstrinsik. Atribut produsen, iklan, dan kemasan cenderung pada menjadi alat yang efektif untuk meningkatkan nilai jual produk pangan kemasan. Karena ketiga atribut dalam faktor ini termasuk dalam atribut ekstrinsik, maka faktor ini dapat langsung digeneralisasikan sebagi atribut ekstrinsik. Ketiga kelompok atribut mutu yang terbentuk dari analisis faktor ini dapat digunakan untuk membuat model penerimaan mutu konsumen di wilayah Jabotetabek. Bagan model penerimaan mutu konsumen dapat dilihat pada Gambar 25. Bagan mutu tersebut menunjukkan kelompok atribut mutu yang terbentuk pada konsumen di wilayah Jabodetabek berdasarkan hasil penilaian responden survei. Di samping itu juga menjelaskan pengaruh ketiga kelompok atribut mutu terhadap persepsi dan preferensi konsumen terhadap atribut mutu produk pangan kemasan. Gambar 25. Bagan model penerimaan mutu konsumen Konsumen menerima informasi tentang produk pangan kemasan yang berupa atribut intrinsik credence, atribut intrinsik search, dan atribut ekstrinsik. Atribut mutu intrinsik merupakan atribut mutu yang berhubungan dengan tujuan konsumsi yang dilakukan konsumen. Di sisi lain, atribut mutu ekstrinsik mempengaruhi konsumen dalam hal daya tarik produk. Atribut mutu ekstrinsik dapat digunakan sebagai faktor untuk meningkatkan mutu produk secara keseluruhan ketika atribut mutu intrinsik tidak dapat ditingkatkan lagi. Konsumen menggabungkan atribut mutu yang telah dipilih, dievalusi, dan dirasakan menjadi persepsi mutu. Setelah pembelian, konsumen dapat menilai antara mutu produk yang ditawarkan aktual dengan mutu produk yang diharapkan expected quality. Kemudian mutu yang diharapkan expected quality akan berubah menjadi pengalaman mutu experience quality, yang akan menentukan pembelian di masa yang akan datang. 51

G. PROFIL KONSUMSI PRODUK MI INSTAN