IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PENGUJIAN KUESIONER
1. Uji Validitas
Hasil uji validitas 58 variabel kuesioner dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dapat dilihat pada Tabel 7. Uji validitas dilakukan dengan program SPSS 16 for Windows. Variabel yang
valid merupakan variabel yang memiliki koefisien korelasi r
s
lebih besar dari koefisien korelasi pada tabel kritis korelasi Spearman pada taraf signifikansi 5, yaitu sebesar 0.317 n=30; db=28. Hasil uji
validitas secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. Tabel 7. Nilai koefisien korelasi r
s
Rank Spearman variabel uji No
Variabel uji Koefisien
korelasi No
Variabel uji Koefisien
korelasi 1
B1_Keamanan 0.609
30 D18_Sensori 4
0.913 2
B1_Gizi 0.449
31 D19_Keamanan 1
0.905 3
B1_Sensori 0.395
32 D19_Keamanan 2
0.951 4
B1_Nilai 0.487
33 D19_Keamanan 3
0.969 5
B1_Proses 0.769
34 D19_Keamanan 4
0.918 6
B1_Sertifikasi 0.251
35 D20_Nilai 1
0.761 7
B1_Kemasan 0.613
36 D20_Nilai 2
0.784 8
B1_Harga 0.694
37 D20_Nilai 3
0.655 9
B1_Produsen 0.140
38 D20_Nilai 4
0.646 10
B1_Promosi 0.369
39 D21_Kemasan 1
0.753 11
B8_Asal 0.693
40 D21_Kemasan 2
0.849 12
B8_Bioteknologi 0.670
41 D21_Kemasan 3
0.829 13
B8_Organik 0.866
42 D21_Kemasan 4
0.816 14
B8_Penanganan 0.841
43 D22_Harga 1
0.721 15
B9_BPOM 0.750
44 D22_Harga 2
0.718 16
B9_Halal 0.604
45 D22_Harga 3
0.811 17
B9_HACCP 0.723
46 D22_Harga 4
0.659 18
B9_GMP 0.678
47 D23_Merek 1
0.823 19
B9_Reputasi 0.418
48 D23_Merek 2
0.848 20
C15_Pokok 0.655
49 D23_Merek 3
0.799 21
C15_Pengganti 0.536
50 D23_Merek 4
0.608 22
C15_Selingan 0.494
51 D24_Iklan 1
0.414 23
D17_Gizi 1 0.951
52 D24_Iklan 2
0.701 24
D17_Gizi 2 0.940
53 D24_Iklan 3
0.761 25
D17_Gizi 3 0.966
54 D24_Iklan 4
0.630 26
D17_Gizi 4 0.945
55 D25_Distribusi 1
0.561 27
D18_Sensori 1 0.621
56 D25_Distribusi 2
0.845 28
D18_Sensori 2 0.898
57 D25_Distribusi 3
0.853 29
D18_Sensori 3 0.931
58 D25_Distribusi 4
0.714
Keterangan: . Tidak berkorelasi signifikan pada taraf
α 5
29 Berdasarkan hasil uji validitas, 56 variabel kuesioner dinyatakan valid karena memiliki nilai
koefisien korelasi lebih besar dari 0.317. Sementara itu, terdapat dua variabel yang tidak valid, yaitu variabel tingkat kepentingan atribut sertifikasi dan produsen. Variabel tersebut memiliki nilai
koefisien korelasi kurang dari 0.317. Kedua variabel tersebut termasuk dalam pertanyaan tingkat kepentingan atribut mutu umum yang dapat dilihat pada Lampiran 1 pertanyaan B2. Ketidakvalidan
kedua variabel tersebut diduga disebabkan karena jawaban tingkat kepentingan atribut mutu yang bervariasi pada tahap uji coba kuesioner terhadap 30 responden. Jawaban responden terhadap tingkat
kepentingan atribut sertifikasi dan produsen dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Respon terhadap pertimbangan mutu utama dan tingkat kepentingan sertifikasi dan produsen
No Pertimbangan
utama Tingkat kepentingan
No Pertimbangan
utama Tingkat kepentingan
Sertifikasi Produsen
Sertifikasi Produsen
1 Nilai
5 4
16 Gizi
5 4
2 Keamanan
5 3
17 Produsen
5 5
3 Sertifikasi
5 4
18 Pengemasan
4 4
4 Promosi
5 4
19 Produsen
5 4
5 Sertifikasi
5 3
20 Keamanan
5 5
6 Keamanan
2 4
21 Keamanan
4 2
7 Sensori
5 3
22 Keamanan
5 4
8 Sensori
5 3
23 Sensori
4 3
9 Gizi
4 3
24 Keamanan
5 5
10 Harga
5 3
25 Harga
5 4
11 Keamanan
4 3
26 Keamanan
5 4
12 Produsen
5 5
27 Harga
3 4
13 Sensori
4 3
28 Harga
4 4
14 Sensori
5 3
29 Harga
5 3
15 Sensori
5 3
30 Sertifikasi
5 3
Keterangan: 1 Sangat kurang penting 4 Penting 2 Kurang penting 5 Sangat penting
3 Cukup penting
Secara umum responden memberikan penilaian skala Likert terhadap dua variabel tersebut dengan skala 3 cukup penting sampai skala 5 sangat penting. Namun, beberapa responden ada
yang menilai atribut tersebut dengan skala 2 kurang penting, sehingga pada hasil uji validitasnya memperoleh nilai koefisien korelasi yang rendah. Hal ini menunjukkan responden memiliki persepsi
yang beragam terhadap atribut tingkat kepentingan sertifikasi dan produsen. Perbedaan persepsi responden diduga disebabkan karena adanya keterangan tambahan
penjelasan terhadap atribut. Pada atribut sertifikasi ditambahkan keterangan sertifikasi BPOM, Depkes, Halal, dan lain-lain, sedangkan pada atribut produsen ditambahkan keterangan merek,
reputasi, dan lain-lain. Keterangan tersebut diduga memberikan pemahaman yang berbeda antar responden. Sebagai contoh pada atribut sertifikasi, responden hanya menilai dari sudut pandang
sertifikasi halalnya saja, bukan sertifikasi secara keseluruhan. Faktor kedua yang menyebabkan perbedaan persepsi adalah pengambilan sampel untuk
pengujian kuesioner yang belum merata. Daerah pengambilan sampel untuk penelitian meliputi 13 wilayah di Jabodetabek. Namun, pengambilan data secara online untuk pengujian kuesioner belum
mencapai seluruh wilayah tersebut. Perbedaan daerah pengambilan sampel dapat menyebabkan perbedaan persepsi. Hal ini disebabkan karena tiap daerah memiliki karakter ekonomi dan sosio
demografi yang berbeda, sehingga menyebabkan perbedaan persepsi. Sementara itu, pengambilan data