HUBUNGAN ANTARA FAKTOR EKONOMI DAN SOSIO DEMOGRAFI

46 Sebelum pembelian produk, atribut mutu ekstrinsik memiliki peranan yang lebih kuat. Hal ini disebabkan karena mutu ekstrinsik lebih dominan dalam menawarkan atribut mutu produk. Konsumen akan lebih mempertimbangkan atribut mutu ekstrinsik ketika mereka belum memiliki informasi yang cukup mengenai atribut mutu intrinsik. Menurut Caswell 2000, indikator ekstrinsik dapat mengubah atribut intrinsik credence menjadi indikator atau isyarat ekstrinsik search, yang dapat memfasilitasi evaluasi mutu yang dilakukan oleh pembeli maupun penjual. Setelah melewati tahap konsumsi, konsumen dapat menilai dan merasakan lebih banyak atribut mutu yang terdapat pada produk pangan. Pada kerangka kerja yang disusun Caswell Gambar 3, mutu yang dapat dirasakan konsumen merupakan atribut mutu yang bersifat intrinsic experience dan intrinsic credence. Kedua atribut ini nantinya akan menjadi tolok ukur dalam membeli produk pangan sejenis di masa yang akan datang.

E. HUBUNGAN ANTARA FAKTOR EKONOMI DAN SOSIO DEMOGRAFI

TERHADAP ATRIBUT MUTU Faktor ekonomi dan sosio demografi dapat mempengaruhi konsumen dalam memilih atribut mutu yang penting dalam produk pangan kemasan. Faktor tersebut dapat juga mempengaruhi bagaimana tingkat kepentingan suatu atribut mutu pada produk pangan. Hal ini berkaitan dengan sumber daya yang digunakan oleh konsumen dalam memahami dan mengevaluasi tingkat kepentingan atribut mutu pada produk pangan kemasan. Di samping itu juga berkaitan dengan pola berpikir konsumen dan faktor lain yang berasal dari lingkungan yang dapat mempengaruhi pemikiran konsumen tersebut. Oleh karena itu, analisis korelasi diperlukan untuk mengetahui apakah terdapat korelasi antara faktor ekonomi dan sosio demografi terhadap atribut mutu produk pangan kemasan. Faktor ekonomi dan sosio demografi yang digunakan independent meliputi tingkat usia, pendidikan, dan pendapatan. Sementara itu faktor yang diamati dependent meliputi data tingkat kepentingan atribut mutu umum. Data ini dapat dilihat pada kuesioner soal B2 pada Lampiran 1. Hasil analisis korelasi antara tiga faktor independent ekonomi dan sosio demografi terhadap 10 dependent tingkat kepentingan atribut mutu umum menghasilkan 30 korelasi. Hasil korelasi secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 6, 7, dan 8. Berdasarkan besar nilai signifikansinya, terdapat tujuh korelasi yang signifikan yaitu korelasi yang memiliki nilai signifikansi kurang dari 0.05. Korelasi juga dilihat dari nilai koefisien korelasinya. Korelasi yang dihasilkan akan semakin kuat apabila nilai koefisien korelasinya mendekati satu. Hasil korelasi yang signifikan tersebut dapat dilihat pada Tabel 19. Hasil korelasi yang signifikan terdiri dari tiga korelasi yang berhubungan dengan atribut mutu intrinsik dan empat korelasi yang berhubungan dengan atribut mutu ekstrinsik. Tabel 19. Korelasi antara faktor ekonomi dan sosio demografi terhadap tingkat kepentingan atribut mutu umum No Faktor Atribut Mutu Nilai Signifikansi Nilai Koefisien Korelasi 1 Intrinsik Usia Sensori 0.000 -0.242 2 Tingkat pendidikan Keamanan pangan 0.044 0.141 3 Tingkat pendapatan Keamanan pangan 0.017 0.167 4 Ekstrinsik Tingkat pendidikan Produsen 0.044 0.161 5 Tingkat pendapatan Harga 0.011 -0.179 6 Usia Harga 0.002 -0.213 7 Tingkat pendapatan Produsen 0.009 0.182 47 Korelasi yang pertama adalah faktor usia responden terhadap tingkat kepentingan atribut mutu sensori. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi -0.242. Karena koefisiennya bernilai negatif maka pertambahan usia responden cenderung menyebabkan atribut sensori dinilai kurang penting oleh responden. Pada usia responden yang lebih tinggi, penilaian mutu pada produk pangan tidak mutlak terfokus pada atribut sensori. Responden akan lebih selektif dalam memilih produk pangan yang akan dikonsumsi. Pertambahan usia juga dapat menyebabkan penurunan fungsi sensori individu. Hal ini menyebabkan pemilihan produk pangan menjadi lebih didasarkan pada peningkatan kualitas hidup dan pemeliharaan kesehatan. Korelasi yang kedua adalah faktor tingkat pendapatan responden terhadap tingkat kepentingan atribut mutu keamanan pangan. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi 0.141. Koefisien korelasi yang bernilai positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan responden maka responden akan menilai semakin penting atribut keamanan pangan. Tingkat pendidikan responden memegang peranan penting dalam meningkatkan pemahaman responden terhadap pentingnya faktor keamanan pada produk pangan kemasan. Semakin tinggi tingkat pendidikan responden menyebabkan kesadaran responden terhadap keamanan pangan meningkat. Di samping itu, responden semakin memahami kriteria keamanan pangan pada produk pangan yang dikonsumsinya. Korelasi yang ketiga adalah faktor tingkat pendapatan responden terhadap tingkat kepentingan atribut mutu keamanan pangan. Korelasi ini memiliki nilai koefisien korelasi 0.167. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendapatan responden, maka atribut keamanan pangan dinilai menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan responden memiliki cukup sumber daya untuk memilih mutu produk yang memiliki atribut mutu keamanan pangan yang dinilai lebih terjamin. Responden akan tetap memilih suatu produk pangan kemasan tertentu yang dinilai lebih aman, walaupun memiliki harga yang lebih mahal. Korelasi yang keempat adalah faktor tingkat pendidikan responden terhadap tingkat kepentingan atribut produsen. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.161. Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat pendidikannya, responden cenderung menilai atribut produsen menjadi lebih penting. Atribut produsen merupakan atribut kompleks yang terdiri dari atribut ekstrinsik seperti merek, iklan, reputasi, harga, sertifikasi, dan lain-lain. Setelah dilakukan konsumsi, atribut-atribut mutu tersebut akan menjadi pengalaman mutu experience quality dan konsumen akan mengacu pada pembelian selanjutnya Lazarova 2010. Apabila suatu produsen dinilai memiliki pengalaman mutu yang baik, maka konsumen akan menjadikan produsen tersebut sebagai acuan pembelian produk pangan kemasan di masa yang akan datang. Konsumen dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki pengalaman mutu yang lebih banyak lebih banyak memiliki pertimbangan apabila akan berpindah ke produsen lain. Korelasi yang kelima adalah faktor tingkat pendapatan terhadap tingkat kepentingan atribut harga. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi -0.179. Nilai koefisien korelasi yang bernilai negatif menunjukkan semakin tinggi tingkat pendapatannya, responden akan menilai atribut harga menjadi kurang penting. Responden dengan pendapatan yang tinggi memiliki sumber daya yang cukup dan mampu membeli produk pangan kemasan yang dianggap memiliki mutu yang lebih baik, walaupun memiliki harga yang relatif lebih mahal. Korelasi yang keenam adalah faktor usia responden terhadap tingkat kepentingan atribut harga. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi sebesar -0.213. Nilai koefisien yang bernilai negatif menunjukkan bahwa semakin tinggi usia responden maka atribut harga dinilai kurang penting atau kurang diperhatikan. Peningkatan usia responden yang diimbangi dengan meningkatnya taraf hidup menyebabkan harga dianggap menjadi kurang penting. Di samping itu, peningkatan usia responden 48 cenderung meningkatkan taraf pendidikan sehingga responden memilih produk pangan kemasan yang dinilai memiliki mutu lebih baik, walaupun memiliki harga yang lebih mahal. Korelasi yang ketujuh adalah faktor tingkat pendapatan terhadap tingkat kepentingan atribut produsen. Korelasi tersebut memiliki nilai koefisien korelasi sebesar 0.182. Nilai koefisien korelasi yang positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendapatan responden, maka responden akan menilai atribut produsen menjadi semakin penting. Atribut produsen memiliki segmen tersendiri dalam pemasaran. Konsumen dengan pendapatan yang lebih tinggi juga akan mempertahankan konsumsi produk merek atau produsen karena mereka telah memiliki kepercayaan terhadap produsen produk pangan kemasan tertentu dan mampu mengeluarkan biaya lebih tinggi untuk mendapatkan mutu produk yang sama. Penilaian terhadap atribut mutu produk pangan memiliki cakupan faktor yang sangat beragam. Berdasarkan data yang diperoleh, nilai koefisien korelasi yang diperoleh berkisar antara 0.100 – 0.300. Nilai ini masih jauh dari tingkat korelasi yang kuat yaitu nilai koefisien yang mendekati angka satu. Hal ini dapat disebabkan karena persepsi konsumen yang tidak hanya dipengaruhi oleh satu faktor saja. Namun, lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan. Di samping itu, terdapat faktor lain yang berasal dari lingkungan yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen dalam menilai atribut mutu produk pangan kemasan. Faktor tersebut dapat mempengaruhi konsumen dalam menentukan isyarat mutu maupun atribut mutu yang akan diterima.

F. ANALISIS FAKTOR ATRIBUT MUTU