52 pada waktu pagi dan malam hari. Nilai convenience atau kemudahan penyajian menjadi faktor penting
yang mendukung konsumsi produk mi instan pada kedua waktu tersebut.
Gambar 27. Waktu konsumsi produk mi instan
3. Jenis Mi Instan yang Dikonsumsi
Gambar 28 menunjukkan diagram batang persentase jenis mi instan yang pernah dikonsumsi
oleh responden. Dari hasil data tersebut terlihat produk mi instan kuah biasa merupakan produk yang paling banyak dikonsumsi 95.0. Konsumsi mi instan gelas dan cup noodle memiliki persentase
yang hampir sama, yaitu masing-masing sebesar 40.6 dan 44.1. Sementara itu, mi instan jenis bowl noodle paling jarang dikonsumsi oleh responden. Preferensi konsumen terhadap jenis mi instan
dapat disebabkan karena minat konsumen terhadap jenis produk mi instan tertentu dan juga ketersediaan produk mi instan yang ada di pasaran. Di samping itu juga dapat disebabkan karena
faktor lain yang berkaitan dengan atribut mutu yang terdapat pada mi instan. Penjelasan mengenai atribut mutu pada keempat jenis mi instan dapat dilihat pada bab atribut mutu pada mi instan.
Gambar 28. Persentase konsumsi empat jenis mi instan
54 mengetahui perbedaan nilai atribut mutu yang terdapat pada antar jenis mi instan. Atribut mutu yang
diujikan merupakan atribut mutu pada produk mi instan yang mudah diamati dan dinilai oleh konsumen. Atribut mutu pada produk mi instan dinilai berdasarkan kinerja, nilai mutu yang
diharapkan expected quality, maupun pengalaman mutu experience quality. Hasil uji pembeda sembilan atribut mutu pada empat jenis mi instan dapat dilihat pada Tabel
22. Perbedaan atribut mutu pada empat jenis mi instan dapat dilihat dari nilai asymptotic significance Asymp. Sig. yang menunjukkan ada tidaknya hubungan antar jenis mi instan. Atribut mutu mi instan
yang berbeda signifikan ditandai dengan nilai Asymp. Sig. kurang dari 0.05. Berdasarkan data pada tabel, terdapat tiga atribut mutu yang tidak berbeda signifikan karena memiliki nilai Asymp. Sig. lebih
dari 0.05. Ketiga atribut tersebut adalah atribut keamanan pangan, kemasan, dan merek. Tabel 22. Hasil uji pembeda Kruskal-Wallis atribut mutu mi instan
No Atribut
Asymp. Sig. 1
Gizi 0.004
2 Keamanan pangan
0.110 3
Sensori 0.000
4 Nilai
0.001 5
Kemasan 0.073
6 Harga
0.000 7
Merek 0.221
8 Iklan
0.000 9
Distribusi 0.000
Atribut mutu yang berbeda siginifikan kemudian diuji lanjut multiple Dunn untuk melihat apakah terdapat perbedaan mutunya pada tiap jenis mi instan. Selain itu, penilaian terhadap atribut
mutu juga dilakukan dengan melihat rata-rata nilai skala Likert yang menunjukkan pada tingkat skala Likert yang mana atribut mutu pada produk mi instan dinilai oleh responden. Hasil uji lanjut untuk
atribut mutu yang berbeda signifikan dapat dilihat pada Tabel 23. Sementara itu, untuk atribut mutu yang tidak berbeda signifikan pada uji pembeda hanya dilakukan penilaian berdasarkan nilai rata-rata
skala Likert. Nilai rata-rata skala Likert untuk atribut mutu yang tidak berbeda signifikan dapat dilihat pada Tabel 24.
Pada atribut mutu gizi, secara umum keempat jenis mi instan memiliki nilai atribut yang hampir sama. Hal ini terlihat dari kecenderungan keempat jenis mi instan yang saling mengelompok.
Perbedaan nilai atribut gizi yang signifikan terjadi antara mi instan kuah biasa dengan mi instan gelas. Berdasarkan nilai rata-rata skala Likert, mi instan kuah biasa memiliki peringkat yang tertinggi. Nilai
rata-rata skala Likert atribut mutu gizi pada keempat jenis mi instan berada pada rentang 2-3. Hal ini menunjukkan atribut mutu gizi berada pada nilai “kurang”. Responden menganggap produk mi instan
secara umum masih memiliki kandungan gizi yang kurang baik. Kandungan komposisi gizi pada mi
instan belum memenuhi kebutuhan gizi yang diharapkan oleh konsumen. Padahal, komposisi produk dapat menjadi faktor yang penting untuk mengetahui mutu produk Caswell et al. 2000.
Pada atribut sensori, mi instan kuah biasa memiliki nilai rata-rata skala Likert yang tertinggi. Hal ini menandakan mi instan kuah biasa memiliki karakter sensori yang lebih baik dari jenis mi
instan yang lain. Karakter sensori yang dimaksud dapat berupa rasa, aroma, tekstur, dan lain-lain. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa mi instan yang direbus dengan air mendidih memiliki karakter
sensori yang lebih baik dari jenis mi instan yang diseduh dengan air panas. Mi instan yang direbus
55 dengan air mendidih mengalami rehidrasi yang lebih baik, sehingga menghasilkan mutu sensori yang
lebih baik. Untuk mendapatkan hasil yang optimum, suhu air dipertahankan pada 98-100
o
C selama proses perebusan mi instan Hou dan Kruk 1998. Nilai rata-rata skala Likert pada atribut sensori
berkisar pada rentang 3-4. Artinya secara umum karakter sensori pada produk mi instan dianggap cukup baik.
Pada atribut nilai atau manfaat, mi instan jenis cup noodle memiliki nilai rata-rata skala Likert yang tertinggi. Meskipun demikian, perbedaan nilai atribut antar jenis mi instan tidak berbeda jauh.
Berdasarkan nilai rata-rata skala Likert, mi instan yang dimasak dengan diseduh air panas mi instan gelas, cup noodle, dan bowl noodle cenderung memiliki nilai atribut nilai yang lebih tinggi dari pada
mi instan yang direbus dengan air mendidih mi instan kuah biasa. Mi instan yang dimasak dengan cara diseduh air panas memiliki keunggulan dalam hal kemudahan penyajian. Nilai rata-rata skala
Likert atribut mutu nilai berkisar pada rentang 3-4 cukup baik. Tabel 23. Hasil uji lanjut dan nilai rata-rata skala Likert atribut mutu mi instan
Atribut Mutu Jenis Mi
Mean Rank Kruskal-Wallis Nilai Rata-rata
Skala Likert 1
2 3
Gizi Mi instan kuah biasa
444.75
a
2.812 Mi instan gelas
371.07
b
2.530 Cup noodles
386.06
ab
386.06
ab
2.579 Bowl noodles
416.12
ab
416.12
ab
2.698 Sensori
Mi instan kuah biasa 497.97
a
3.653 Mi instan gelas
352.36
b
3.124 Cup noodles
374.51
b
3.198 Bowl noodles
393.15
b
3.267 Nilai
Mi instan kuah biasa 357.02
a
3.282 Mi instan gelas
404.43
ab
404.43
ab
3.446 Cup noodles
437.92
b
3.579 Bowl noodles
418.62
b
3.505 Harga
Mi instan kuah biasa 508.18
a
3.584 Mi instan gelas
488.61
a
3.515 Cup noodles
347.68
b
2.950 Bowl noodles
273.52
c
2.634 Iklan
Mi instan kuah biasa 497.04
a
3.708 Mi instan gelas
413.95
b
3.356 Cup noodles
394.72
b
3.272 Bowl noodles
312.29
c
2.916 Distribusi
Mi instan kuah biasa 516.67
a
4.069 Mi instan gelas
416.79
b
3.663 Cup noodles
408.98
b
3.634 Bowl noodles
275.56
c
3.050 Pada atribut harga, mi instan kuah biasa dan mi instan gelas memiliki nilai yang lebih tinggi
dari jenis mi instan yang lain. Artinya responden menganggap bahwa mi instan kuah biasa dan mi
56 instan gelas memiliki harga yang lebih murah. Nilai skala Likert atribut harga mi instan kuah biasa
dan mi gelas berada pada rentang 3-4. Hal ini mengindikasikan bahwa kedua jenis mi instan tersebut dinilai cukup murah. Sementara itu, untuk mi instan jenis cup noodle dan bowl noodle, nilai rata-rata
skala Likertnya berada pada rentang 2-3. Hal ini menunjukkan bahwa kedua jenis mi instan tersebut termasuk dalam kategori cukup mahal.
Pada atribut iklan dan promosi lain, mi instan kuah biasa memiliki nilai yang paling tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa mi instan kuah biasa memiliki kinerja atribut iklan atau promosi yang lebih
baik. Kinerja atribut iklan dan promosi dapat berupa iklan di media massa, media elektronik, maupun program-program lain yang dapat memperkenalkan produk kepada konsumen atau memberikan
informasi terhadap produk mi instan tersebut. Atribut iklan dan promosi juga dapat digunakan untuk menarik minat konsumen. Berdasarkan nilai rata-rata skala Likert, mi instan kuah biasa, mi instan
gelas, dan cup noodle berada pada rentang 3-4. Artinya atribut iklan atau promosi ketiga jenis mi instan tersebut termasuk dalam kategori cukup baik. Sementara itu, bowl noodle berada pada rentang
2-3 yang mengindikasikan bahwa atribut iklan dan promosi mi instan tersebut kurang baik. Bowl noodle pada umumnya merupakan produk impor dan belum banyak diiklankan kepada masyarakat.
Pencarian informasi terhadap mi instan ini cenderung hanya dilakukan di tempat pembelian secara langsung.
Tabel 24. Nilai rata-rata skala Likert atribut keamanan pangan, kemasan, dan merek Atribut Mutu
Jenis Mi Nilai Rata-Rata Skala Likert
Keamanan Mi instan kuah biasa
2.851 Mi instan gelas
2.718 Cup noodle
2.639 Bowl noodle
2.713 Kemasan
Mi instan kuah biasa 3.436
Mi instan gelas 3.337
Cup noodle 3.465
Bowl noodle 3.515
Merek Dagang Mi instan kuah biasa
3.708 Mi instan gelas
3.550 Cup noodle
3.569 Bowl noodle
3.579 Pada atribut distribusi, pola yang terbentuk sama dengan yang terdapat pada atribut iklan dan
promosi. Mi instan kuah biasa memiliki nilai yang tertinggi. Urutan selanjutnya dari nilai yang paling tinggi sampai ke yang rendah adalah mi instan gelas, cup noodle, dan yang paling rendah adalah bowl
noodle. Berdasarkan nilai rata-rata skala Likert, mi instan kuah biasa berada pada rentang 4-5, artinya mi instan jenis memiliki distribusi yang baik. Sementara itu mi instan gelas, cup noodles, dan bowl
noodle memiliki rentang nilai 3-4, artinya ketiga jenis mi tersebut tergolong dalam kategori cukup baik. Distribusi produk merupakan atribut penting yang memberikan peluang konsumen untuk
mendapatkan informasi search quality terhadap suatu produk. Di samping itu juga memberikan banyak pilihan kepada konsumen dalam memilih produk. Ketersediaan produk di pasaran membantu
konsumen dalam memilih atribut produk yang paling baik.
57 Atribut mutu keamanan pangan, kemasan, dan merek dagang merupakan atribut yang tidak
berbeda signifikan pada empat jenis mi instan. Atribut keamanan pangan pada produk mi instan memiliki nilai rata-rata skala Likert 2-3. Hal ini mengindikasikan bahwa responden menilai produk mi
instan memiliki keamanan pangan yang kurang baik. Komponen tambahan yang ada di dalam produk mi instan seperti pengawet dan pewarna makanan cenderung memberikan penilaian negatif terhadap
produk mi instan. Penelitian Shim et al. 2011 menunjukkan konsumen sangat khawatir dengan adanya bahan pengawet, pewarna, dan pemanis buatan dalam makanan. Pengembangan produk mi
instan tanpa menggunakan pewarna dan pengawet menjadi pertimbangan yang penting dalam meningkatkan nilai atribut mutu keamanan pangan.
Atribut kemasan pada produk mi instan memiliki nilai rata-rata skala Likert 3-4. Artinya produk mi instan memiliki mutu atribut kemasan yang cukup baik. Responden menilai informasi yang
terdapat pada kemasan mi instan sudah cukup memberikan informasi mutu search quality terhadap produk mi instan yang akan dipilih. Atribut kemasan terdiri dari sistem pengemasan, pelabelan, dan
informasi yang tercantum dalam label. Informasi pada label merupakan bentuk dari atribut mutu ekstrinsik yang membantu konsumen untuk menduga mutu dan kinerja produk yang bersifat credence
quality. Atribut merek dagang pada produk mi instan memiliki nilai rata-rata skala Likert 3-4. Nilai ini
mengindikasikan bahwa atribut merek dagang pada produk mi instan dianggap cukup penting oleh responden. Merek dagang seringkali mencerminkan mutu produk secara keseluruhan dan dianggap
sebagai salah satu faktor terpenting untuk mengetahui mutu produk Caswell et al. 2002. Pengalaman mutu experience quality yang positif terhadap suatu merek mi instan akan menyebabkan konsumen
mempertahan merek tersebut pada pembelian yang akan datang.
58
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Pengujian kuesioner menunjukkan adanya dua variabel atribut mutu yang kurang valid. Atribut tersebut adalah tingkat kepentingan atribut sertifikasi dan atribut produsen. Hal ini disebabkan karena
perbedaan persepsi konsumen dalam menilai kedua atribut mutu tersebut. Namun, data yang diberikan responden mengenai kedua atribut tersebut cukup konsinten. Koreksi terhadap kuesioner tidak
dilakukan untuk mengurangi non-respon dalam pengambilan data survei secara online. Berdasarkan hasil survei, atribut mutu yang menjadi pertimbangan utama responden dalam
memilih produk pangan kemasan adalah atribut sertifikasi 25.6 dan keamanan pangan 19.2. Hal ini menunjukkan konsumen menghendaki adanya jaminan mutu dalam bentuk sertifikasi. Atribut
sertifikasi yang dibutuhkan konsumen mencakup sertifikasi BPOM dan sertifikasi halal. Keduanya dinilai responden masuk dalam kategori “sangat penting”. Pada atribut keamanan pangan, 50.7
responden memperhatikan aspek penggunaan bahan tambahan pangan BTP. Hal ini mencerminkan
konsumen sangat waspada terhadap penggunaan BTP pada produk pangan kemasan. Atribut sertifikasi dan keamanan pangan ini dapat dievaluasi pada label kemasan. Sebesar 26.6 responden
menduga mutu produk pangan kemasan berdasarkan label. Atribut lain yang terdapat pada produk pangan kemasan adalah gizi, sensori, nilai, dan proses.
Pada atribut gizi, responden lebih mengharapkan adanya sifat fungsional atau manfaat terhadap kesehatan 37.9. Atribut sensori yang penting pada produk pangan kemasan diantaranya adalah rasa
dan tekstur 58.6 dan penampakan atau kesegaran 30.5. Pada atribut nilai, 53.7 responden menginginkan kelengkapan gizi integritas komposisi. Pada atribut proses, responden menilai asal
usul bahan 52.7 dan pangan organik 47.8 termas uk dalam kategori “sangat penting”.
Analisis korelasi menunjukkan adanya tujuh korelasi antara faktor ekonomi dan sosio demografi terhadap tingkat kepentingan atribut mutu umum. Korelasi ini memiliki nilai koefisien
antara 0.100-0.300. Hal ini menunjukkan penilaian terhadap atribut mutu tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu faktor saja. Namun, lebih dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berkaitan.
Mi instan merupakan salah satu produk pangan kemasan yang dikonsumsi secara luas. Sebesar 99.5 responden pernah mengkonsumsi produk mi instan dan 56.4 responden mengkonsumsi mi
instan 1-2 kali per minggu. Karakterisasi atribut mutu pada empat jenis mi instan menunjukkan atribut mutu pada produk mi instan kuah biasa memiliki nilai mutu yang lebih tinggi daripada jenis mi instan
lain. Mi instan kuah biasa memiliki dominasi mutu pada atribut gizi, sensori, harga, iklan, dan distribusi. Sementara itu, mi instan jenis cup noodle memiliki dominasi mutu pada atribut nilai.
Ditinjau dari atribut keamanan pangan, kemasan, dan merek dagang, nilai mutu keempat jenis mi instan tidak berbeda signifikan.
B. SARAN
Perlu dilakukan koreksi dan perbaikan pada kuesioner sehingga mendapatkan validitas kuesioner yang lebih tinggi. Penggunaan kalimat penjelasan yang bersifat penjabaran pada kuesioner
perlu dihindari untuk mengurangi adanya perbedaan persepsi pada responden.
ANALISIS ATRIBUT MUTU PADA PRODUK PANGAN KEMASAN DAN MI INSTAN MENGGUNAKAN KLASIFIKASI CASWELL
SKRIPSI
MUHAMMAD MAQFURI F24070009
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR 2011