Kelayakan Analisis Data Wawancara

96

BAB IV ANALISIS DATA

A. Kelayakan Analisis Data

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 sampai dengan bulan Mei 2016 dilaksanakan di kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 yang terletak di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo No. 28 Klaten, Jawa Tengah. Pengambilan data dilaksanakan pada Selasa, 17 Mei 2016 sampai dengan Jum’at, 27 Mei 2016 di kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten dengan rencana jumlah responden sebanyak 32 siswa. Pada saat pelaksanaan pengambilan data, pengambilan data tes awal pre-test dilaksanakan pada Selasa, 17 Mei 2016 dengan jumlah siswa yang mengikuti pre-test adalah 32 siswa atau 100 siswa mengikuti pre-test. Pengambilan data tes hasil belajar post- test dan pengisian kuesioner motivasi belajar dilaksanakan pada Jum’at, 27 Mei 2016 dengan jumlah siswa yang mengikuti post-test adalah 32 siswa atau 100 siswa mengikuti post-test. Karena, jumlah siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang mengikuti pre-test, post-test dan pengisian kuesioner motivasi belajar lebih dari 80 siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten maka data layak untuk dianalisis. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Deskripsi Data Penelitian

Setelah data dikumpulkan, peneliti mendeskripsikan data-data tersebut sebagai berikut :

1. Keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP

a. Data Mentah Pengamatan keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dilakukan oleh tiga observer selama proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran yang diamati adalah proses pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilengkapi dengan alat peraga di kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi. Perhitungan skor keterlaksanaan RPP dengan memberi skor 1 pada tanda cek √ pada kolom “iya” untuk kegiatan yang terlaksana dan memberi skor 0 pada tanda cek √ pada kolom “tidak” untuk kegiatan yang tidak terlaksana. Skor yang terkumpul kemudian dijumlahkan, sehingga terkumpul data berikut ini : Tabel 4.1 Data Keterlaksanaan RPP Observer ke- Skor Keterlaksanaan pertemuan ke- I II III IV 1 12 11 11 13 2 12 11 11 13 3 12 11 11 13 b. Analisis Data Analisis keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rumus yang tertera pada BAB III, yaitu : = � ℎ ℎ × 100 Berikut ini adalah rincian keterlaksanaan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap pertemuan : a Pertemuan I  Observer I Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 12. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 12. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan I menurut Observer I adalah : � = 12 12 × 100 = 100  Observer II Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 12. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 12. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan I menurut Observer II adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI � = 12 12 × 100 = 100  Observer III Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 12. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan I adalah 12. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan I menurut Observer III adalah : � = 12 12 × 100 = 100 Rata-rata keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan I adalah : − � = 100 + 100 + 100 3 = 300 3 = 100 b Pertemuan II  Observer I Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 11. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 11. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan II menurut Observer I adalah : �� = 11 11 × 100 = 100  Observer II Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 11. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 11. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan II menurut Observer II adalah : �� = 11 11 × 100 = 100  Observer III Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 11. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan II adalah 11. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan II menurut Observer III adalah : �� = 11 11 × 100 = 100 Rata-rata keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan ke II adalah : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI − �� = 100 + 100 + 100 3 = 300 3 = 100 c Pertemuan III  Observer I Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 13. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan III adalah 13. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan III menurut Observer I adalah : ��� = 11 13 × 100 = 84,62  Observer II Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 13. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan III adalah 13. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan III menurut Observer II adalah : ��� = 11 13 × 100 = 84,62 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI  Observer III Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 13. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan III adalah 13. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan III menurut Observer III adalah : ��� = 11 13 × 100 = 84,62 Rata-rata keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan ke III adalah : − ��� = 84,62 + 84,62 + 84,62 3 = 253,86 3 = 84,62 d Pertemuan IV  Observer I Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 13. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan IV adalah 13. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan IV menurut Observer I adalah : �� = 13 13 × 100 = 100  Observer II Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 13. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan IV adalah 13. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan IV menurut Observer II adalah : �� = 13 13 × 100 = 100  Observer III Skor keterlaksanaan yang diperoleh adalah 13. Skor keterlaksanaan keseluruhan pada pertemuan IV adalah 13. Sehingga, keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan IV menurut Observer III adalah : �� = 13 13 × 100 = 100 Rata-rata keterlaksanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP pada pertemuan ke IV adalah : − �� = 100 + 100 + 100 3 = 300 3 = 100 Dari rincian rata-rata keterlaksanaan RPP I sampai dengan rata-rata keterlaksanaan RPP IV, diperoleh keterlaksanaan RPP secara keseluruhan yaitu : ℎ = � + �� + ��� + �� 4 = 100 + 100 + 84,62 + 100 4 = 384,62 4 = 96,16 Karena hasil dari keterlaksanaan RPP secara keseluruhan adalah 96,16 yang menunjukkan bahwa keterlaksanaan RPP secara keseluruhan lebih dari 80 maka dapat dikatakan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilengkapi dengan alat peraga telah dan dapat terlaksana dengan baik di kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016. c. Penghargaan Kelompok Penghargaan kelompok dilihat dari skor peningkatan yang didapatkan oleh masing-masing kelompok dari hasil tes awal pre- test , hasil kuis 1 dan hasil kuis 2. Berikut ini adalah skor kenaikan yang diperoleh masing-masing kelompok : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.2 Skor Kenaikan Masing-masing Kelompok Siswa Nilai Kenaikan Pre-test Kuis 1 Kuis 2 1 2 KELOMPOK 1 Siswa 1 94 100 57,5 30 5 Siswa 16 83 100 62,5 30 5 Siswa 17 55 30 25 5 5 Siswa 32 55 80 100 30 30 Jumlah 95 45 Jumlah Total 140 Rata-rata Skor Kenaikan 23,75 11,25 Rata-rata Skor Keseluruhan 17,5 KELOMPOK 2 Siswa 2 94 80 72,5 10 10 Siswa 15 55 10 72,5 5 30 Siswa 18 83 100 72,5 30 5 Siswa 31 83 100 47,5 30 5 Jumlah 75 50 Jumlah Total 125 Rata-rata Skor Kenaikan 18,75 12,75 Rata-rata Skor Keseluruhan 15,75 KELOMPOK 3 Siswa 3 78 70 87,5 10 30 Siswa 14 94 100 87,5 20 5 Siswa 19 89 20 75 5 30 Siswa 30 78 25 5 30 Jumlah 40 95 Jumlah Total 135 Rata-rata Skor Kenaikan 10 23,75 Rata-rata Skor Keseluruhan 16,875 KELOMPOK 4 Siswa 4 94 100 100 20 30 Siswa 13 83 75 5 30 Siswa 20 67 70 80 20 5 Siswa 29 55 100 30 5 Jumlah 75 70 Jumlah Total 145 Rata-rata Skor Kenaikan 18,75 17,5 Rata-rata Skor Keseluruhan 18,125 KELOMPOK 5 Siswa 5 78 100 32,5 30 5 Siswa 12 55 70 67,5 30 10 Siswa 21 72 50 25 5 5 Siswa 28 33 50 30 5 Jumlah 95 25 Jumlah Total 120 Rata-rata Skor Kenaikan 23,75 6,25 Rata-rata Skor Keseluruhan 15 KELOMPOK 6 Siswa 6 100 100 72,5 30 5 Siswa 11 83 100 47,5 30 5 Siswa 22 83 20 5 5 Siswa 27 83 100 30 5 Jumlah 95 20 Jumlah Total 115 Rata-rata Skor Kenaikan 23,75 5 Rata-rata Skor Keseluruhan 14,375 KELOMPOK 7 Siswa 7 78 100 27,5 30 5 Siswa 10 83 100 57,5 30 5 Siswa 23 55 50 12,5 10 5 Siswa 26 94 20 45 5 5 Jumlah 75 20 Jumlah Total 95 Rata-rata Skor Kenaikan 18,75 5 Rata-rata Skor Keseluruhan 11,875 KELOMPOK 8 Siswa 8 94 50 95 5 30 Siswa 9 78 90 57,5 30 5 Siswa 24 67 40 80 5 30 Siswa 25 72 100 57,5 30 5 Jumlah 70 70 Jumlah Total 140 Rata-rata Skor Kenaikan 17,5 17,5 Rata-rata Skor Keseluruhan 17,5 Dari tabel di atas maka diketahui rata-rata skor peningkatan keseluruhan dari masing-masing kelompok sehingga, masing- masing kelompok dapat ditentukan masuk pada kriteria sebagai berikut : Tabel 4.3 Penghargaan Kelompok Kelompok Rata-rata Skor Team Kelompok 1 17,5 Great Team Kelompok 2 15,75 Great Team Kelompok 3 16,875 Great Team Kelompok 4 18,125 Great Team Kelompok 5 15 Good Team Kelompok 6 14,375 Good Team Kelompok 7 11,875 Good Team Kelompok 8 17,5 Great Team Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari delapan kelompok belajar, terdapat 5 kelompok yang tergolong great team tim sangat baik dan 4 kelompok yang tergolong good team tim baik. Sehingga diperoleh presentase penghargaan kelompok sebagai berikut :  Great Team : 5 8 × 100 = 62,5  Good Team : 3 8 × 100 = 37,5 Dari persentase di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilengkapi dengan alat peraga di kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 memberikan pengaruh positif terhadap hasil pre-test, kuis 1 dan kuis 2. Hal ini terlihat dari 62,5 kelompok belajar kelas VII-D termasuk dalam kategori great team dan 37,5 kelompok belajar kelas VII-D termasuk dalam kategori good team.

2. Keterlaksanaan Penggunaan Alat Peraga

a. Data Mentah Pengamatan alat peraga dengan cara mengamati keterlibatan siswa dalam penggunaan alat peraga. Pengamatan dilakukan pada 4 kali pertemuan oleh tiga observer pada setiap siswa di masing-masing kelompok. Data hasil pengamatan dari masing-masing observer akan direkap dan dijumlahkan. Berikut ini data pengamatan keterlaksanaan alat peraga yang dilihat dari keaktifan siswa yang sudah di rekap dan dijumlahkan : Tabel 4.4 Penggunaan Alat Peraga Oleh Siswa NO SISWA PERTEMUAN Skor Skor banyaknya pertemuan yang diikuti siswa I II III IV 1. Siswa 1 125 126 113 124 488 122 2. Siswa 2 119 123 115 123 480 120 3. Siswa 3 126 126 124 126 502 125,5 4. Siswa 4 123 124 126 117 490 122,5 5. Siswa 5 126 125 115 122 488 122 6. Siswa 6 126 126 110 126 488 122 7. Siswa 7 126 125 122 123 496 124 8. Siswa 8 126 126 126 120 498 124,5 9. Siswa 9 126 126 124 123 499 124,8 10. Siswa 10 125 126 121 126 498 124,5 11. Siswa 11 122 126 - 114 362 120,7 12. Siswa 12 126 126 126 126 504 126 13. Siswa 13 126 126 126 123 501 125,3 14. Siswa 14 126 126 125 - 377 125,7 15. Siswa 15 119 119 122 - 360 120 16. Siswa 16 125 126 117 123 491 122,8 17. Siswa 17 125 126 124 125 500 125 18. Siswa 18 116 - 118 123 357 119 19. Siswa 19 126 126 125 111 488 122 20. Siswa 20 126 125 126 123 500 125 21. Siswa 21 126 126 123 123 498 124,5 22. Siswa 22 120 126 123 - 369 123 23. Siswa 23 125 126 124 123 498 124,5 24. Siswa 24 126 - 122 116 364 121,3 25. Siswa 25 124 126 126 123 499 124,8 26. Siswa 26 124 126 125 121 496 124 27. Siswa 27 122 126 119 121 488 122 28. Siswa 28 126 126 121 123 496 124 29. Siswa 29 121 124 126 126 497 124,3 30. Siswa 30 126 126 119 124 495 123,8 31. Siswa 31 117 126 120 126 489 122,3 32. Siswa 32 125 124 110 123 482 120,5 b. Statistik Setelah diperoleh data mentah pada tabel 4.4, maka dapat diukur pemusatan data dan penyebarannya. Data-data tersebut dapat diringkas sebagai berikut. Tabel 4.5 Statistik Penggunaan Alat Peraga Oleh Siswa Modus 122 Jangkauan 7 Median 123,9 Interkuartil 2,6 Mean 123,2 Standar Deviasi 1,9 Skor Terendah 119 Skor Tertinggi 126 Dari perhitungan di atas, tampak bahwa ketiga pemusatan data hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata itu bermakna. Sedangkan, perhitungan di atas tampak bahwa ketiga penyebaran data hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebarannya bermakna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Histogram Data mentah yang diperoleh dideskripsikan sebagai data kelompok, yaitu sebagai berikut : = 1 2 126 + 119 = 122,5 = 1 6 126 − 119 = 1,16 Maka diperoleh kriteria keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga sebagai berikut : Sangat Rendah SR X ≤ 120,4 Rendah R 120,4 X ≤ 121,8 Sedang S 121,8 X ≤ 123,2 Tinggi T 123,2 X ≤ 124,6 Sangat Tinggi ST X 124,6 Tabel 4.6 Interval Penggunaan Alat Peraga dilihat dari keterlibatan siswa Interval Turus Titik Tengah LB LA F FK 119 – 120,4 III 119,7 118,5 120,9 3 3 120,5 – 121,9 III 121,2 120 122,4 3 6 122 – 123,4 IIII IIII 122,7 121,5 123,9 9 15 123,5 – 124,9 IIII IIII I 123,2 123 125,4 11 26 125 – 126,4 IIII I 125,7 124,5 126,9 6 32 Histogram 4.1 Penggunaan Alat Peraga Berdasarkan histogram di atas, diperoleh penggunaan alat peraga oleh siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten adalah 3 siswa kriteria sangat rendah, 3 siswa kriteria rendah, 9 siswa kriteria sedang, 11 siswa kriteria tinggi, dan 6 siswa kriteria sangat tinggi, dengan presentase penggunaan alat peraga sebagai berikut :  Sangat Rendah = 3 32 × 100 = 9,375  Rendah = 3 32 × 100 = 9,375  Sedang = 9 32 × 100 = 28,125  Tinggi = 11 32 × 100 = 34,375  Sangat Tinggi = 6 32 × 100 = 18,75 Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa di kelas tersebut memiliki keterlibatan dalam penggunaan alat peraga dengan kriteria tinggi yaitu sebesar 34,375. 2 4 6 8 10 12 119,7 121,2 122,7 123,2 125,7 B an yak n ya Si sw a Titik tengah interval penggunaan alat peraga Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi X Y

3. Motivasi Belajar Siswa

a. Data Mentah Kuesioner motivasi belajar diberikan pada ha ri Jum’at, 27 mei 2016. Diikuti oleh seluruh siswa yaitu 32 siswa. Kuesioner telah di uji coba dan telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diujikan ke kelas penelitian yaitu kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Kuesioner motivasi belajar terdiri atas 40 pernyataan, yakni 20 pertanyaan fakta dan 20 pernyataan opini, dengan masing-masing 4 pilihan jawaban. Berikut ini adalah hasil dari pengambilan data kuesioner motivasi belajar matematika : Tabel 4.7 Data Motivasi Belajar VII-D Secara Keseluruhan Siswa Skor Motivasi Belajar Fakta Skor Motivasi Belajar Opini Skor Motivasi Belajar Total Siswa 1 65 69 134 Siswa 2 58 73 131 Siswa 3 67 86 153 Siswa 4 64 70 134 Siswa 5 67 75 142 Siswa 6 59 68 127 Siswa 7 44 68 112 Siswa 8 61 78 139 Siswa 9 61 63 124 Siswa 10 61 58 119 Siswa 11 64 76 140 Siswa 12 66 74 140 Siswa 13 73 74 147 Siswa 14 74 82 156 Siswa 15 54 55 109 Siswa 16 49 51 100 Siswa 17 60 65 125 Siswa 18 68 65 133 Siswa 19 69 89 158 Siswa 20 85 92 177 Siswa 21 83 86 169 Siswa 22 78 73 151 Siswa 23 60 53 113 Siswa 24 67 84 151 Siswa 25 55 57 112 Siswa 26 63 75 138 Siswa 27 75 83 158 Siswa 28 64 64 128 Siswa 29 69 74 143 Siswa 30 63 82 145 Siswa 31 82 84 166 Siswa 32 66 80 146 b. Statistik Setelah diperoleh data mentah pada tabel 4.7, maka dapat diukur pemusatan data dan penyebarannya. Data-data tersebut dapat diringkas sebagai berikut. Tabel 4.8 Statistik Motivasi Belajar Siswa Modus 122 Jangkauan 77 Median 140 Interkuartil 24,5 Mean 139 Standar Deviasi 18,4 Skor Terendah 100 Skor Tertinggi 177 Dari perhitungan di atas, tampak bahwa ketiga pemusatan data hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata itu bermakna. Sedangkan, perhitungan di atas tampak bahwa ketiga penyebaran data hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebarannya bermakna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Histogram Data mentah yang diperoleh dideskripsikan sebagai data kelompok, yaitu sebagai berikut : = 1 2 177 + 100 = 138,5 ≈ 139 = 1 6 177 − 100 = 12,8 ≈ 13 Maka diperolehlah kriteria motivasi belajar siswa kelas VII-D sebagai berikut: Sangat Rendah SR X ≤ 115,6 Rendah R 115,6 X ≤ 131,2 Sedang S 131,2 X ≤ 146,8 Tinggi T 146,8 X ≤ 162,4 Sangat Tinggi ST X 162,4 Tabel 4.9 Interval Motivasi Belajar Matematika Interval Turus Titik Tengah LB LA F FK 100 – 115,6 IIII 107,8 99,5 116,1 5 5 115,7 – 131,3 IIII I 123,5 115,2 131,8 6 11 131,4 – 147 IIII IIII II 139,2 130,9 147,5 12 23 147,1 – 162,7 IIII I 154,9 146,6 163,2 6 29 162,8 – 178,4 III 170,6 162,3 178,9 3 32 Histogram 4.2 Motivasi Belajar Matematika Berdasarkan histogram di atas, diperoleh motivasi belajar matematika siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten adalah 5 siswa memiliki kriteria sangat rendah, 6 siswa memiliki kriteria rendah, 12 siswa memiliki kriteria sedang, 6 siswa memiliki kriteria tinggi dan 3 siswa memiliki kriteria sangat tinggi, dengan presentase motivasi belajar sebagai berikut :  Sangat Rendah = 5 32 × 100 = 15,625  Rendah = 6 32 × 100 = 18,75  Sedang = 12 32 × 100 = 37,5  Tinggi = 6 32 × 100 = 18,75  Sangat Tinggi = 3 32 × 100 = 9,375 2 4 6 8 10 12 14 107,8 123,5 139,2 154,9 170,6 B an y akn y a S iswa Titik Tengah Interval Motivasi Belajar Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi X Y Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa di kelas tersebut memiliki motivasi belajar sedang karena presentase kriteria sedang adalah 37,5 dari 32 siswa.

4. Hasil Belajar Matematika

a. Data Mentah Post-test dilaksanakan pada hari Jum’at, 27 Mei 2016 yang diikuti oleh seluruh siswa yakni 32 siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Post-test terdiri atas 5 soal uraian. Berikut ini adalah data hasil post-test yang dikerjakan oleh siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten : Tabel 4.10 Data Hasil Belajar Matematika Siswa Nilai Tiap Nomor Soal Jumlah 1 2 3 4 5 Siswa 1 10 20 20 20 16 86 Siswa 2 8 20 20 20 5 73 Siswa 3 10 20 16 20 30 96 Siswa 4 10 10 20 20 20 80 Siswa 5 6 20 20 20 20 86 Siswa 6 6 20 10 20 20 76 Siswa 7 5 2 10 20 20 57 Siswa 8 5 4 5 5 19 Siswa 9 10 20 20 20 25 95 Siswa 10 2 20 20 20 24 86 Siswa 11 10 10 20 20 9 69 Siswa 12 3 20 10 20 15 68 Siswa 13 10 10 16 20 30 86 Siswa 14 10 4 20 20 15 69 Siswa 15 10 4 20 20 15 69 Siswa 16 10 9 10 20 30 79 Siswa 17 9 20 20 20 30 99 Siswa 18 9 20 20 20 30 99 Siswa 19 6 20 20 20 30 96 Siswa 20 10 11 20 20 30 91 Siswa 21 5 20 20 20 30 95 Siswa 22 10 4 10 20 20 64 Siswa 23 9 10 10 20 5 54 Siswa 24 6 10 15 20 30 81 Siswa 25 5 10 10 10 5 40 Siswa 26 8 20 15 20 30 93 Siswa 27 10 11 15 20 30 86 Siswa 28 6 10 20 20 15 71 Siswa 29 4 20 20 20 30 94 Siswa 30 6 5 20 5 36 Siswa 31 10 15 20 20 30 95 Siswa 32 9 5 5 19 b. Statistika Setelah diperoleh data mentah pada tabel 4.10, maka dapat diukur pemusatan data dan penyebarannya. Data-data tersebut dapat diringkas sebagai berikut. Tabel 4.11 Statistik Hasil Belajar Matematika Siswa Modus 86 Jangkauan 80 Median 80,5 Interkuartil 24,5 Mean 75,09 Standar Deviasi 21,90 Skor Terendah 19 Skor Tertinggi 99 Dari perhitungan di atas, tampak bahwa ketiga pemusatan data hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata itu bermakna. Sedangkan, perhitungan di atas tampak bahwa ketiga penyebaran data hampir sama, sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebarannya bermakna. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Histogram Data mentah yang diperoleh dideskripsikan sebagai data kelompok, yaitu sebagai berikut : = 1 2 99 + 19 = 59 = 1 6 99 − 19 = 13,3 Maka diperolehlah kriteria hasil belajar siswa kelas VII-D sebagai berikut: Sangat Rendah SR X ≤ 35 Rendah R 35 X ≤ 51 Sedang S 51 X ≤ 67 Tinggi T 67 X ≤ 83 Sangat Tinggi ST X 83 Tabel 4.12 Interval Hasil Belajar Matematika Interval Turus Titik Tengah LB LA F FK 19 – 35 II 27 18,5 35,5 2 2 36 – 52 II 44 35,5 52,5 2 4 53 – 69 IIII II 61 52,5 69,5 7 11 70 – 86 IIII IIII I 78 69,5 86,5 11 22 87 – 103 IIII IIII 95 86,5 103,5 10 32 Histogram 4.3 Hasil Belajar Matematika Berdasarkan histogram di atas, diperoleh hasil belajar matematika siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten adalah 2 siswa memiliki kriteria sangat rendah, 2 siswa memiliki kriteria rendah, 7 siswa memiliki kriteria sedang, 11 siswa memiliki kriteria tinggi dan 10 siswa memiliki kriteria sangat tinggi, dengan presentase hasil belajar sebagai berikut :  Sangat Rendah = 2 32 × 100 = 6,25  Rendah = 2 32 × 100 = 6,25  Sedang = 7 32 × 100 = 21,875  Tinggi = 11 32 × 100 = 34,375  Sangat Tinggi = 10 32 × 100 = 31,25 2 4 6 8 10 12 27 44 61 78 95 B an y akn y a S iswa Titik Tengah Interval Hasil Belajar Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Y X Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa di kelas tersebut memiliki hasil belajar tinggi karena banyaknya siswa yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 34,375 dari 32 siswa.

C. Inferensi

Untuk mengetahui besar kecilnya variabel bebas penggunaan alat peraga dan motivasi terhadap variabel terikat hasil belajar matematika diperluka uji korelasi dan regresi linier, dengan syarat untuk menggunakan uji korelasi dan regresi linier adalah uji normalitas. Sebelum menguji normalitasnya, data yang diperoleh dibuat diagram terseraknya terlebih dahulu dengan tujuan untuk melihat adakah hubungan linear antara variabel bebas penggunaan alat peraga dan motivasi terhadap variabel terikat hasil belajar matematika. Dari data yang sudah diperoleh yaitu data penggunaan alat peraga, data motivasi belajar siswa, dan data hasil belajar siswa, maka dapat diperoleh gambar diagram terserak seperti di bawah ini : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Diagram 4.1 Diagram Terserak Penggunaan Alat peraga dan Hasil Belajar Matematika Siswa Diagram 4.2 Diagram Terserak Motivasi Belajar dan Hasil Belajar Matematika Siswa Dari diagram 4.1 diagram terserak penggunaan alat peraga dan hasil belajar diprediksi bahwa variabel X penggunaan alat peraga dan variabel Y hasil belajar memiliki hubungan yang linear, dan dari diagram 4.2 diagram terserak motivasi belajar dan hasil belajar diprediksi bahwa variabel X motivasi belajar dan variabel Y hasil belajar memiliki Ŷ = 67,44+0,0621X 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 118 120 122 124 126 128 H asi l B e lajar Alat Peraga Ŷ = 34,626+0,293X 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 50 70 90 110 130 150 170 190 H asi l B e lajar Motivasi Belajar Y X Y X hubungan yang linear. Sehingga, penggunaan alat peraga dan hasil belajar, serta motivasi belajar dan hasil belajar perlu di uji linearitas. Berikut ini hasil pengujiannya :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah syarat untuk menggunakan korelasi dan regresi linier. Berikut ini adalah hasil pengujian normalitas variabel X dan variabel Y : a. Uji normalitas penggunaan alat peraga dilihat dari keaktifan siswa  H = data berdistribusi normal  H 1 = data tidak berdistribusi normal  α = 0,05  D tabel = 0,23424  H ditolak jika D hitung D tabel  Hasil perhitungan : D = 0,1664 Karena D hitung = 0,1664 Dtabel 0,23424 maka H diterima. Jadi, data penggunaan alat peraga dilihat dari keaktifan siswa kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten terhadap alat peraga matematika berdistribusi normal. b. Uji normalitas motivasi belajar matematika  H = data berdistribusi normal  H 1 = data tidak berdistribusi normal  α = 0,05  D tabel = 0,23424  H ditolak jika D hitung D tabel  Hasil perhitungan : D = 0,06935 Karena D hitung = 0,06935 D tabel = 0,23424 maka H diterima. Jadi, data motvasi belajar matematika kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 berdistribusi normal. c. Uji normalitas hasil belajar matematika  H : data berdistribusi normal  H 1 : data tidak berdistribusi normal  α = 0,05  D tabel = 0,23424  H ditolak jika D hitung D tabel  Hasil perhitungan: D = 0,15575 Karena D hitung = 0,15575 D tabel = 0,23424 maka H diterima. Jadi, data hasil belajar post-test matematika kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 berdistribusi normal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Korelasi

a. Korelasi antara penggunaan alat peraga dengan hasil belajar matematika siswa Data penggunaan alat peraga adalah berdistribusi normal, sedangkan data hasil belajar matematika adalah berdistribusi normal. Karena kedua data tersebut normal maka uji korelasi menggunakan rumus Pearson Product Moment. Berikut ini adalah uji korelasi antara penggunaan alat peraga dengan hasil belajar matematika siswa :  H : tidak ada hubungan antara penggunaan alat peraga dengan hasil belajar matematika.  H 1 : ada hubungan antara penggunaan alat peraga dengan hasil belajar matematika siswa.  Taraf Signifikasi α = 0,05  r tabel = 0,361  H ditolak jika r hitung r tabel  Statistika Uji: = − 2 − 2 2 − 2 = 32. 296048,9 − 3942,3 2403 32. 485788,7 − 3942,3 2 32. 195317 − 2403 2 = 0,005 Karena r hitung = 0,005 r tabel = 0,361 maka H diterima sehingga tidak ada hubungan antara penggunaan alat peraga dengan hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI belajar matematika siswa kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016. Dengan kata lain, bila dilihat dari hasil r = 0,005 yang menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga berkolerasi sangat rendah terhadap hasil belajar matematika. b. Korelasi antara motivasi belajar matematika dengan hasil belajar matematika siswa Data motivasi belajar dan data hasil belajar sama-sama berdistribusi normal, maka uji korelasi menggunakan rumus Pearson Product Moment . Berikut ini adalah uji korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa :  H : tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika.  H 1 : ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa.  Taraf Signifikasi α = 0,05  r tabel = 0,361  H ditolak jika r hitung r tabel  Statistika Uji: = − 2 − 2 2 − 2 = 32. 334994 − 4420 2403 32. 621024 − 4420 2 32. 195317 − 2403 2 = 0,246 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Karena r hitung = 0,246 r tabel = 0,361 maka H diterima sehingga tidak ada hubungan antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika siswa kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016. Dengan kata lain, bila dilihat dari hasil r = 0,246 yang menunjukkan bahwa motivasi belajar berkolerasi rendah terhadap hasil belajar matematika.

3. Regresi Linier

a. Regresi linear penggunaan alat peraga dan hasil belajar matematika siswa Statistika uji regresi linear sebagai berikut : = − . 2 − 2 = 32. 296048,9 − 3942,3 2403 32. 485788,7 − 3942,3 2 = 0,062 = − = 2434 − 0,062 3942,3 32 = 67,440 Sehingga persamaan garis regresinya : = + = 67,440 + 0,062 b. Regresi linear motivasi belajar matematika dan hasil belajar matematika siswa = − . 2 − 2 = 32. 334994 − 4420 2403 32. 621024 − 4420 2 = 0,293 = − = 2403 − 0,293 4420 32 = 34,626 Sehingga persamaan garis regresinya : = + = 34,626 + 0,293

4. Pembahasan

a. Penggunaan alat peraga dan hasil belajar matematika Dari hasil perhitungan korelasi antara penggunaan alat peraga dan hasil belajar diperoleh r = 0,005 sehingga r 2 = 0,000025 atau 0,0025 atau 0. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga berkontribusi 0 pada hasil belajar. Sedangkan, 100 sisanya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah yaitu mungkin cara belajar siswa, mungkin cara guru mengajar, dan mungkin fasilitas belajar siswa disekolah. b. Motivasi belajar matematika dan hasil belajar matematika Dari hasil perhitungan korelasi antara motivasi belajar dengan hasil belajar matematika diperoleh r = 0,246 sehingga r 2 = 0,0605 atau 6,05 atau 6. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi berkontribusi 6 pada hasil belajar. Sedangkan, 94 sisanya faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah yaitu mungkin cara belajar siswa, mungkin cara guru mengajar, dan mungkin fasilitas belajar siswa disekolah.

D. Wawancara

Sebelum melakukan wawancara peneliti mengelompokan siswa sesuai dengan kriteria motivasi belajar dan kriteria hasil belajar masing-masing siswa. Lima kriteria motivasi dan hasil belajar yaitu sangat tinggi ST, tinggi T, sedang S, rendah R, dan sangat rendah SR peneliti kelompokkan menjadi dua kriteria yaitu tinggi T dan rendah R. Kriteria sedang S, tinggi T, dan sangat tinggi ST termasuk dalam kriteria tinggi T, sedangkan kriteria rendah R, dan sangat rendah SR termasuk kriteria rendah R. Berikut ini adalah pengelompokan siswa berdasarkan motivasi dan hasil belajarnya : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel 4.13 Pengelompokan Kriteria Motivasi dan Hasil Belajar Tinggi Rendah Tinggi S1, S3, S4, S5, S11, S12, S13, S14, S18, S19, S20, S21, S22, S24, S26, S27, S29, S31 S2, S6, S7, S9, S10, S15, S16, S17, S23, S28 Rendah S8, S30, S32 S25 Wawancara dilakukan pada enam siswa yang motivasi belajar dan hasil belajarnya diskonkordan bertentangan, yaitu : 1. Siswa 7 adalah siswa yang motivasi belajarnya rendah tetapi hasil belajarnya tinggi. Tabel 4.14 Wawancara 1 Pertanyaan Jawaban Apakah kamu menyukai matematika? kenapa? Gak terlalu. Karena, matematika susah. Jika ada soal yang sulit kamu lebih milih buat menyerah atau coba lagi? Kadang-kadang menyerah mbak, ya kadang-kadang juga coba lagi kalau pengen. Apakah kamu sering mengulangi pembelajaran matematika yang sebelumnya sudah pernah dipelajari? Tidak mbak. Males mau ngulangnya. Apakah buku yang digunakan untuk belajar hanya buku dari sekolah atau menggunakan buku lain atau mencari materi dari internet? Iya, hanya buku yang ada dari sekolah mbak, dan tidak pernah mencari-cari dari internet. Kalo belajar di rumah karena disuruh atau kemauan sendiri? Disuruhlah mbak. Kamu punya waktu belajar khusus tidak di rumah? Gak ada sih mbak, kalau ada PR aja baru belajar. Menurut kamu, belajar kelompok itu efektif atau tidak dalam pembelajaran matematika? Efektif mbak, hanya saja lebih banyak ngobrolnya daripada mengerjakannya, tapi waktu untuk kerja kelompok cukup. Kamu seneng tidak belajar dengan alat peraga? Senang mbak, pembelajaran matematika jadi lebih seru. Motivasi Hasil Belajar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Apa pengalaman yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran matematika? Pengalamannya seru mbak ada sesuatu yang baru. Ya sebenarnya kalo pembelajarannya kelompok terus atau individu terus saya bisa mengikuti. Terlihat pada hasil wawancara di atas siswa akan belajar apabila disuruh atau ada PR yang diberikan oleh guru. Bila menemukan soal yang sulit siswa masih tergantung pada moody, jika ingin mencarinya dia akan mencarinya jika tidak, ia tidak akan mencarinya. Siswa menyukai belajar menggunakan alat peraga karena pembelajaran menjadi lebih seru dan memberikan pengalaman baru pada dirinya. Siswa mengakui pada saat diskusi kelompok siswa lebih banyak mengobrol dari pada mengerjakan tugas yang diberikan. 2. Siswa 15 adalah siswa yang motivasi belajarnya rendah tetapi hasil belajarnya tinggi. Tabel 4.15 Wawancara 2 Pertanyaan Jawaban Apakah kamu menyukai matematika? kenapa? Gak terlalu. Karena, susah mbak. Jika ada soal yang sulit kamu lebih milih buat menyerah atau coba lagi? Menyerah mbak. Ya, kalau enggak tanya sama temen, gak berani kalau nanya sama guru, soalnya malu. Apakah kamu sering mengulangi pembelajaran matematika yang sebelumnya sudah pernah dipelajari? Kadang-kadang diulangi mbak. Apakah buku yang digunakan untuk belajar hanya buku dari sekolah atau menggunakan buku lain atau mencari materi dari internet? Buku dari sekolah mbak. Kalo belajar di rumah karena Kadang-kadang disuruh mbak. disuruh atau kemauan sendiri? Tapi lebih seringnya belajar kemauan sendiri. Kamu punya waktu belajar khusus tidak di rumah? Ada mbak, tapi gak tentu mbak. Menurut kamu, belajar kelompok itu efektif atau tidak dalam pembelajaran matematika? Senang. Karena, bisa berkomunikasi dengan teman- teman. Kamu seneng tidak belajar dengan alat peraga? Efektif. Karena, alat peraga membuat lebih bisa menangkap pembelajaran. Apa pengalaman yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran matematika? Pembelajaran matematika lebih senang dan buat lebih nyaman di kelas serta tidak tegang. Siswa di atas ketika diwawancarai terlihat takut dan malu-malu. Siswa tidak terlalu menyukai matematika karena matematika susah, dan dia juga tidak berani bertanya kepada guru apabila menemukan soal yang sulit ataupun materi yang belum paham karena malu. Siswa memiliki waktu belajar khusus di rumah walaupun jamnya tidak selalu tepat, kadang sore kadang malam. Siswa juga lebih menangkap pembelajaran jika belajar menggunakan alat peraga. Kadang-kadang siswa belajar karena kemauannya sendiri untuk belajar. 3. Siswa 9 adalah siswa yang motivasi belajarnya rendah tetapi hasil belajarnya tinggi. Tabel 4.16 Wawancara 3 Pertanyaan Jawaban Apakah kamu menyukai matematika? kenapa? Jujur sih enggak mbak. Karena, susah. Saya tidak bakat matematika mbak, bakat saya lebih ke bidang seni mbak. Jika ada soal yang sulit kamu lebih milih buat menyerah atau coba lagi? Iya. Tadi waktu tes hasil belajar agak-agak menyerah, apalagi waktu soal ketiga, sampai lupa luasnya loh mbak. Apakah kamu sering mengulangi pembelajaran matematika yang sebelumnya sudah pernah dipelajari? Tidak mbak. Soalnya tidak bakat. Apakah buku yang digunakan untuk belajar hanya buku dari sekolah atau menggunakan buku lain atau mencari materi dari internet? Cuma buku sekolah mbak. Jarang internet, kalau ada materi yang tidak paham palingan nanya ke guru atau temen, antara nanya ke guru dan ke temen seimbang lah Kalo belajar di rumah karena disuruh atau kemauan sendiri? Kadang-kadang disuruh mbak, ya tapi kadang-kadang juga kemauan sendiri. Kamu punya waktu belajar khusus tidak di rumah? Tidak ada mbak. Terserah jam berapa gitu. Menurut kamu, belajar kelompok itu efektif atau tidak dalam pembelajaran matematika? Efektif mbak. Hanya tergantung perorangnya mbak, kan tingkat konsentrasi setiap orang berbeda- beda. Kondisi kelas saya kan ya tahu sendirilah mbak. Jadi, terkadang ada materi yang bisa masuk, ada yang tidak. Jadi, tergantung dari kondisi kelasnya mbak. Kamu seneng tidak belajar dengan alat peraga? Lumayan, lebih mudah paham. Karena, tidak berimajinasi, dan tidak harus membayangkan karena ada benda nyatanya. Apa pengalaman yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran matematika? Pengalaman yang saya dapat sebenarnya mau lebih banyak kerja kelompok atau diceramahi tergantung kondisi kelasnya lagi mbak, kalo kondisi kelasnya tidak rame ya materi yang masuk juga lebih banyak. Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa siswa tidak menyenangi matematika karena matematika itu sulit, siswa juga beranggapan bahwa dirinya tidak bakat matematika. Siswa akan mudah berkonsentrasi dan memahami pembelajaran apabila kelas dalam keadaan tenang, tidak gaduh. Siswa sangat terpengaruh dengan keadaan sekitarnya ketika pembelajaran. Jika teman- temannya mengobrol maka siswa akan ikut tertarik untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI mengobrol juga. Menurut siswa, alat peraga membantu dia untuk lebih memahami materi pembelajaran yang diberikan. 4. Siswa 16 adalah siswa yang motivasi belajarnya rendah tetapi hasil belajarnya tinggi. Tabel 4.17 Wawancara 4 Pertanyaan Jawaban Apakah kamu menyukai matematika? kenapa? Lumayan, karena ada susahnya dan ada juga gampangnya. Lumayannya lebih ke tidak senang, karena susah, bingung. Jika ada soal yang sulit kamu lebih milih buat menyerah atau coba lagi? Tanya ke temen dulu mbak seringnya, kalo temen tidak tahu baru coba lagi. Apakah kamu sering mengulangi pembelajaran matematika yang sebelumnya sudah pernah dipelajari? Jarang mbak. Apakah buku yang digunakan untuk belajar hanya buku dari sekolah atau menggunakan buku lain atau mencari materi dari internet? Buku sekolah aja. Kalo untuk cari- cari materi di internet jarang. Kalo belajar di rumah karena disuruh atau kemauan sendiri? Belajar nunggu disuruh mbak. Kamu punya waktu belajar khusus tidak di rumah? Tidak ada mbak. Menurut kamu, belajar kelompok itu efektif atau tidak dalam pembelajaran matematika? Senang. Karena, temen satu kelompok saya seru-seru. Kamu seneng tidak belajar dengan alat peraga? Lumayan, tapi agak bingung kalau pakai alat peraga lebih senang kalau diterangkan langsung. Apa pengalaman yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran matematika? Pembelajaran matematika lebih seru, ya yang paling seru karena kerja kelompok. Anggota kelompoknya seru-seru dan pas untuk diajak kerjasama. Dari hasil wawancara di atas menunjukkan bahwa siswa cenderung tidak menyukai matematika karena matematika itu sulit. Siswa lebih senang belajar matematika dengan kerja kelompok karena lebih bisa bekerjasama dengan baik bersama teman-temannya. Namun, siswa lebih menyukai diterangkan langsung daripada menggunakan alat peraga, karena jika menggunakan alat peraga siswa lebih bingung. 5. Siswa 30 adalah siswa yang motivasi belajarnya tinggi tetapi hasil belajarnya rendah. Tabel 4.18 Wawancara 5 Pertanyaan Jawaban Apakah kamu menyukai matematika? kenapa? Ga terlalu, karena sulit dihafalkan. Saya lebih suka menghafal daripada menghitung mbak. Jika ada soal yang sulit kamu lebih milih buat menyerah atau coba lagi? Menyerah mbak. Apakah kamu sering mengulangi pembelajaran matematika yang sebelumnya sudah pernah dipelajari? Kadang-kadang mbak. Apakah buku yang digunakan untuk belajar hanya buku dari sekolah atau menggunakan buku lain atau mencari materi dari internet? Kadang-kadang cari di internet mbak. Kalo belajar di rumah karena disuruh atau kemauan sendiri? Kadang-kadang disuruh, kadang- kadang kemauan sendiri. Kamu punya waktu belajar khusus tidak di rumah? Ada, jam 7 sampai jam 9. Menurut kamu, belajar kelompok itu efektif atau tidak dalam pembelajaran matematika? Efektif. Karena, bisa berkomunikasi dengan teman. Kamu seneng tidak belajar dengan alat peraga? Senang, alat peraga lebih memudahkan pekerjaan. Apa pengalaman yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran matematika? Pembelajaran matematika membuat saya bisa berdiskusi dan bercanda bersama teman-teman. Dari percakapan di atas siswa menunjukkan bahwa tidak terlalu menyenangi matematika karena siswa lebih senang menghafal daripada menghitung, siswa akan mudah menyerah ketika menemukan soal yang sulit untuk dikerjakan, apabila siswa tidak tahu mengenai pembelajaran yang siswa pelajari kadang-kadang dia bertanya dengan guru. Siswa beranggapan bahwa kerja kelompok membuat dia dapat berdiskusi sekaligus bercanda dengan teman-temannya. Siswa juga menganggap bahwa alat peraga sangat membantu memudahkan pekerjaannya dalam menyelesaikan soal. 6. Siswa 8 adalah siswa yang motivasi belajarnya tinggi tetapi hasil belajarnya rendah. Tabel 4.19 Wawancara 6 Pertanyaan Jawaban Apakah kamu menyukai matematika? kenapa? Suka mbak soalnya matematika tidak membosankan. Jika ada soal yang sulit kamu lebih milih buat menyerah atau coba lagi? Tidak mbak, kalau benar-benar tidak tahu saya tanya ke kakak, soalnya kakak juga pendidikan matematika di UNES. Apakah kamu sering mengulangi pembelajaran matematika yang sebelumnya sudah pernah dipelajari? Kadang-kadang di buka mbak kalau tiba-tiba yang dipelajari sekarang ada kaitannya sama yang dulu. Apakah buku yang digunakan untuk belajar hanya buku dari sekolah atau menggunakan buku lain atau mencari materi dari internet? Buku dari sekolah mbak. Kalo belajar di rumah karena disuruh atau kemauan sendiri? Suka disuruh mbak. Kamu punya waktu belajar khusus tidak di rumah? Ada, jam 7 malam mbak. Menurut kamu, belajar kelompok itu efektif atau tidak dalam pembelajaran matematika? Senang mbak, karena bisa mengobrol sama teman mbak. Tapi kerja kelompok lebih banyak ngobrolnya. Kamu seneng tidak belajar dengan alat peraga? Senang mbak, soalnya bu guru jarang pakai alat peraga. kalau pakai alat peraga materi lebih dipahami mbak. Apa pengalaman yang kamu dapatkan setelah mengikuti pembelajaran matematika? Pembelajaran matematika membuat saya lebih bisa fokus. Dari percakapan di atas terlihat siswa memang dari awal sudah menyukai matematika, namun siswa jarang sekali mengulang- mengulang materi yang sudah dipelajari, dia mengulang materi jika ada materi yang dipelajari sekarang ada kaitannya dengan yang sebelumnya. Siswa juga belajar menunggu di suruh, walaupun ada waktu khusus untuk belajar. Siswa senang belajar kelompok, namun siswa mengakui bahwa belajar kelompok membuat siswa lebih banyak mengobrol daripada berdiskusi. Alat peraga membantu siswa untuk lebih memahami materi dan fokus dalam belajar. Dari hasil wawancara di atas peneliti mendapatkan fakta yang dijabarkan sebagai berikut : a. Fakta yang didapatkan melalui wawancara dengan siswa yang memiliki motivasi rendah hasil belajar tinggi adalah : - Siswa tidak menyenangi matematika dan menganggap matematika itu susah. - Siswa cenderung menyerah ketika menghadapi soal yang sulit. - Siswa jarang mengulangi materi pembelajaran yang sudah dipelajari. - Sumber yang dipelajari hanya buku dari sekolah, tidak berusaha mencari buku atau sumber lain. - Siswa lebih cenderung belajar karena kemauan diri sendiri. - Siswa tidak memiliki waktu belajar khusus, jika siswa merasa perlu belajar siswa akan belajar. - Menyenangi belajar kelompok, dan menyadari jika saat diskusi kelompok mereka lebih banyak mengobrol maka akan mengurangi waktu menyelesaikan tugas dan membuyarkan konsentrasi teman sekitarnya. - Alat peraga membantu siswa untuk lebih memahami materi yang dipelajari. - Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilengkapi oleh alat peraga membuat siswa menyenangi matematika, serta menemukan sesuatu yang baru, lebih nyaman di kelas atau merasa tidak tegang, dan lebih mudah membangun kerjasama antar siswa. b. Fakta yang didapatkan melalui wawancara dengan siswa yang memiliki motivasi tinggi hasil belajar rendah adalah : - Ada siswa yang menyenangi matematika karena matematika tidak membosankan, ada juga yang tidak terlalu menyenangi matematika karena tidak terlalu suka menghitung. - Ada siswa yang tidak menyerah ketika mengerjakan soal yang susah, ada juga siswa yang menyerah jika ada soal yang susah. - Siswa cenderung jarang mengulangi pembelajaran yang sudah dipelajari sebelumnya. - Ada siswa yang hanya menggunakan sumber belajar dari sekolah, ada juga siswa yang kadang-kadang mencari sumber belajar lain yaitu dari internet. - Siswa mau belajar apabila di suruh. - Siswa biasa belajar sekitar jam 7 malam. - Menurut siswa belajar kelompok adalah hal yang menyenangkan karena dapat mengobrol dengan teman- teman sekelompoknya. - Alat peraga membantu siswa dalam menyelesaikan tugas atau pekerjaan. - Pembelajaran matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilengkapi alat peraga membuat siswa dapat fokus dan berdiskusi dengan temannya, serta bercanda. Dari keseluruhan wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa siswa merasa senang dengan pembelajaran matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD yang dilengkapi dengan alat peraga pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi karena pembelajaran matematika menjadi lebih seru, tidak tegang, siswa mendapatkan sesuatu yang baru, dan dapat berdiskusi dengan teman sekelompoknya sehingga lebih mudah membangun kerjasama antara siswa. Kemampuan siswa dalam mengerjakan tes hasil belajar dapat dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa, namun tidak semua hasil belajar yang berbeda-beda dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa melainkan juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain seperti minat, IQ, bakat, model pembelajaran yang digunakan guru ketika mengajar, alat dan media penunjang pembelajaran di sekolah maupun di rumah, dan lingkungan belajar siswa baik di sekolah atau di rumah.

E. Keterbatasan Peneliti

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas Siswa Kelas VII SMP N 3 satu Atap Grobogan Tahun Pelajaran 2010 2011 pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran

0 6 79

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester 2 SMP Muhammadiyah 7 Surak

0 0 8

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SUPERITEM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 5 KLATE

0 1 5

PENDAHULUAN EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TUTOR SEBAYA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (Pada Siswa Kelas VII SMP AL ISLAM 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011).

0 0 7

Pengaruh sikap belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan keliling dan luas persegi panjang dan persegi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII S SMP Pangudi L

0 12 260

Hubungan motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan belah ketupat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015

0 0 206

Hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 4 256

Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar Matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VIID SMP Bopk

0 1 216

Keefektifan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw II pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi - USD Repository

0 11 366