G. Motivasi Belajar
Motivasi memiliki akar kata dari bahasa Latin movere, yang berarti bergerak atau dorongan untuk bergerak Purwa Atmaja Prawira,
2014:319. Selain itu, istilah motivasi juga berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang
menyebabkan diri individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterpretasikan dalam
tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu Hamzah B. Uno, 2007:3. Abram
Maslow dalam Purwa Atmaja Prawira, 2014:320 mendefinisikan motivasi sebagai sesuatu yang bersifat konstan tetap, tidak pernah
berakhir, berfluktuasi, dan bersifat kompleks, dan hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada setiap kegiatan organisme.
Dengan demikian dapatlah diartikan bahwa motivasi merupakan suatu dorongan yang tetap konstan yang ada pada seseorang untuk bertindak
atau melakukan sesuatu. Abraham Maslow 1970, mengemukakan mengenai teori motivasi
berdasarkan dari hierarki kebutuhan manusia yakni dimulai dari kebutuhan terendah sampai kebutuhan yang paling tinggi seperti yang
terdapat dalam gambar berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 2.4 Hierarki Kebutuhan Maslow
Penjelasan masing-masing kebutuhan manusia dalam hierarki Maslow dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Kebutuhan Fisiologi
Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan fisik, seperti bernafas, makan, minum, seks, tidur, ekskresi, keseimbangan hormonal,
dsb. Dalam pembelajaran kebutuhan fisik ini sangat penting dipenuhi apabila tidak terpenuhi maka kegiatan belajar akan
terganggu, seperti rasa lelah karena aktivitas berlebihan akan mempengaruhi proses belajar, kebutuhan sarapan yang kurang
dapat membuat siswa kurang konsentrasi belajar, kebutuhan tidur yang kurang akan membuat siswa merasa kantuk dan tidak dapat
mengikuti pembelajaran dengan baik. 2.
Kebutuhan akan rasa aman Kebutuhan akan rasa aman meliputi bebas akan rasa takut,
seperti rasa takut akan lingkungan yang tidak aman, terancam secara sosial, takut kehilangan sesuatu, dsb. Dalam belajar
matematika kebutuhan rasa aman ini dapat dilihat dari siswa tidak takut mengerjakan soal matematika di depan kelas, ketika
mengerjakan soal matematika siswa tidak takut salah dan mau
Aktualisasi diri
Penghargaan penghormatan
Rasa memiliki dan rasa cintasayang
Perasaan aman dan tenteram Kebutuhan Fisiologi
mencoba mengerjakan, berani bertanya ketika ada materi yang belum
jelas, lingkungan
belajar yang
kondusif dan
menyenangkan. 3.
Kebutuhan akan kasih sayang Setelah kebutuhan fisiologi dan kebutuhan rasa aman terpenuhi,
manusia sebagai mahluk sosial akan merasa perlu memenuhi kebutuhannya akan kedekatan dengan orang lain, seperti rasa
pertemanan, kekeluargaan, dan kebutuhan cinta dari lawan jenis. Misalnya, ketika di rumah siswa sering diingatkan orang tua
bahkan ditemani orang tua atau saudara dalam belajar sehingga siswa merasa senang belajar, siswa membentuk kelompok belajar
untuk dapat memahami pembelajaran bersama-sama dengan teman-temannya.
4. Kebutuhan akan penghargaan dan penghormatan diri
Dalam kategori kebutuhan ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu eksternal dan internal. Kategori eksternal meliputi pujian,
apresiasi dan penghargaan dari orang lain. Sedangkan, kategori internal meliputi kebutuhan percaya diri dan kekuatan. Dalam
pembelajaran matematika kebutuhan harga diri ini seperti siswa diberikan pujian ketika dapat mengerjakan soal matematika
dengan baik, siswa diberikan semangat oleh guru dalam mempelajari suatu pembelajaran, siswa dengan percaya diri
mengungkapkan ide atau gagasan yang dimiliki. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Kebutuhan mengaktualisasi diri
Aktualisasi diri diartikan sebagai keinginan untuk menjadi lebih dan lebih sesuai jati diri kita, untuk menjadi apapun yang mampu
kita capai Maslow, 1970. Dalam pembelajaran contohnya seperti, tekun mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
mampu bekerjasama dengan anggota kelompok belajar, tidak cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin, senang mencari dan
memecahkan masalah dalam soal-soal, tidak lekas putus asa ketika mengerjakan sesuatu.
Jika seseorang menyebutkan motivasi belajar maka yang dimaksud adalah dorongan seseorang untuk melakukan kegiatan belajar agar
menjadi lebih giat lagi dalam belajarnya sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik lagi. Motivasi belajar dapat timbul karena
berbagai faktor, terutama faktor intrinsik faktor yang terdapat dari dalam diri individu dan faktor ekstrinsik faktor yang terdapat di luar individu.
Faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, serta harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor
ekstrinsik, berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut
disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar lebih giat dan semangat lagi. Motivasi
belajar sangatlah penting bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik dan tekun sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang sangat baik.
H. Hasil Belajar