lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Menurut Nana
Sudjana dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2010 : 39 pada tahap berikutnya mengajar adalah proses memberikan
bimbinganbantuan kepada siswa dalam melakukan proses belajar. Dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah proses interaksi
yang terjadi antara guru dan siswa dimana guru mengatur, mengorganisasi, serta membimbing siswa dalam belajar sehingga
siswa mampu menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang relevan dengan tujuan pembelajaran yang diajarkan.
B. Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Winkel dalam Siregar dan Hartini Nara, 2010:12 pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk
mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian- kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian
intern yang berlangsung dialami siswa, sedangkan menurut Sugihartono dkk dalam Muhammad Irham dan Novan Ardy Wiyani, 2014:131
Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan pendidik atau guru secara sengaja dengan tujuan menyampaikan ilmu pengetahuan, dengan
cara mengorganisasikan dan menciptakan sebuah sistem lingkungan belajar dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan
kegiatan belajar secara lebih optimal. Lebih lanjut Gagne dalam Siregar PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan Hartini Nara, 2010 : 12 mengemukakan suatu definisi pembelajaran yang lebih lengkap :
“Intruction is intemded to promote learning, external situation need to be arranged to activate, support and maintain
the internal processing that constitutes each learning event”. Pembelajaran dimaksudkan untuk menghasilkan belajar, situasi eksternal
harus dirancang sedemikian rupa untuk mengaktifkan, mendukung dan mempertahankan proses internal yang terdapat dalam setiap peristiwa
belajar. Dari definisi pembelajaran yang sudah dipaparkan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah tindakan sengaja yang
dilakukan oleh guru secara terencana dan terarah dengan tujuan agar belajar terjadi pada diri individu atau siswa.
Keberhasilan suatu pembelajaran tidak lepas dari kemampuan guru mengembangkan model-model pembelajaran yang berorientasi pada
peningkatan intensitas siswa secara efektif di dalam proses pembelajaran Aunurrahman, 2012:140. Penggunaan model pembelajaran yang tepat
dapat mendorong tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pembelajaran, menumbuhkan motivasi dalam belajar dan mengerjakan tugas,
memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pembelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Salah satu model pembelajaran yang sering digunakan adalah model pembelajaran kooperatif Cooperative Learning.
Model Pembelajaran
Kooperatif Cooperative
Learning merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama
antarsiswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Suyanto dan Asep Djihad, 2013:163. Roger, dkk. dalam Miftahul Huda, 2012:29
menyatakan pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus
didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok- kelompok pembelajar yang di dalamnya setiap pembelajar bertanggung
jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain. Secara umum pembelajaran
kooperatif adalah pembelajaran secara berkelompok dan lebih mengutamakan keaktifan serta kerjasama antarsiswa dalam mencapai
suatu tujuan pembelajaran. Terdapat empat hal penting dalam pembelajaran kooperatif
Rusman, 2010:204, yakni: 1 adanya peserta didik dalam kelompok, 2 adanya aturan main role dalam kelompok, 3 adanya upaya belajar
dalam kelompok, 4 adanya kompetensi yang harus dicapai oleh kelompok. Slavin dalam Suyanto dan Asep Djihad, 2012:165-166
mengungkapkan struktur pengelompokan pembelajaran kooperatif adalah kelompok heterogen. Kelompok yang heterogen bisa dibentuk dengan
memperhatikan aspek gender, latar belakang sosio-ekonomi, dan etnik serta kemampuan akademis siswa.
Menurut Roger dan David Johnson dalam Rusman, 2010 : 212 ada lima prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai
berikut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Prinsip ketergantungan positif, yaitu dalam pembelajaran
kooperatif, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut.
Keberhasilan tersebut ditentukan oleh kinerja kelompok sehingga semua anggota dalam kelompok akan merasa saling
ketergantungan. 2.
Tanggung jawab perseorangan, yaitu keberhasilan kelompok sangat bergantung dari masing-masing anggota kelompok,
setiap anggota kelompok memiliki tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan di dalam kelompok tersebut.
3. Interaksi tatap muka, yaitu memberikan kesempatan yang luas
bagi setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari anggota kelompok lain. 4.
Partisipasi dan komunikasi, yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan
pembelajaran. 5.
Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan
hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
Terdapat enam langkah utama atau tahapan dalam pembelajaran kooperatif Rusman, 2010 : 211, enam langkah atau tahapan tersebut
dituangkan dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 2.1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1
Menyampaikan Tujuan
dan Memotivasi Siswa
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan
pembelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi
siswa belajar.
Tahap 2 Menyajikan Informasi
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan demonstrasi
atau melalui bahan bacaan.
Tahap 3 Mengorganisasikan Siswa ke dalam
Kelompok-kelompok Belajar Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar
melakukan transisi secara efektif dan efisien.
Tahap 4 Membimbing Kelompok Bekerja
dan Belajar Guru membimbing kelompok-kelompok
belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Tahap 5 Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Tahap 6 Memberikan Penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu
dan kelompok.
Ada beberapa variasi tipe dalam pembelajaran kooperatif, tipe-tipe pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut.
1. Tipe Student Teams Achievement Division STAD
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin. Dalam tipe ini siswa dikelompokkan
secara beragam berdasarkan kemampuan, gender, ras, dan etnis. Pertama-tama siswa mempelajari materi bersama dengan teman-
teman sekelompoknya, kemudian mereka diuji secara individu melalui kuis. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor
yang diperoleh oleh kelompok mereka. Jadi, setiap anggota harus berusaha memperoleh nilai maksimal dalam kuis jika kelompok
mereka ingin mendapatkan skor yang tinggi. Tipe STAD dapat diterapkan di semua materi pembelajaran yang didalamnya terdapat
unit tugas yang hanya memiliki satu jawaban benar. 2.
Tipe Jigsaw Tipe jigsaw dikembangkan oleh Aroson 1975. Tipe jigsaw dapat
diterapkan untuk
materi-materi yang
berhubungan dengan
keterampilan membaca, menulis, mendengarkan, ataupun berbicara, dapat juga diterapkan untuk beberapa mata pembelajaran seperti ilmu
pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, agama, dan bahasa. Tipe ini cocok untuk semua tingkatan kelas. Dalam tipe ini,
guru harus memahami kemampuan dan pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan skema ini agar materi pembelajaran
menjadi lebih bermakna. Tipe jigsaw memberikan banyak kesempatan pada siswa untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi. 3.
Tipe Investigasi Kelompok Group Investigasi Metode ini dikembangkan oleh Sharan 1976 ini lebih menekankan
pada pilihan dan kontrol siswa daripada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Dalam tipe ini, siswa diberi kontrol dan
pilihan penuh untuk merencanakan apa yang ingin dipelajari dan diinvestigasi setelah siswa ditempatkan di kelompok-kelompok kecil
yang diberi tugas atau proyek yang berbeda. 4.
Tipe Make a Match membuat Pasangan Tipe ini dikembangkan oleh Lorna Curran 1994. Tipe ini bisa
diterapkan untuk semua mata pembelajaran dan tingkatan kelas. Salah satu keunggulan tipe ini adalah siswa mencari pasangan sambil
mempelajari suatu konsep atau topik tertentu dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan tipe ini dimulai dengan teknik, yaitu siswa
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawabansoal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya
diberi poin. 5.
Tipe TGT Teams Games Tournament Dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya, penerapan TGT
mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok, format intruksional, dan lembar kerjanya. Bedanya jika STAD fokus pada
komposisi kelompok berdasarkan kemampuan, ras, etnik, dan gender, maka TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain
itu, jika dalam STAD, yang digunakan adalah kuis, maka dalam TGT istilah tersebut biasanya berganti menjadi game akademik.
6. Tipe Struktural
Spencer Kagan 1990 adalah yang pertama kali merancang struktur- struktur pembelajaran kooperatif. Ada 15 struktural pembelajaran
kooperatif Miftahul Huda, 2012 : 154, yakni Roundrobin, dirancang khusus untuk mengembangkan teambuilding di antara siswa.
Corners , di rancang untuk fokus pada classbuilding di ruang kelas.
Parapharase Passport, Spend a Buck, dan Group Processing
dirancang untuk meningkatkan Skill komunikasi di antara siswa. Numbered Heads Together, Send a Problem,
dan Cooperative Review dirancang untuk menguasai materi pembelajaran. Three step
interview, Brainstroming, dan Group Dicussion dapat diterapkan
untuk mengembangkan kemampuan konseptual siswa. Sementara itu, Rountabel, Partners, Co-Op Co-Op,
dan Group Investigation dapat digunakan untuk meningkatkan berbagai kebutuhan dan keterampilan
siswa.
C. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Student Team