muda yang menggunakan pemikiran operasional formal Santrock dalam Desmita, 2009:109-110. Adams dan Gullota dalam Desmita, 2009:110
menyatakan bahwa pengalaman personal dalam berbagai aspek kehidupan, secara umum mungkin menentukan aplikasi dari pemikiran
formal operasional. Oleh karena itu, remaja mungkin mampu menggunakan pemikiran formal operasional dalam satu mata
pembelajaran, tetapi tidak pada mata pembelajaran lain. Masa remaja sendiri berkisar antara umur 12
– 21 tahun, siswa-siswa yang berada di Sekolah Menengah Pertama SMP berkisar umur 13
– 15 tahun. Teresa M. McDevitt dan Jeanne Ellis Ormrod dalam Desmita, 2009:112
menyebutkan salah satu implikasi teori Piaget bagi guru-guru di sekolah, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik melakukan
eksperimen terhadap objek-objek fisik dan fenomena-fenomena alam. Hal tersebut juga berlaku dengan siswa-siswa sekolah menengah,
meskipun telah memiliki kemampuan untuk berpikr abstrak, masih perlu diberi kesempatan untuk memanipulasi dan melakukan eksperimen
dengan benda-benda konkret. Jadi, siswa-siswa Sekolah Menengah Pertama SMP masih membutuhkan alat peraga dalam memahami
konsep matematika.
E. Alat Peraga
Pada hakikatnya, alat peraga adalah alat benda yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar
tampak lebih nyata Suyanto dan Asep Djihad, 2013:122. Lebih lanjut Ali dalam H. Rostina Sundayana, 2015:7 mengungkapkan alat peraga
adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong proses belajar. Dengan kata lain, alat peraga adalah benda yang sengaja dibuat yang digunakan untuk menjelaskan suatu
konsep, obyek, prinsip atau prosedur sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian serta dorongan siswa untuk belajar.
Matematika adalah bekal bagi siswa untuk berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif. Sebagai bahasa simbolis, ciri utama
matematika ialah penalaran secara deduktif namun tidak mengabaikan penalaran secara induktif. Selain sebagai bahasa simbolik matematika
juga merupakan kajian ilmu yang bersifat abstrak. H.W. Fowler dalam H. Rostina Sundayana, 2015 : 3 juga mengemukakan pendapatnya
mengenai hakikat matematika yaitu sebagai ilmu abstrak yang membahas mengenai ruang dan bilangan. Konsep-konsep matematika yang bersifat
abstrak dapat dipahami dengan mudah apabila bersifat konkret. Untuk itu matematika memerlukan benda konkret yang dapat mempermudah siswa
dalam memahami pembelajaran matematika. Ruseffendi 1990:2 menyatakan alat peraga merupakan alat untuk menerangkan dan
mewujudkan konsep matematika. Lebih jelas Pramudjono dalam H. Rostina Sundayana, 2015:7 menjelaskan pengertian alat peraga
matematika sebagai benda konkret yang dibuat, dihimpun atau disusun PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
secara sengaja digunakan untuk membantu menenamkan atau mengembangkan konsep matematika. Jadi, alat peraga matematika
adalah benda konkret yang sengaja dibuat, disusun atau dihimpun dengan tujuan untuk menerangkan, menanamkan, mewujudkan ataupun
mengembangkan konsep matematika. Menurut Ruseffendi 1990:1 ada beberapa fungsi atau manfaat
dari penggunaan alat peraga diantaranya: a.
Proses belajar mengajar termotivasi. Baik siswa maupun guru, dan terutama siswa, minatnya akan timbul. Ia akan senang,
terangsang, tertarik, dan karena itu akn bersikap positif terhadap pengajaran matematika.
b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret
dan karena itu lebih dapat dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-
benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami. d.
Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkret yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai
sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-ide baru dan relasi baru, menjadi bertambah banyak.
Selain manfaat diatas, para ahli seperti Piaget, Bruner, dan Dianes dalam Ruseffendi, 1990 : 4 menyatakan pentingnya alat peraga dipergunakan
bagi siswa usia muda yang masih memerlukannya. Piaget mengatakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bahwa siswa yang tahap berpikirnya masih ada pada operasi konkret tidak akan dapat memahami matematika tanpa benda-benda konkret.
Dienes menekankan pentingnya siswa belajar dalam lingkungan yang kaya dengan benda-benda konkret yang ada kaitannya dengan konsep-
konsep matematika yang sedang dipelajari. Bruner juga memiliki pendapat yang sama, yakni belajar aktif dalam lingkungan yang kaya dan
menggunakan benda-benda konkret sangat penting bagi siswa. Menurut Ruseffendi 1990:3 ada beberapa syarat yang harus
diperhatikan dalam pembuatan alat peraga : 1.
Alat peraga haruslah tahan lama, artinya dibuat dari bahan- bahan yang cukup kuat dan tahan lama.
2. Bentuk dan warnanya menarik, hal ini bertujuan agar siswa
tertarik untuk menggunakannya, memotivasi siswa untuk memperhatikan dan belajar.
3. Sederhana dan mudah dikelola, artinya alat peraga haruslah
tidak rumit sehingga dapat digunakan oleh siapa saja. 4.
Ukurannya sesuai seimbang dengan ukuran fisik siswa. 5.
Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram.
6. Sesuai dengan konsep matematika yang akan diajarkan.
7. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas.
8. Peragaan itu bertujuan supaya menjadi dasar bagi tumbuhnya
konsep abstrak bagi siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Alat peraga yang dapat dimanipulasi, yakni dapat diraba,
dipegang, dipindahkan, dan diutak-atik atau dipasangkan dan dicopot, dapat menjadikan siswa belajar aktif baik secara
mandiri maupun berkelompok. 10.
Bila mungkin alat peraga dapat berfaedah lipat banyak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunaan alat peraga
akan gagal apabila: 1.
Generalisasi konsep abstrak dari representasi konkret itu tidak tercapai.
2. Hanya sekedar sajian yang tidak memiliki nilai-nilai konsep-
konsep matematika, dengan kata lain hanya sebagai pajangan. 3.
Tidak disajikan pada saat yang tepat. 4.
Alat peraga memboroskan waktu, membutuhkan waktu yang lama dalam penggunaannya.
5. Diberikan kepada siswa yang sebenarnya tidak memerlukannya.
6. Tidak menarik, rumit, sedikit terganggu menjadi rusak, dan lain-
lain.
F. Alat Peraga Model Persegi Panjang, Model Persegi, dan Papan