Validitas dan Reliabilitas METODE PENELITIAN

b. Kisi-kisi Soal Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal-soal Tes Akhir Kompetensi Dasar Indikator 6.2 Mengidentifikasi sifat- sifat persegi panjang dan persegi Menyebutkan unsur-unsur dan sifat-sifat persegi panjang dan persegi Menggunakan sifat-sifat untuk memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan persegi panjang dan persegi 6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah Menentukan keliling dan luas persegi panjang Menentukan keliling dan luas persegi Pengetahuan C 1 Pemahaman C 2 Penerapan C 3 Jumlah Mudah 50 2 2 Sedang 40 1 1 2 Sulit 10 1 1 Jumlah 2 1 2 5 Soal-soal tes akhir dalam penelitian ini terlampir Lampiran A.5

H. Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas dilakukan pada instumen motivasi belajar dan instrumen tes hasil belajar. 1. Uji Validitas Instrumen Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valing meiliki validitas rendah. Suharsimi Arikunto, 2010: 211. Ada dua validitas yaitu : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Validitas Isi Uji validitas isi instrumen pada penelitian ini diuji atau dilakukan oleh pakar yaitu oleh dosen pembimbing dan guru. b. Validitas butir Sebelum di validasi butir instrumen motivasi belajar dan instrumen hasil belajar harus di uji cobakan terlebih dahulu ke kelas lain yang setara dengan kelas yang akan digunakan dalam penelitian. Instrumen motivasi dan hasil belajar harus di uji validitasnya dengan rumus Product Moment Pearson r yaitu: = − . 2 − 2 . 2 − 2 Suharsimi Arikunto, 2010: 213 Dengan keterangan: = koefisien korelasi butir-total = skor butir = skor total = banyak subjek Untuk menginterpretasikan tingkat validitas, maka koefisien korelasi dikategorikan Nurgana dalam Asep Jihad, 2013:180 sebagai berikut: Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interpretasi 0,81-1,00 Sangat Tinggi 0,61-0,80 Tinggi 0,41-0,60 Cukup 0,21-0,40 Rendah 0,00-0,20 Sangat Rendah 2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data atau dengan kata lain instrumen tersebut sudah baik Arikunto, 2010: 221. Metode pengujian reliabilitas yang cocok digunakan pada skor berbentuk skala atau berbentuk rentangan dan juga cocok untuk tes bentuk uraian adalah pengujian reabilitas dengan metode Alpha. Rumus reliabilitas dengan metode Alpha Suharsimi Arikunto, 2010:239 adalah: 11 = − 1 1 − � 2 � 2 Dengan keterangan : 11 = reliabilitas instrumen � 2 = jumlah variansi butir � 2 = variansi total = banyak butir pertanyaan Dalam mencari variansi butir dan variansi total maka digunakan rumus berikut. � 2 = 2 − 2 � 2 = 2 − 2 Dengan keterangan: � 2 = variansi tiap-tiap butir � 2 = variansi total = skor pada butir soal = skor total = banyaknya siswa yang mengikuti tes Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Reliabilitas Guilford dalam Asep Jihad dan Abdul Haris, 2012:181 Koefisien Reliabilitas Interpretasi 0,90 11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi 0,70 11 ≤ 0,90 Tinggi 0,40 11 ≤ 0,70 Cukup 0,20 11 ≤ 0,40 Rendah 11 ≤ 0,20 Sangat Rendah 3. Hasil Uji Coba Instrumen Sebelum peneliti melaksanakan penelitian di kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, peneliti melakukan uji coba instrumen kuesioner motivasi belajar dan instrumen Post-Test tes hasil belajar terlebih dahulu. Uji Coba kuesioner motivasi belajar dan tes hasil belajar dilakukan di kelas VII-B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Uji coba dilakukan untuk menguji validitas butir dan reliabilitas instrumen, sebelum menggunakannya dalam penelitian sebenarnya. Berikut hasil uji coba yang dilakukan peneliti : a. Uji Coba Kuesioner Motivasi Belajar Uji coba kuesioner motivasi belajar bertujuan untuk melihat apakah instrumen yang telah direvisi valid atau tidak. Uji coba dilakukan di kelas VII-B yang diikuti oleh 31 siswa dpada hari Selasa, 17 Mei 2016.  Hasil Validitas Butir Tabel 3.6 Hasil Validitas Butir Uji Coba Kuesioner Motivasi Butir Soal Hasil Validitas Kriteria Fakta Opini Fakta Opini Fakta Opini 1 0,4489 0,5055 Valid Valid Cukup Cukup 2 0,4887 0,4159 Valid Valid Cukup Cukup 3 0,6203 0,1819 Valid Tidak Valid Tinggi Sangat Rendah 4 0,5434 0,5119 Valid Valid Cukup Cukup 5 0,549 0,4006 Valid Valid Cukup Cukup 6 0,4902 0,0804 Valid Tidak Valid Cukup Sangat Rendah 7 0,6256 0,4413 Valid Valid Tinggi Cukup 8 0,526 0,4018 Valid Valid Cukup Cukup 9 0,5899 0,4191 Valid Valid Cukup Cukup 10 0,5074 0,6642 Valid Valid Cukup Tinggi 11 0,1481 0,443 Tidak Valid Valid Sangat Rendah Cukup 12 0,4889 0,4644 Valid Valid Cukup Cukup 13 0,4994 0,4908 Valid Valid Cukup Cukup 14 0,4806 0,544 Valid Valid Cukup Cukup 15 0,4452 0,4852 Valid Valid Cukup Cukup 16 0,4258 0,4151 Valid Valid Cukup Cukup 17 0,7069 0,5283 Valid Valid Tinggi Cukup 18 0,4693 0,415 Valid Valid Cukup Cukup 19 0,408 0,1763 Valid Tidak Valid Cukup Sangat Rendah 20 0,5098 0,6841 Valid Valid Cukup Tinggi Dari hasil perhitungan uji coba kuesioner motivasi belajar, diperoleh bahwa 1 pernyataan fakta tidak valid dan 3 pernyataan opini tidak valid. Diantaranya :  Pernyataan fakta 11 Saya berusaha berkonsentrasi saat pembelajaran matematika.  Pernyataan opini PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3 Saya lebih senang diam apabila ada pertanyaan dari guru. 6 Ketika lapar saya tidak fokus belajar. 19 saya takut bertanya kepada guru matematika. Keempat pernyataan tidak valid tersebut kemudian direvisi dengan mengubah atau mengganti kata-katanya supaya dapat lebih mudah dipahami oleh siswa, menjadi :  Pernyataan fakta 11 Saya berkonsentrasi dalam pembelajaran matematika.  Pernyataan opini 3 Pertanyaan dari guru akan saya jawab. 6 Sarapan pagi membuat saya fokus belajar. 19 Materi yang belum dipahami, saya tanyakan kepada guru. Perhitungan hasil uji coba kuesioner motivasi belajar terlampir Lampiran B.1.  Hasil Reliabilitas Hasil perhitungan reliabilitas, diperoleh 11 = 0,7887 untuk kuesioner motivasi belajar fakta dan 11 = 0,7119 untuk kuesioner motivasi belajar opini. Ini berarti instrumen kuesioner motivasi belajar reliabel dengan interpretasi tinggi, baik kuesioner motivasi fakta maupun opini. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, maka instrumen kuesioner PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI motivasi belajar siap digunakan pada kelas penelitian. Perhitungan Reliabilitas kuesioner motivasi belajar terlampir Lampiran B.2. b. Uji Coba Tes Hasil Belajar Post-Test Uji coba tes hasil belajar dilaksanakan pada hari Senin, 23 Mei 2016 di kelas VII-B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.  Hasil Validitas Butir Tabel 3.7 Hasil Validitas Butir Uji Coba Tes Hasil Belajar Butir Soal Hasil Validitas Kriteria 1 0,6939022 Valid Tinggi 2 0,7757662 Valid Tinggi 3 0,5416422 Valid Cukup 4 0,4341487 Valid Cukup 5 0,8527535 Valid Sangat Tinggi Peniliti membuat 5 soal uraian tes hasil belajar Post-Test dan 5 soal tersebut valid. Perhitungan validitas butir tes hasil belajar terlampir Lampiran B.3.  Hasil Reliabilitas Dari perhitungan reliabilitas uji coba soal tes hasil belajar diperoleh 11 = 0,506624. Hal ini menunjukkan bahwa soal tes hasil belajar reliabel dengan intepretasi cukup. Setelah soal tes hasil belajar dinyatakan valid dan reliabel maka soal siap digunakan untuk penelitian di kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Perhitungan reliabilitas soal tes hasil belajar terlampir Lampiran B.4.

I. Metode Teknik Analisis Data

Analisis terhadap data yang diperoleh dapat dilakukan apabila terdapat 80 siswa hadir mengikuti proses pembelajaran matematika di kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. 1. Kelayakan Analisis Pelaksanaan penelitian direncanakan untuk dapat diikuti oleh seluruh siswa kelas VII-D SMP Pangudi Luhur 1 Klaten. Data layak dianalisis apabila persentase kelayakan analisis data ≥ 80 siswa yang ikut serta saat pengambilan data. Persentase kelayakan analisis data dapat dihitung sebagai berikut : = � × 100 2. Analisis data observasi keterlaksanaan RPP Analisis terhadap data keterlaksanaan RPP adalah sebagai berikut. = � ℎ ℎ × 100 Dengan keterangan sebagai berikut: Skor 1 : tanda centang √ pada kolom “Ya”. Skor 0 : tanda centang √ pada kolom “Tidak”. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan bantuan alat peraga dikatakan terlaksana dengan baik jika keterlaksanaan ≥ 80. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Analisis data obserasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga Analisis terhadap data observasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga adalah sebagai berikut. a. Merekap data observasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga yang dilihat melalui keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga Tabel 3.8 Rekap data observasi keterlaksanaan penggunaan alat peraga NO SISWA PERTEMUAN SKOR SKOR Banyaknya pertemuan yang diikuti siswa I II III IV 1 Siswa 1 32 Siswa 32 b. Menentukan kriteria keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga. Data yang sudah diperoleh dari hasil observasi siswa kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert dan dideskripsikan sebagai data kelompok dengan pengklasifikasian kriteria seperti berikut Eko Putro Widoyoko, 2009: 238. Sangat Tinggi ST X + 1,8 × Tinggi T + 0,6 × X ≤ + 1,8 × Sedang S − 0,6 × X ≤ + 0,6 × Rendah R − 1,8 × X ≤ − 0,6 × Sangat Rendah SR X ≤ − 1,8 × Keterangan : X i rerata ideal = 1 2 skor maksimum + skor minimum sb i simpangan baku ideal = 1 6 skor maksimum − skor minimum X = Skor empiris Maka diperolehlah kriteria keterlibatan siswa dalam menggunakan alat peraga matematika adalah : Tabel 3.9 Kriteria Penggunakan Alat Peraga Kriteria Interval Sangat Rendah SR X ≤ 120,4 Rendah R 120,4 X ≤ 121,8 Sedang S 121,8 X ≤ 123,2 Tinggi T 123,2 X ≤ 124,6 Sangat Tinggi ST X 124,6 Catatan : Tabel di atas hanya berlaku untuk siswa-siswa kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016. 4. Analisis data motivasi belajar a. Menentukan skor motivasi siswa Bentuk isian pada kuesioner motivasi belajar pada pernyataan fakta adalah Selalu, Sering, Kadang-kadang, Tidak Pernah. Sedangkan, bentuk isian pada kuesioner motivasi belajar pada pernyataan opini adalah sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Jumlah butir pernyataan ada 20 butir yaitu 10 butir pernyataan fakta dan 10 butir pernyataan opini. Tabel 3.10 Skor Kuesioner Motivasi Belajar Pilihan Pernyataan Skor Pernyataan Fakta Opini Pernyataan Positif Pernyataan Negatif SL selalu SS Sangat Setuju 5 1 S sering S Setuju 4 2 KD kadang- kadang TS Tidak Setuju 2 4 TP tidak pernah STS Sangat Tidak Setuju 1 5 Jumlah skor maksimal = skor maksimal per pernyataan × jumlah pernyataan = 5 × 40 = 200 J umlah skor minimal = skor minimal per pernyataan × jumlah pernyataan = 1 × 40 = 40 b. Menentukan kriteria motivasi belajar Data yang sudah diperoleh dari hasil pengisisan kuesioner motivasi belajar siswa kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert dan dideskripsikan sebagai data kelompok dengan pengklasifikasian kriteria seperti berikut Eko Putro Widoyoko, 2009: 238. Sangat Tinggi ST X + 1,8 × Tinggi T + 0,6 × X ≤ + 1,8 × Sedang S − 0,6 × X ≤ + 0,6 × Rendah R − 1,8 × X ≤ − 0,6 × Sangat Rendah SR X ≤ − 1,8 × Keterangan : X i rerata ideal = 1 2 skor maksimum + skor minimum sb i simpangan baku ideal = 1 6 skor maksimum − skor minimum X = Skor empiris Maka diperolehlah kriteria motivasi belajar matematika sebagai berikut : Tabel 3.11 Kriteria Motivasi Belajar Matematika Kriteria Interval Skor Sangat Rendah SR X ≤ 115,6 Rendah R 115,6 X ≤ 131,2 Sedang S 131,2 X ≤ 146,8 Tinggi T 146,8 X ≤ 162,4 Sangat Tinggi ST X 162,4 Catatan : PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kriteria pada tabel 3.11 hanya berlaku untuk siswa-siswi kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi. 5. Analisis hasil belajar a. Menentukan skor hasil belajar Tes hasil belajar matematika adalah tes sejauh mana hasil belajar yang siswa peroleh terhadap materi pembelajaran yang sudah diajarkan. Tes ini diberikan kepada siswa setelah siswa memperlajari materi persegi panjang dan persegi. Banyaknya butir soal dalam tes adalah 5 butir soal. Dengan skor maksimal setiap butir adalah 20. ℎ = ℎ × 100 b. Menentukan kriteria hasil belajar Data yang sudah diperoleh dari hasil pengerjaan soal tes hasil belajar siswa kemudian dianalisis berdasarkan skala Likert dan dideskripsikan sebagai data kelompok dengan pengklasifikasian kriteria seperti berikut Eko Putro Widoyoko, 2009: 238. Sangat Tinggi ST X + 1,8 × Tinggi T + 0,6 × X ≤ + 1,8 × Sedang S − 0,6 × X ≤ + 0,6 × Rendah R − 1,8 × X ≤ − 0,6 × Sangat Rendah SR X ≤ − 1,8 × Keterangan : X i rerata ideal = 1 2 skor maksimum + skor minimum sb i simpangan baku ideal = 1 6 skor maksimum − skor minimum X = Skor empiris Maka diperolehlah kriteria hasil belajar matematika sebagai berikut : Tabel 3.12 Kriteria Hasil Belajar Matematika Kriteria Interval Skor Sangat Rendah SR X ≤ 35 Rendah R 35 ≤ X ≤ 51 Sedang S 51 ≤ X ≤ 67 Tinggi T 67 ≤ X ≤ 83 Sangat Tinggi ST X 83 Catatan : Kriteria pada tabel 3.11 hanya berlaku untuk siswa-siswi kelas VII-D semester genap SMP Pangudi Luhur 1 Klaten tahun ajaran 20152016 pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi. 6. Analisis penghargaan kelompok Analisis hasil pre-test dan hasil kuis untuk penghargaan kelompok ini dengan cara: a. Menentukan nilai pre-test, kuis 1, dan kuis 2 b. Menghitung skor peningkatan dengan menggunakan ketentuan sebagai berikut: Tabel 3.13 Skor PeningkatanKemajuan Kuis No Skor Kuis Skor Kemajuan 1. Lebih dari 10 poin di bawah skor awal 5 poin 2. 10 sampai 1 poin di bawah skor awal 10 poin 3. Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal 20 poin 4. Lebih dari 10 poin di atas skor awal 30 poin 5. Kertas jawaban sempurna terlepas dari skor awal 30 poin c. Menjumlah skor peningkatan setiap anggota kelompok di kelompok masing-masing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Penghargaan kelompok berdasarkan rata-rata skor peningkatan yang diperoleh kelompok, yakni dijabarkan oleh tabel sebagai berikut. Tabel 3.14 Skor Penghargaan Kelompok No Rata-rata Skor Kualifikasi 1. 0 ≤ N ≤ 5 - 2. 6 ≤ N ≤ 15 Tim Baik Good Team 3. 16 ≤ N ≤ 20 Tim Sangat Baik Great Team 4. 21 ≤ N ≤ 30 Tim Super Super Team 7. Analisis korelasi a. Korelasi penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar matematika siswa Analisis korelasi penggunaan alat peraga terhadap hasil belajar matematika siswa digunakan untuk melihat hubungan antara penggunaan alat peraga X dan hasil belajar Y. b. Korelasi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa Analisis korelasi motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika siswa digunakan untuk melihat hubungan antara motivasi X dan hasil belajar Y. Analisis korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi Pearson Product Moment. Rumus korelasi Pearson Product Moment adalah: = − . 2 − 2 . 2 − 2 Keterangan: = Koefisien korelasi Pearson = Jumlah anggota populasi = Variabel bebas Penggunaan alat peraga Motivasi Belajar = Variabel terikat Hasil Belajar Korelasi Pearson Product Moment dilambangkan dengan r. Berikut ini merupakan ketentuan nilai :  Nilai terbesar adalah +1 dan terkecil adalah -1 sehingga dapat ditulis −1 ≤ ≤ +1  Apabila = −1 artinya korelasi negatif sempurna, = 0 artinya tidak ada korelasi, dan = 1 artinya korelasi positif sempurna.  Harga akan dilihat dengan tabel interpretasi nilair di bawah ini. Tabel 3.15 Koefisien Korelasi Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 − 0,199 Sangat Rendah 0,20 − 0,399 Rendah 0,40 − 0,599 Sedang 0,60 − 0,799 Tinggi 0,80 − 1,00 Sangat Tinggi Untuk memudahkan dalam menghitung nilai korelasi maka peneliti membuat tabel penolong sebagai berikut. No siswa 2 2 2 2 Setelah mengitung nilai korelasi maka peneliti juga akan menentukan besarnya sumbangan koefisien determinan atau koefisien penentu variabel X penggunaan alat peraga motivasi terhadap variabel Y hasil belajar dengan rumus: = 2 . 100

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas Siswa Kelas VII SMP N 3 satu Atap Grobogan Tahun Pelajaran 2010 2011 pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran

0 6 79

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester 2 SMP Muhammadiyah 7 Surak

0 0 8

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SUPERITEM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 5 KLATE

0 1 5

PENDAHULUAN EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TUTOR SEBAYA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (Pada Siswa Kelas VII SMP AL ISLAM 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011).

0 0 7

Pengaruh sikap belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan keliling dan luas persegi panjang dan persegi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII S SMP Pangudi L

0 12 260

Hubungan motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan belah ketupat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015

0 0 206

Hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 4 256

Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar Matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VIID SMP Bopk

0 1 216

Keefektifan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw II pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi - USD Repository

0 11 366