Hasil Belajar LANDASAN TEORI

H. Hasil Belajar

Herman Hudojo 1988 mengatakan perubahan tingkah laku merupakan hasil dari belajar. Sedangkan menurut Nana Sudjana 2010:22 hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Horward Kingsley dalam Nana Sudjana, 2010 membagi tiga macam hasil belajar, yakni 1 keterampilan dan kebiasaan, 2 pengetahuan dan pengertian, 3 sikap dan cita-cita. Sedangkan, menurut Gagne dalam Sudjana, 2010 membagi lima kategori hasil belajar, yakni 1 informasi verbal, 2 keterampilan intelektual, 3 strategi kognitif, 4 sikap, dan 5 keterampilan motoris. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan intruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara besar membaginya ke dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Berikut ini penjelasan-penjelasan dari ketika ranah hasil belajar yang di jelaskan oleh Benyamin Bloom dalam Nana Sudjana, 2010 : 1. Ranah kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek yaitu: pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, evaluasi. 2. Ranah Afektif Ranah ini berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe ranah afektif berkenaan dengan perasaan, minat dan perhatian, keinginan, penghargaan dan lain-lain terhadap pembelajaran. Dalam pembelajaran ada beberapa hasil belajar afektif atau sikap, yakni: a. Recivingattending, semacam kepekaan dalam menerima rangsangan dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan lain-lain. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima rangsangan, kontrol, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. b. Responding atau jawaban, adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap rangsangan yang diterima dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsangan dari luar. c. Valuing, berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau rangsangan tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, temasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang sudah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dimilikinya. Termasuk konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Kedalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya. 3. Ranah Psikomotorik Hasil belajar pada ranah ini tampak dalam bentuk keterampilan Skill dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ranah psikomotorik adalah tahap lanjutan dari hasil belajar afektif. Dalam proses belajar di sekolah, hasil belajar psikomotorik dapat dilihat melalui: a. Segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan dengan mempersiapkan kebutuhan belajar. b. Mencatat bahan pembelajaran dengan baik dan sistematis. c. Sopan, ramah, dan hormat kepada guru saat guru menjelaskan pembelajaran. d. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru mengenai bahan pembelajaran yang belum jelas. e. Ke perpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus dipelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi. f. Melakukan latihan diri dalam pemecahan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau menggunakannya dalam praktek kehidupannya. g. Akrab dan mau bergaul, mau berkomunikasi dengan guru dan bertanya atau meminta saran bagaimana mempelajari mata pembelajaran yang diajarkannya. Dalam proses pembelajaran di sekolah saat ini, tipe hasil belajar kognitif lebih dominan jika dibandingkan dengan tipe hasil belajar afektif dan psikomotorik. Namun, ketiga hasil belajar yang telah dijelaskan di atas penting untuk diketahui oleh guru agar dapat merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian baik melalui tes maupun bukan tes.

I. Persegi panjang dan Persegi

1. Persegi panjang a. Definisi dan Unsur-unsur Persegi Panjang Gambar 2.5 Alat Peraga Blok Persegi Panjang Persegi panjang adalah suatu jajargenjang yang salah satu sudutnya siku-siku. Perhatikan persegi panjang pada gambar 2.5 di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI atas. Unsur-unsur persegi panjang tersebut adalah sebagai berikut.  Garis , , , dan adalah sisi-sisi persegi panjang  Sudut , , , ∠ , ∠ , ∠ , ∠ adalah sudut-sudut persegi panjang. b. Sifat-Sifat Persegi panjang 1. Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang Gambar 2.6a Pembuktian Sifat I Persegi panjang Perhatikan gambar 2.6a, jika persegi panjang dibalik menurut garis , persegi panjang itu akan menempati bingkainya, sehingga titik akan menempati titik , dan titik akan menempati titik , ditulis ↔ . Dengan demikian halnya kita peroleh ↔ , sehingga ↔ . Hal ini berarti = . Selanjutnya, jika persegi panjang di balik menurut garis , maka persegi panjang tersebut akan menempati bingkainya seperti gambar 2.6a di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.6b Pembuktian Sifat I Persegi panjang Dari gambar 2.6b tersebut dapat dikatakan bahwa ↔ , ↔ , dan ↔ . Hal ini berarti = . Dari pengamatan tersebut dapat dikatakan bahwa jarak dan selalu tetap. Demikian halnya dengan jarak dan . Oleh karena itu, sejajar dan sejajar . 2. Diagonal-diagonal pada persegi panjang sama panjang dan saling membagi dua sama panjang Baliklah persegi panjang dengan diagonal menurut garis sehingga menempati bingkainya kembali seperti gambar 2.7a di bawah ini. Sisi-sisi yang berhadapan dari suatu persegi panjang sejajar dan sama panjang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.7a Pembuktian Sifat II Persegi panjang Berdasarkan gambar 2.7a, kita peroleh ↔ , ↔ , ↔ sehingga = . Sekarang, putarlah persegi panjang tersebut setengah putaran 180º, dengan diagonal-diagonal dan berpotongan di titik . Gambar 2.7b Pembuktian Sifat II Persegi panjang Dari pemutaran di atas, di peroleh ↔ , ↔ , ↔ , sehingga ↔ , dan ↔ . Hal ini berarti = dan = . Diagonal-diagonal dari suatu persegi panjang sama panjang dan saling membagi dua sama panjang 3. Keempat sudut pada persegi panjang sama besar dan siku-siku Menyelidiki besar sudut pada persegi panjang, baliklah persegi panjang menurut garis , sehingga dapat menempati bingkainya seperti gambar 2.8a di bawah ini. Gambar 2.8a Pembuktian Sifat III Persegipajang Berdasarkan gambar 2.8a, maka kita peroleh ∠ ↔ ∠ dan ∠ ↔ ∠ . Dengan demikian, ∠ = ∠ dan ∠ = ∠ . Selanjutnya, jika persegi panjang di balik menurut garis seperti pada gambar 2.8b di bawah ini. Gambar 2.8b Pembuktian Sifat III Persegi panjang Berdasarkan gambar 2.8b di atas, kita peroleh bahwa ∠ ↔ ∠ , dan ∠ ↔ ∠ . Dengan demikian, ∠ = ∠ dan ∠ = ∠ . Akibatnya ∠ = ∠ = ∠ = ∠ . Jadi, semua sudut pada persegi panjang sama besar dan siku-siku 90º. 4. Persegi panjang menempati bingkainya dengan 4 cara Peragakanlah gambar di bawah ini : i ii iii iv Gambar 2.9 Pembuktian Sifat IV Persegi panjang Keterangan gambar 2.9 adalah sebagai berikut: i Tempatkan persegi panjang pada posisi awal. ii Dari posisi awal, balikkan persegi panjang menurut garis , ternyata persegi panjang dapat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI menempati bingkainya secara tepat, sehingga menempati . iii Dari posisi awal, baliklah persegi panjang menurut garis , ternyata sisi dapat menempati sisi , sehingga persegi panjang tersebut dapat menempati bingkainya secara tepat. iv Dari posisi awal, putarlah persegi panjang setengah putaran 180º, ternyata persegi panjang tersebut dapat menempati bingkainya secara tepat, sehingga sisi menempati sisi . 5. Persegi panjang memiliki simetri lipat tingkat dua Gambar 2.10 Pembuktian Sifat V Persegi panjang Lihat gambar 2.10, persegi panjang dilipat menurut garis sehingga sisi berhimpit di sisi , kemudian persegi panjang dilipat menurut garis sehingga sisi berhimpit dengan sisi . Persegi panjang dapat tepat menempati bingkainya kembali dengan empat cara. 6. Persegi panjang memiliki dua simetri putar Perhatikan kembali gambar 2.10, putarlah persegi panjang sebanyak satu putaran penuh 360º maka akan persegi panjang akan dapat menempati bingkainya tepat sebanyak dua kali, sehingga persegi panjang memiliki dua simetri putar. c. Keliling Persegi panjang Keliling bangun datar adalah jumlah semua panjang sisi yang membatasi bidang datar tersebut. Perhatikan gambar berikut Gambar 2.11 Persegi panjang Keliling persegi panjang = + + + AD Karena = dan = , maka: Keliling Persegi panjang = 2 . + 2 . Jika disebut panjang p satuan panjang, disebut lebar l satuan panjang, dan keliling persegi panjang K satuan panjang, maka: Rumus Keliling Persegi panjang adalah K = 2p + 2l atau K = 2 p + l d. Luas Persegi panjang Luas bangun adalah banyaknya persegi satuan yang dibutuhkan untuk menutup bangun tersebut Wono Setya Budi, 2006:105. Untuk mendapatkan luas persegi panjang perhatikan daftar berikut ini: Tabel 2.5 Menentukan Luas Persegi panjang Persegi panjang Panjang Lebar Banyak Persegi Luas Persegi panjang 2 cm 1 cm 2 = 2 . 1 2 cm 2 3 cm 2 cm 6 = 3 . 2 6 cm 2 4 cm 3 cm 12 = 4 . 3 12 cm 2 p . l Dari uraian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Rumus luas persegi panjang = panjang . lebar Jika panjang = p cm, lebar = l cm, dan luas = L cm 2 , maka : P l Rumus luas setiap persegi panjang adalah : L = p . l 2. Persegi a. Definisi dan Unsur-unsur Persegi Gambar 2.12 Alat Peraga Model Persegi Persegi adalah persegi panjang yang semua sisinya sama panjang. Perhatikan pesegi pada gambar 2.12 di atas. Unsur-unsur persegi di atas adalah sebagai berikut.  Garis , , , adalah sisi-sisi persegi.  Sudut , , , ∠ , ∠ , ∠ , ∠ adalah sudut-sudut persegi. b. Sifat-sifat Persegi 1. Semua sisi pada persegi sama panjang Putar persegi 90º. Seperti gambar 2.13 di bawah ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Gambar 2.13 Pembuktian Sifat I Persegi Berdasarkan gambar 2.13 di atas, kita dapat memperoleh bahwa = , = , = , dan = . Akibatnya, = = = . 2. Sudut-sudut pada persegi dibagi menjadi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. Baliklah persegi menurut garis sehingga menempati bingkainya kembali seperti gambar 2.14 di bawah ini. Gambar 2.14 Pembuktian Sifat II Persegi Berdasarkan gambar 2.14 di atas, kita peroleh bahwa ∠ ↔ ∠ , sehingga ∠ = ∠ dan ∠ ↔ ∠ , sehingga ∠ = ∠ . Hal ini menunjukkan bahwa diagonal membagi dua sama besar ∠ dan ∠ . Dengan cara yang sama, baliklah persegi menurut garis , maka akan diperoleh bahwa diagonal membagi dua sama besar ∠ dan ∠ . Semua sisi pada persegi sama panjang. Sudut-sudut suatu persegi dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya. 3. Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. Putarlah persegi seperempat putaran berlawanan arah jarum jam. Gambar 2.15 Pembuktian Sifat III Persegi Berdasarkan gambar 2.15 di atas, gambar tersebut menunjukkan bangun persegi dengan diagonal dan berpotongan di titik . Maka diperoleh : i ∠ ↔ ∠ , sehingga ∠ = ∠ ii ∠ ↔ ∠ , sehingga ∠ = ∠ iii ∠ ↔ ∠ , sehingga ∠ = ∠ iv ∠ ↔ ∠ , sehingga ∠ = ∠ Karena persegi dapat tepat menempati bingkainya kembali, maka dikatakan bahwa ∠ = ∠ = ∠ = ∠ . Telah dipelajari sebelumnya bahwa sudut satu putaran penuh adalah 360º. Akibatnya, ∠ = ∠ = ∠ = ∠ = 360° 4 = 90°. 4. Persegi menempati bingkainya dengan delapan cara Diagonal-diagonal persegi saling berpotongan sama panjang membentuk sudut siku-siku. iii iv i ii Gambar 2.16 Pembuktian Sifat IV Persegi Keterangan dari gambar 2.16 sebagai berikut: i Tempatkan persegi pada posisi awal. ii Dari posisi awal, baliklah persegi menurut garis , ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat, sehingga menempati . iii Dari posisi awal, baliklah persegi menurut garis , ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat, sehingga menempati . iv Dari posisi awal, baliklah persegi menurut garis , ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat, sehingga titik menempati titik . v Dari posisi awal, baliklah persegi menurut garis , ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat, sehingga titik menempati titik . v vi vii viii vi Dari posisi awal, putarlah persegi 90º, ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat. vii Dari posisi awal, putarlah persegi setengah putaran 180º, ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat. viii Dari posisi awal, putarlah persegi 270º, ternyata persegi dapat menempati bingkainya secara tepat. 5. Persegi memiliki simetri lipat tingkat empat Gambar 2.17 Pembuktian Sifat V Persegi Perhatikan persegi ABCD pada gambar 2.17, simetri lipat persegi diperoleh dengan melipat persegi menurut garis , garis , garis , dan garis sehingga diperoleh simetri lipat persegi sebanyak empat. 6. Persegi memiliki empat simetri putar Perhatikan kembali gambar 2.17, untuk mengetahui berapa banyak simetri putar pada persegi putarlah persegi 360º Persegi dapat tepat menempati bingkainya kembali dengan delapan cara. maka dalam satu putaran penuh persegi dapat menempati bingkainya tepat sebanyak 4 kali, sehingga persegi memiliki empat simetri putar. c. Keliling Persegi Perhatikan gambar persegi di bawah ini Gambar 2.18 Persegi Keliling persegi = + + + Karena = = = , maka: Keliling persegi ABCD = 4 . AB Jika panjang sisi = satuan panjang, dan keliling persegi = satuan panjang, maka: d. Luas Persegi Gambar 2.19 Persegi Rumus keliling persegi adalah: K = 4 . s Pada gambar 2.19 di atas, daerah yang diarsir menunjukkan luas persegi memiliki ukuran panjang dan lebar yang sama, yang selanjutnya disebut sisi. Sehingga, rumus luas persegi = sisi . sisi Jika panjang sisi persegi = s cm dan luasnya = L cm 2 , maka: 3. Contoh pemecahan masalah keliling dan luas bangun datar dengan bantuan alat peraga papan berpetak.Bentuk ini dapat dibuat menjadi beberapa persegi dan persegi panjang. Hitunglah keliling dan luas masing-masing bentuk berikut. Jawab: a. Membuat bentuk soal pada alat peraga Rumus luas setiap persegi adalah: L = s . s atau L = s 2 10 cm 4 cm 1 cm 3 cm 7 cm b. Menentukan keliling bangun datar Kemudian menjumlah semua panjang sisi yang membatasi bidang datar tersebut. K = 4 cm + 3 cm + 5 cm + 1 cm + 7 cm + 10 cm + 7 cm = 37 cm c. Menentukan luas bangun datar 1. Menentukan luas masing-masing daerah bangun datar. a. Luas bangun datar 1 warna kuning = 4 . 7 = 28 cm. b. Luas bangun datar 2 warna merah = 5 . 4 = 20 cm. c. Luas bangun datar 3 warna biru = 1 . 7 = 7 cm. 2. Luas keseluruhan bangun datar tersebut adalah dengan menjumlahkan luas bangun datar 1, luas bangun datar 2 dan luas bangun datar 3. Luas = Luas bangun datar 1 + Luas bangun datar 2 + Luas bangun datar 3 = 28 + 20 + 7 = 55 cm 2 .

J. Hasil Penelitian Sebelumnya yang Relevan

Dokumen yang terkait

Perbandingan antara model pembelajaran cooperative learning tipe stad dengan pembelajaran konvensional dalam rangka meningkatkan hasil belajar PAI (eksperimen kelas XI SMA Negeri 3 Tangerang)

2 14 159

Meningkatkan prestasi, aktivitas dan motivasi belajar siswa kelas Siswa Kelas VII SMP N 3 satu Atap Grobogan Tahun Pelajaran 2010 2011 pada Pokok Bahasan Persegi dan Persegi Panjang Melalui Model Pembelajaran

0 6 79

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pembelajaran Matematika Kelas VII Semester 2 SMP Muhammadiyah 7 Surak

0 0 8

PENDAHULUAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ROTATING TRIO EXCHANGE DENGAN MENGGUNAKAN SUPERITEM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (PTK Pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP N 5 KLATE

0 1 5

PENDAHULUAN EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW DAN TUTOR SEBAYA DITINJAU DARI HASIL BELAJAR PADA POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG (Pada Siswa Kelas VII SMP AL ISLAM 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2010/2011).

0 0 7

Pengaruh sikap belajar dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan keliling dan luas persegi panjang dan persegi menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas VII S SMP Pangudi L

0 12 260

Hubungan motivasi belajar dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pokok bahasan belah ketupat dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada siswa kelas VIIB SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun ajaran 2015

0 0 206

Hasil belajar dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT) di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta.

0 4 256

Efektivitas pembelajaran dengan menggunakan alat peraga dan Lembar Kerja Siswa (LKS) terhadap hasil belajar Matematika pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi pada siswa kelas VIID SMP Bopk

0 1 216

Keefektifan pembelajaran matematika dengan pendekatan realistik yang dipadu dengan pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw II pada siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta pada pokok bahasan persegi panjang dan persegi - USD Repository

0 11 366