H ditolak H
a
diterima, jika t
hitung
˃ t
tabel
artinya budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
dengan tingkat signifikansi 5. e Kesimpulan
Pada variabel Budaya Organisasi nilai t
hitung
3.716 ˃ t
tabel
1,991, maka H ditolak H
a
diterima; budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan
tingkat signifikansi 5. Artinya semakin kondusif budaya organisasi, semakin tinggi kinerja karyawan dan sebaliknya.
2 Gaya Kepemimpinan Tahapan yang dilakukan dalam uji t adalah :
a Menentukan H = Hipotesis nol dan H
a
= Hipotesis alternatif.
H : b
1
= 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif
terhadap kinerja
karyawan dengan
tingkat signifikansi 5.
H
a
: b
1
≠ 0, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5.
b Menentukan tingkat signifikansi α dan t
tabel
Tingkat signifikansi α dalam penelitian ini adalah 5 atau 0,05. Tabel distribusi t di cari pada α = 5 dengan derajat
kebebasan df = n-k = 79-2-1 = 76. Berdasarkan tabel t
pada α = 5 dapat diketahui nilai t
tabel
dengan df = 76 adalah 1,991.
c Menentukan t
hitung
menggunakan SPSS. Berdasarkan tabel V.16 diketahui bahwa nilai t
hitung
pada variabel Gaya Kepemimpinan sebesar -1.260.
d Kriteria Pengujian H
diterima H
a
ditolak, jika t
hitung
≤ t
tabel
artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat signifikansi 5. H
ditolak H
a
diterima, jika t
hitung
˃ t
tabel
artinya gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat signifikansi 5. e Kesimpulan
Pada variabel Gaya kepemimpinan nilai t
hitung
-1.260 t
tabel
1,991, maka H diterima H
a
ditolak; gaya kepemimpinan
tidak berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan dengan tingkat signifikansi 5. Artinya semakin partisipatif gaya kepemimpinan, tidak semakin tinggi
semakin rendah kinerja karyawan dan sebaliknya.
4. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel
terikat. Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Hasil uji determinasi terdapat pada tabel V.17 sebagai berikut :
Tabel V.17 Hasil Uji Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .395
a
.156 .134
1.411 1.484
a. Predictors: Constant, Gaya kepemimpinan, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel V.17 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Squared
sebesar 0,134 artinya kemampuan variabel bebas budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dalam menerangkan variasi variabel
terikat kinerja karyawan hanya sebesar 13,4 dan sisanya sebesar 86,6 diterangkan oleh faktor lain diluar variabel budaya organisasi dan
gaya kepemimpinan.
F. Pembahasan
1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan uji secara parsial bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0,265, t
hitung
3,716 dan nilai signifikansi 0,000 yang berarti semakin kondusif budaya organisasi maka
semakin tinggi kinerja karyawan dan sebaliknya. Artinya jika perusahaan mendorong karyawannya untuk melakukan inovasi-inovasi, bekerja lebih
cermat, lebih memperhatikan hasil, mampu bekerja sama dalam tim, bersaing secara sehat dan merumuskan setiap tugas dan wewenang
karyawan secara jelas dan teratur, maka akan menghasilkan kinerja yang tinggi.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Na
talia Pujiastuti 2010 dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
karyawan ” studi kasus pada PT. Agronusa Investama Cabang Pahauman,
Kalimantan Barat dimana budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan uji secara parsial bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dengan nilai koefisien sebesar -0,066, t
hitung
-1,260 dan nilai signifikansi 0,211 yang berarti semakin partisipasif gaya kepemimpinan
maka tidak semakin tinggi semakin rendah kinerja karyawan dan sebaliknya. Partisipatif dalam penelitaian ini meliputi pemimpin yang
sangat percaya dan peduli terhadap bawahannya, pemimpin yang memotivasi dengan memberikan penghargaan yang bernilai ekonomis
tanpa adanya
hukuman dan
pemimpin yang
melimpahkan kewenangannya pada bawahan baik dalam membuat kebijakan maupun
dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lilis A friyanti 2014 dengan judul “Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan” studi kasus pada Tenaga Kependidikan Universitas
Sanata Dharma, dimana gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan. 3.
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan uji secara bersama-sama bahwa budaya organisasi dan gaya kepemimpianan secara
bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan dengan
diperolehnya nilai F
hitung
7,040 F
tabel
3,12 dan nilai signifikansi 0,002 0,05. Artinya ada saling dukung antar budaya organisasi dan gaya
kepemimpinan untuk menciptakan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Lilis A friyanti 2014 dengan judul “Pengaruh Gaya