Tingkat daya dorong karyawan untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.
2 Attentation to detail perhatian terhadap detail. Tingkat
tuntutan terhadap
karyawan untuk
mampu memperlihatkan ketepatan, analisis, dan perhatian terhadap
detail. 3 Outcome orientation orientasi hasil.
Tingkat tuntutan terhadap manajemen untuk lebih memusatkan perhatian terhadap hasil dibandingkan perhatian terhadap teknik
dan proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut. 4 People orentation orientasi orang.
Tingkat keputusan manajemen dalam mempertimbangkan dampak-dampak hasil terhadap orang-orang yang ada dalam
organisasi. 5 Team orientation orientasi tim.
Tingkat aktivitas pekerjaan yang diatur dalam tim, bukannya secara individu.
6 Aggressiveness agresivitas. Tingkat tuntunan terhadap orang-orang agar berlaku agresif dan
bersaing dan tidak bersikap santai. 7 Stability stabilitas.
Tingkat penekanan aktivitas organisasi dalam mempertahankan status quo berbanding pertumbuhan.
Tiap karakteristik ini berlangsung pada suatu kontinum dari rendah ke tinggi. Maka dengan menilai organisasi itu berdasarkan
tujuh karakteristik ini, akan diperoleh gambaran majemuk dari budaya organisasi itu. Gambaran ini menjadi dasar untuk perasaan
pemahaman bersama yang dimiliki para anggota mengenai organisasi, bagaimana urusan diselesaikan di dalamnya dan cara para
anggota diharapkan berperilaku.
c. Fungsi Budaya Organisasi
Budaya organisasi sebagai pedoman untuk mengontrol perilaku anggota organisasi serta memiliki fungsi dan manfaat yang
berguna bagi organisasi. Menurut Robbins 2005 : 489, fungsi budaya organisasi sebagai berikut :
1 Budaya mempunyai peran menetapkan tapal batas. Artinya budaya menciptakan pembedaan yang jelas antar satu organisasi
dan organisasi lain. 2 Budaya memberikan suatu rasa identitas bagi anggota-anggota
organisasi. 3 Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang
lebih luas daripada kepentingan diri pribadi seseorang. 4 Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem sosial. Budaya
merupakan perekat sosial yang membantu mempersatukan organisasi itu dengan memberikan standar-standar yang tepat
mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan oleh para karyawan.
5 Budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan mekanisme pengendali yang memandu dan membentuk sikap
serta perilaku para karyawan.
2. Kepemimpinan
a. Konsep Kepemimpinan
Terdapat beberapa definisi kepemimpinan yang dikemukakan oleh beberapa ahli. Menurut Katz Kahn 1978 : 528,
”leadership is the influential increment over and above mechanical compliance
with the routine directives of the organization. ” Kepemimpinan
adalah pengaruh tambahan yang melebihi dan berada diatas kebutuhan mekanis dalam mengarahkan organisasi secara rutin.
Menurut Schein 1992 : 2,”leadership is the ability to step outside the culture to start evolutionary change processes that are
more adaptive. ” Kepemimpinan adalah kemampuan untuk bertindak
diluar budaya untuk memulai proses perubahan evolusi agar menjadi lebih adaptif.
Menurut Burns 1978 : 18,”leaedership is exercised when persons mobilize institutional, political, psychological, and other
resources so as to arouse, engage, and satisfy the motives of followers.
” Kepemimpinan dilaksanakan ketika seseorang
memobilisasi sumber daya institusional, politis, psikologis, dan sumber-sumber lainnya untuk membangkitkan, melibatkan dan
memenuhi motivasi pengikutnya. Menurut Robbins 2005 : 332
,”leadership as the ability to influence a group toward the achievement of goals.
” Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi suatu kelompok untuk
mencapai tujuan.
Jadi, kepemimpinan
adalah kemampuan
mempengaruhi orang lain demi mencapai suatu tujuan yang diinginkan.
b. Gaya Kepemimpinan
Menurut Heidjrachman 1989 : 224, gaya kepemimpian adalah pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan
tujuan organisasi dengan tujuan individu dalam mencapai suatu tujuan tertentu. Ralph White dan Ronald Lippit dalam Veithzal
Rivai, 2013 : 156-157 mengemukakan tiga macam gaya kepemimpinan, yaitu:
1 Kepemimpianan Otoriter Kepemimpinan tipe ini memiliki ciri sebagai berikut :
a Semua penentuan kebijakan dilakukan oleh pemimpin. b Teknik-teknik dan langkah-langkah aktivitas ditentukan
oleh pejabat satu persatu hingga langkah-langkah mendatang senantiasa tidak pasti.