Analisis Regresi Linear Berganda Koefisien Determinasi R

Berdasarkan gambar V.1, dapat dilihat bahwa data titik menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independent. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Model regresi terjadi multikolinearitas jika nilai tolerance kurang dari 0,1 dan VIF lebih dari 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pda tabel V.14 sebagai berikut : Tabel V.14 Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Budaya Organisasi .960 1.042 Gaya kepemimpinan .960 1.042 Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel V.14, dapat dilihat bahwa nilai tolerance lebih dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka tidak terjadi multikolinearitas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplot. Dasar analisisnya adalah apabila terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu bergelombang, melebar kemudian menyempit, maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas dan sebaliknya apabila tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas terdapat pada gambar V.2 sebagai berikut : Gambar V.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 Berdasarkan gambar V.2, hasilnya tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Uji Hipotesis

a. Uji F

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variable bebas Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan. Hasil Uji F terdapat pada tabel V.15 sebagai berikut : Tabel V.15 Hasil Uji F ` S u m H a Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 Tahapan yang dilakukan dalam uji F adalah : 1 Menentukan H = Hipotesis nol dan H a = Hipotesis alternatif. H : b 1 ; b 2 = 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 28.036 2 14.018 7.040 .002 a Residual 151.332 76 1.991 Total 179.367 78 a. Predictors: Constant, Gaya kepemimpinan, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan H a : b 1 ; b 2 minimal salah satu ≠ 0, artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. 2 Menentukan tingkat signifikansi α dan F tabel. Tingkat signifikansi α dalam penelitian ini adalah 5 atau 0,05. F tabel dicari dengan menentukan besar derajat kebebasan degree of freedom pembilang dan derajat kebebasan degree of freedom penyebut. Untuk derajat kebebasan degree of freedom pembilang menggunakan k= 3-1=2, sedangkan derajat kebebasan degree of freedom penyebut menggunakan n-k-1 = 79-2-1 = 76. Berdasarkan tabel F pada α = 5 dapat diketahui nilai F tabel dengan df pembilang = 2, dan df penyebut = 76 adalah 3,12. 3 Menentukan F hitung menggunakan SPSS. Berdasarkan tabel V.15 diketahui bahwa nilai F hitung adalah 7.040. 4 Kriteria Pengujian H diterima H a ditolak, jika F hitung ≤ F tabel , artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. H ditolak H a diterima, jika F hitung F tabel , artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. 5 Kesimpulan Nilai F hitung 7.040 F tabel 3,12, maka H ditolak H a diterima artinya budaya organisasi dan gaya kepemimpinan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5.

b. Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara sendiri-sendiri berpengaruh terhadap variabel terikat Kinerja Karyawan. Hasil Uji t terdapat pada tabel V.16 sebagai berikut : Tabel V.16 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10.556 1.749 6.035 .000 Budaya Organisasi .265 .071 .400 3.716 .000 Gaya kepemimpinan -.066 .052 -.136 -1.260 .211 a. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 1 Budaya Organisasi Tahapan yang dilakukan dalam uji t adalah : a Menentukan H = Hipotesis nol dan H a = Hipotesis alternatif. H : b 1 = 0, artinya budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. H a : b 1 ≠ 0, artinya budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. b Menentukan tingkat signifikansi α dan t tabel Tingkat signifikansi α dalam penelitian ini adalah 5 atau 0,05. Tabel distribusi t di cari pada α = 5 dengan derajat kebebasan df = n-k = 79-2-1 = 76. Berdasarkan tabel t pada α = 5 dapat diketahui nilai t tabel dengan df = 76 adalah 1,991. c Menentukan t hitung menggunakan SPSS. Berdasarkan tabel V.16 diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel Budaya Organisasi sebesar 3.716. d Kriteria Pengujian H diterima H a ditolak, jika t hitung ≤ t tabel artinya budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. H ditolak H a diterima, jika t hitung ˃ t tabel artinya budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. e Kesimpulan Pada variabel Budaya Organisasi nilai t hitung 3.716 ˃ t tabel 1,991, maka H ditolak H a diterima; budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. Artinya semakin kondusif budaya organisasi, semakin tinggi kinerja karyawan dan sebaliknya. 2 Gaya Kepemimpinan Tahapan yang dilakukan dalam uji t adalah : a Menentukan H = Hipotesis nol dan H a = Hipotesis alternatif. H : b 1 = 0, artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. H a : b 1 ≠ 0, artinya gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. b Menentukan tingkat signifikansi α dan t tabel Tingkat signifikansi α dalam penelitian ini adalah 5 atau 0,05. Tabel distribusi t di cari pada α = 5 dengan derajat kebebasan df = n-k = 79-2-1 = 76. Berdasarkan tabel t pada α = 5 dapat diketahui nilai t tabel dengan df = 76 adalah 1,991. c Menentukan t hitung menggunakan SPSS. Berdasarkan tabel V.16 diketahui bahwa nilai t hitung pada variabel Gaya Kepemimpinan sebesar -1.260. d Kriteria Pengujian H diterima H a ditolak, jika t hitung ≤ t tabel artinya gaya kepemimpinan tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. H ditolak H a diterima, jika t hitung ˃ t tabel artinya gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. e Kesimpulan Pada variabel Gaya kepemimpinan nilai t hitung -1.260 t tabel 1,991, maka H diterima H a ditolak; gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan tingkat signifikansi 5. Artinya semakin partisipatif gaya kepemimpinan, tidak semakin tinggi semakin rendah kinerja karyawan dan sebaliknya.

4. Koefisien Determinasi R

2 Koefisien determinasi R² digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas dalam menerangkan variasi variabel terikat. Nilai Koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Hasil uji determinasi terdapat pada tabel V.17 sebagai berikut : Tabel V.17 Hasil Uji Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .395 a .156 .134 1.411 1.484 a. Predictors: Constant, Gaya kepemimpinan, Budaya Organisasi b. Dependent Variable: Kinerja Karyawan Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer, 2015 Berdasarkan tabel V.17 dapat diketahui bahwa nilai Adjusted R Squared sebesar 0,134 artinya kemampuan variabel bebas budaya organisasi dan gaya kepemimpinan dalam menerangkan variasi variabel terikat kinerja karyawan hanya sebesar 13,4 dan sisanya sebesar 86,6 diterangkan oleh faktor lain diluar variabel budaya organisasi dan gaya kepemimpinan.

F. Pembahasan

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan uji secara parsial bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan dengan nilai koefisien sebesar 0,265, t hitung 3,716 dan nilai signifikansi 0,000 yang berarti semakin kondusif budaya organisasi maka semakin tinggi kinerja karyawan dan sebaliknya. Artinya jika perusahaan mendorong karyawannya untuk melakukan inovasi-inovasi, bekerja lebih cermat, lebih memperhatikan hasil, mampu bekerja sama dalam tim, bersaing secara sehat dan merumuskan setiap tugas dan wewenang karyawan secara jelas dan teratur, maka akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Na talia Pujiastuti 2010 dengan judul “Pengaruh Kompensasi, Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja karyawan ” studi kasus pada PT. Agronusa Investama Cabang Pahauman, Kalimantan Barat dimana budaya organisasi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.

2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan uji secara parsial bahwa gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan nilai koefisien sebesar -0,066, t hitung -1,260 dan nilai signifikansi 0,211 yang berarti semakin partisipasif gaya kepemimpinan maka tidak semakin tinggi semakin rendah kinerja karyawan dan sebaliknya. Partisipatif dalam penelitaian ini meliputi pemimpin yang sangat percaya dan peduli terhadap bawahannya, pemimpin yang memotivasi dengan memberikan penghargaan yang bernilai ekonomis tanpa adanya hukuman dan pemimpin yang melimpahkan kewenangannya pada bawahan baik dalam membuat kebijakan maupun dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lilis A friyanti 2014 dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan” studi kasus pada Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma, dimana gaya kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. 3. Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda dengan uji secara bersama-sama bahwa budaya organisasi dan gaya kepemimpianan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan dengan diperolehnya nilai F hitung 7,040 F tabel 3,12 dan nilai signifikansi 0,002 0,05. Artinya ada saling dukung antar budaya organisasi dan gaya kepemimpinan untuk menciptakan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lilis A friyanti 2014 dengan judul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan” studi kasus pada Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma dimana Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Pemasaran Pada PT. Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Cabang R62 Pringgan Medan

11 96 90

Pengaruh kepemimpinan, komunikasi organisasi dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Citra Makmur Sejahtera Cabang Bogor

4 20 165

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Syariah Hotel Solo.

0 3 15

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, TERHADAP KINERJA KARYAWAN Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan PT Coca-Cola Distribution Surakarta.

0 4 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGADILAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pengadilan Negeri Boyolali.

0 1 15

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PENGADILAN Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Motivasi, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pengadilan Negeri Boyolali.

0 1 16

Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Budaya organisasi, dan Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Bank BNI Cabang padang).

0 0 6

Pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

0 2 119

Pengaruh gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan

0 0 117

Pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan PT. Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo.

0 0 111