Lembar Informasi Elektronika Digital

213 saat t = 3 ms. Maka kondisi pulsa keluaran dapat digambarkan sebagai berikut. a. Kondisi TINGGI pada saat t = 0 dan kembali ke kondisi RENDAH pada saat t = 3 ms. b. Kondisi TINGGI pada saat t = 0 dan kembali ke kondisi RENDAH pada saat t = 0.8 ms. c. Kondisi TINGGI pada saat t = 1 ms dan kembali ke kondisi RENDAH pada saat t = 3 ms. d. Jawaban b dan c benar. 8. Bentuk ekspresi persamaan keluaran X untuk gerbang EX-OR adalah ___________. a. B A X   b. X = A + B c. B A X   d. B A X   B.3. Rangkaian Sekuensial

1. Lembar Informasi

Elektronika digital tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan kita saat ini, hampir semua sector kehidupan kita sering ditemui elektronik digital mulai dari jam digital, CD digital, VCD, kontrol digital pada elavator, mesin penjual otomatis dsb. Permasalahan yang ada untuk rangkaian pengendali sederhana menggunakan logika dasar seperti gerbang AND, OR, NAND, NOR, EXOR atau kombinasi darinya adalah tidak adanya memori. Sehingga rangkaian memberikan aksi pada output setiap kali ada signal input, jadi tidak dapat memegang satu kondisi tertentu untuk melakukan aktivitas yang lebih komplek sehubungan dengan banyak perubahan input. Dalam sebuah sistem sangat diperlukan untuk memegang kondisi logika, oleh karena itu diperlukan pencatat logika. Berikut sebuah contoh rangkaian sistem penghitung: Gambar 5.100. Operasi sistem Penghitung Digital 214 Adapun cara kerja sistem penghitung adalah sebagai berikut: • Ketika PB 1 ditekan pulsa akan mengaktifkan penghitung dekade 74HCT190, penghitung menghasilkan bilangan dalam BCD melalui kombinasi output Q A , Q B , Q C dan Q D . • Output 74HCT190 disambungkan ke Lacth 74HCT75 yang fungsi untuk menyimpan data D-FF. • Output Latch disambungkan ke 74HCT4511 yang berfungsi sebagai pengalih kode dari BCD ke 7 segmen, sehingga tampilan pada 7 segmen adalah berupa bilangan desimal. • Untuk menkondisikan tampilan nol dapat dilakukan dengan menkan tombol reset. Dari uraian tersebut kita dapat melihat contoh sederhana sebuah sistem digital yang dilengkapi dengan penyimpanan data yaitu melalui Flip-flop 74HCT75. 2. RS-Flip-Flop Mikrokontroler, mikroprosesor dan komputer memerlukan tempat penyimpanan data dalam biner 1 atau 0, untuk itu diperlukan rangkaian digital yang dapat melakukan tugas tersebut. Sebagai contoh sebuah komputer generasi 486 memerlukan 32 bit dan sebuah komputer generasi Pentium memerlukan 64 bit, yang berarti diperlukan tempat penyimpanan 64 tempat untuk nilai biner 0 atau 1. Tempat penyimpanan digital dalam melaksanakan proses digunakan rangkaian digital yang dikenal dengan nama Flip-flop, saat menerima input akan terjadi Flip yaitu output diset pada satu kondisi dan saat menerima input berikutnya terjadi Flop yaitu output diset kembali pada kondisi sebelumnya. Bergulingnya kondisi output diakibatkan oleh adanya perubahan kondisi kedua input, oleh karena itu kedua input disebut dengan Set dan Reset. Berikut merupakan rangkaian Flip-flop dengan menggunakan gerbang NAND dan menggunakan gerbang NOR, perbedaan dari kedua Flip-flop adalah pada NAND tidak diijinkan adanya Set = 0 dan Reset = 0, pada NOR tidak diijinkan adanya Set = 1 dan Reset = 1. Pada Flip-flop kondisi yang diinginkan adalah antara kedua output selalu memiliki nilai biner yang berlawanan, yaitu Q = 1 maka Q = 0 atau sebaliknya Q = 0 maka Q = 1 dengan demikian nilai biner dapat dipegang. Bergulingnya nilai 0 ke 1 atau 1 ke 0 pada output Flip-flop adalah berdasar Set dan Reset yang diberikan pada input lihat pada tabel kebenaran. 215 Gambar 5.101. Flip-flop dengan gerbang NOR Gambar 5.102. Flip-flop dengan gerbang NAND Berikut merupakan diagram pulsa untuk RS-Flip-flop: Gambar 5.103. Diagram Pulsa RS-Flip-flop Dari Gambar 5.103 kita lihat saat t -t 1 R dan S pada kondisi High untuk output kita belum tahu kondisinya, saat t 1 R diberi logika 0 untuk beberapa waktu dan Q akan tereset sedangkan Q menjadi High. Pada saat t 2 input Set = 0 sehingga membuat Q = High yang berarti Flip-flop di Set. 216

2. Clocked RS-Flip-flop