139 A
1 2 3 4 5
1A A
10A
Dengan memutus salah satu penghantar dan menghubungkannya dengan ampermeter dapat diukur kuat arus yang mengalir. Pemasangan alat semacam itu
disebut secara seri seperti terlihat pada Gambar 5.5 dan Gambar 5.6.
Gambar 5.6. Memasang ampermeter secara seri
pada sebuah rangkaian sederhana
Simbol ampermeter: Perhatikan pada saat membaca skala yang digunakan, karena tergantung pada
batas ukur yang digunakan. Misalnya menggunakan batas ukur 1A, pada skala tertulis angka dari 0 sampai dengan 10. Pada saat jarum ampermeter menunjuk
angka 10 berarti kuat arus yang mengalir hanya 1A. Jika menunjukkan angka 5 berarti kuat arus yang mengalir 0,5 A. Cara pembacaan skala ampermeter pada
saat digunakan untuk pengukuran besar kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian adalah sebagai berikut lihat Gambar 5.7.
Gambar 5.7. Pembacaan ampermeter yang menunjukkan skala = 4, dan skala maksimum = 5, serta batas ukur 1 A.
Besar kuat arus = 45 x 1 A = 0,8 A. Hasil pengukuran kuat arus dibaca dengan cara sebagai
berikut. Besar kuat arus = skalaskalamax x batas ukur
b. Potensial Listrik
Untuk mengalirkan muatan listrik dari katoda ke anoda membentuk siklus yang tiada henti sumber tegangan harus mengeluarkan energi. Energi ini diperlukan
untuk gerakan muatan-muatan listrik, terindikasi dengan nyala lampu yang dipasangkan. Nyala lampu terjadi karena muatan-muatan listrik menimbulkan
energi kalor ketika melalui kawat filament lampu lihat Gambar 5.8. Gambar 5.8. Lampu pijar pertama kali
buatan Thomas Alva Edison
140 V
Banyaknya energi yang dikeluarkan oleh sumber tegangan tersebut bergantung pada banyaknya muatan listrik yang dipindahkan. Makin besar muatan yang
dipindahkan, makin besar energi yang harus dikeluarkan. Beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan pada saat sumber tegangan itu belum mengalirkan
arus dinamakan gaya gerak listrik ggl yang diberi
simbol ε. Satuan ggl adalah volt V.
Beda potensial antara titik A dan B di luar sumber tegangan disebut tegangan jepit atau tegangan terpakai, dinyatakan dengan simbol VAB. Satuan beda
potensial ialah volt. Konversi lain yang sering dipakai adalah satuan milivolt mV. Di mana 1 mV = 10
-3
volt. Dua titik mempunyai beda potensial 1 volt, bila sumber arus mengeluarkan
energi sebesar 1 joule untuk setiap coulomb muatan yang dipindahkannya A ke B. Jika energi yang dikeluarkan sumber tegangan = W joule, muatan yang
dipindahkan dari A ke B = q coulomb, maka beda potensial antara A dan B =
VAB = Wq dalam volt. Jadi 1 volt = 1 joulecoulomb Untuk mengukur ggl suatu sumber tegangan atau beda potensial dua titik
menggunakan alat voltmeter atau multimeterAVO meter, dengan cara menghubungkan kedua pencolok alat ukur listrik itu ke katoda dan anoda. Ingat
jangan terbalik kutub-kutubnya. Pencolok merah + ke anoda dan pencolok hitam - ke katoda.
Simbol dari
voltmeter: Untuk mengukur besar ggl atau beda potensial dengan menggunakan voltmeter
atau multimeter yang saklarnya ditunjukkan pada tulisan DC V atau AC V, dan juga dapat menggunakan basicmeter yang dirangkai dengan multiplayer lihat
Gambar 5.9.
Gambar 5.9. Merangkai voltmeter pada pengukuran bedapotensial suatu
hambatan
141
1 2 3 4 5
1V A
10V
Misalkan terdapat suatu rangkaian sederhana terdiri sumber tegangan searah, lampu pijar dan kabel-kabel penghubung seperti pada Gambar 5.10. Dengan
menggunakan voltmeter akan diukurbeda potensial di ujung-ujung lampu. Menggunakan voltmeter berbeda dengan menggunakan ampermeter, dalam
menggunakan voltmeter harus dipasang paralel pada kedua ujung yang akan dicari beda tegangannya.
Gambar 5.10. Sebuah rangkaian listrik sederhana
Perlu diingat bahwa dalam mengukur tegangan jepit, volt meter harus dipasang paralel dengan sumber tegangan dan alat tersebut tidak mengukur potensial A
maupun potensial B, tetapi voltmeter hanya mengukur beda atau selisih potensial antara titik A dan titik B lihat Gambar 5.11.
Gambar 5.11. Cara merangkai voltmeter secara paralel dengan menghubungkan dua
kabel dari voltmeter ke ujung-ujung lampu di titik A dan B
Cara pembacaan skala votmeter pada saat digunakan untuk pengukuran ggl atau beda
potensial dalam suatu rangkaian adalah sebagai berikut lihat Gambar 5.12:
Gambar 5.12. Pembacaan voltmeter yang menunjukkan skala = 4, dan skala maksimum = 5, serta batas ukur 1 volt.
Besar kuat arus = 45 x 1 volt = 0,8 volt.
Hasil pengukuran kuat arus dibaca dengan cara sebagai berikut:
142 Besar kuat arus =
xb atasukur skala
skala max
Untuk memasang amperemeter dan voltmeter sekaligus di dalam sebuah rangkaian, harus tetap mengingat bahwa amperemeter harus terpasang seri dan
voltmeter harus terpasang paralel. Perhatikan Gambar 5.13 berikut.
Gambar 5.13. Cara pemasangan ampermeter dan voltmeter dalam sebuah
rangkaian secara bersamaan.
2. Kuat Arus dalam Suatu Rangkaian Tertutup Suatu rangkaian tertutup ialah rangkaian yang tiada berujung dan tiada
berpangkal. Arus listrik akan mengalir terus menerus dalam siklus tertutup. Di luar baterai arah arus listrik ini dari kutub positif ke kutub negatif. Sedangkan di
dalam baterai arah arus listrik dari kutub negatif ke kutub positif baterai. Perhatikan Gambar 5.14 di bawah ini.
Gambar 5.14. Rangkaian satu loop
Arah aliran elektron berlawanan dengan arah arus listrik. Sebuah lampu L dihubungkan pada kutub-kutub sebuah sumber teganganbaterai
ε seperti pada Gambar 5.15. Di luar baterei elektron mengalir dari kutub negatif ke kutub positif,
sedangkan di dalam baterai elektron mengalir dari kutub positif ke kutub negatif baterai.
143 I
masuk
I
keluar
I
3
I
2
I
1
Gambar 5.15. Rangkaian listrik
Rangkaian seperti pada Gambar 5.14 dan 5.15 tersebut sering juga disebut rangkaian tetutup tak bercabang. Kuat arus di dalam suatu rangkaian tak
bercabang di mana-mana sama besarnya. Sedangkan untuk suatu rangkaian yang bercabang, berlaku hukum-hukum Kirchhoff.
a. Hukum I Kirchhoff Hukum-hukum Kirchhoff ada dua, namun yang akan dibahas terlebih dahulu
adalah Hukum I Kirchhoff, sedangkan Hukum II Kirchhoff akan dibahas di
bagian tersendiri. Hukum I kirchhoff berbunyi sebagai berikut. “Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar
dari titik itu”. Hukum I Kirchhoff tersebut sebenarnya tidak lain sebutannya dengan hukum kekekalan muatan listrik. Hukum I Kirchhoff secara matematis
dapat dituliskan sebagai:
∑ I masuk = ∑ I keluar Dari Gambar 5.16 di samping,
dengan memasang ampermeter pada masing-masing
cabang dapat
dibuktikan bahwa: ∑ I masuk = ∑ I keluar
I masuk = I1 + I2 + I3 = I keluar Gambar 5.16. Arus masuk masa dengan arus keluar
144
P
Perhatikan pula contoh berikut ini. Bila P adalah titik cabangnya, maka:
∑ I masuk = ∑ I keluar i
1
+ i
2
+ i
3
= i
4
+ i
5
b. Hukum Ohm dan Hambatan Listrik
Seorang fisikawan dari Jerman bernama George Simon Ohm 1789-1854 berhasil mendapatkan hubungan antara besarnya beda potensial dan besarnya
arus yang mengalir. Ia menyimpulkan penemuannya ini ke dalam suatu hukum yang dikenal dengan nama Hukum Ohm. Bunyi Hukum Ohm sebagai berikut:
“Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar itu, asalkan suhu penghantar itu tetap”. Secara ringkasnya hukum ini dapat ditulis sebagai berikut;
I v
V sebanding dengan I,
R I
V
Dalam persamaan ini, R merupakan suatu faktor perbandingan yang besarnya tetap untuk suatu penghantar tertentu dan pada suhu tertentu pula. Faktor tetap
R ini disebut hambatan listrik. Definisi hambatan suatu penghantar adalah hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar itu dengan kuat arus dalam
penghantar itu.
Satuan hambatan listrik =
ohm ampere
volt
. Simbolnya dalam huruf yunani Ω
omega Satuan lainnya kilo ohm K
Ω = 1000 Ω, mega ohm MΩ = 10
6
Ω . Sebuah penghantar disebut mempunyai hambatan sebesar satu ohm bila beda potensial
sebesar satu ampere melalui penghantar itu. Penghambatresistor adalah komponen yang diproduksi pabrik dan memiliki nilai hambatan tetap dengan
toleransi tertentu. c. Hukum Ohm Untuk Rangkaian Tertutup
Suatu rangkaian arus yang sederhana, terdiri sebuah sumber tegangan, misalnya baterai dan sebuah penghantar yang hambatannya R yang menghubungkan
kutub-kutub baterai tersebut.
145
1 Rangkaian Tertutup dengan Satu Sumber Tegangan
Gambar 5.17. Sebuah rangkaian sederhana tertutup terdiri dari sumber tegangan dengan GGL ε,
hambatan dalam r, dan hambatan luar R.
Di luar sumber tegangan, arus mengalir dari P ke Q melalui hambatan yang besarnya R ohm. Di dalam sumber tegangan, arus mengalir dari Q ke P melalui
hambatan yang besarnya r ohm. Hambatan r ini disebut hambatan dalam. Kutub- kutub sumber tegangan sebelum mengalirkan arus disebut gaya gerak listrik
GGL atau emf = electromotiveforce, sedangkan kutub-kutub sumber tegangan selama megalirkan arus disebut beda potensial atau tegangan jepit Gambar 5.17.
Bila arus i mengalir melalui rangkaian di atas, maka hambatan seluruhnya yang dilewati arus listrik adalah R + r.
Kuat arus I yang mengalir dapat dituliskan sebagai berikut:
r R
I
Tegangan jepit ialah beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan pada
waktu sumber tegangan tersebut mengalirkan arus. Tegangan jepit pada gambar di atas ialah V
PQ
, di mana V
PQ
= I R. 2 Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Seri
Beberapa sumber tegangan dapat dihubungkan secara seri, yaitu kutub positif sumber yang pertama dihubungkan dengan kutub negatif sumber yang
berikutnya.
Contoh terlihat pada Gambar 5.18 berikut. Bila ada n buah sumber
tegangan yang tiap-tiap ggl nya adalah:
ε volt dihubungkan secara seri, maka ggl seluruhnya adalah n
x ε volt.
Gambar 18. Sumber tegangan terhubung seri Dan bila hambatan dalam masing-masing sumber adalah r, maka hambatan
dalam seluruhnya sama dengan n x r ohm. Kalau n buah sumber tersebut dihubungkan oleh hambatan luar sebesar R, maka kuat arus yang mengalir sama
dengan: P
Q
146
nr R
n I
3 Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Paralel
Apabila n buah sumber tegangan tersebut dihubungkan secara paralel, maka ggl susunannya juga ε volt. Perhatikan Gambar 5.19, apabila hambatan dalam tiap
sumber = r ohm, maka hambatan dalam n sumber sama dengan:
xr n
1
ohm. Sekarang bila kutub-kutub tersebut dihubungkan oleh sebuah hambatan yang
besarnya R, maka kuat arus yang mengalir adalah:
r n
R I
1
Gambar 5.19. Sumber tegangan dihubungkan paralel
4 Rangkaian Tertutup dengan Beberapa Sumber Tegangan Disusun Campuran Seri dan Paralel
Bila beberapa elemen n buah elemen yang masing- masing mempunyai GGL ε
dan tahanan dalam r disusun secara seri, sedangkan berapa elemen m buah elemen yang terjadi karena hubungan seri tadi dihubungkan paralel lagi, maka
kuat arus yang timbul:
Gambar 5.20. Sumber tegangan yang terhubung seri dan paralel
147 Kuat arus yang mengalir sebesar:
r m
n R
n i
.
d. Hukum II Kirchhoff Hukum II Kirchhoff juga disebut hukum Kirchhof Tegangan. Hukum Kirchoff-
Tegangan menyatakan bahwa dalam rangkaian loop tertutup, jumlah aljabar tegangan dalam cabang tertutup hasilnya nol Gambar 5.21. Istilah lain jumlah
drop tegangan sama dengan tegangan sumber tegangan. Tanda sumber tegangan berlawanan dengan tanda drop tegangan di setiap Resistor.
Gambar 5.21 .Aplikasi hukum Kirchhoff tegangan
Persamaan hukum Kirchoff-tegangan: U + -U1 + -U2
= 0 U - U1- U2 = 0
U Tegangan sumber
U
1
Drop tegangan R
1
U
2
Drop tegangan R
2
Contoh: Hukum Kirchhoff tegangan dapat diaplikasikan sebagai pembagi tegangan
voltage devider,
dua buah Resistor 1kΩ, 8,2kΩ di berikan tegangan baterai 12V. Hitung besarnya tegangan pembagi ditiap-tiap ujung R2 lihat Gambar 5.22.
Gambar 5.22. Rangkaian pembagi tegangan
148
Jawaban : Menghitung tahanan pengganti Rp
Rp = R1+ R2 = 1
kΩ + 8,2kΩ = 9,2kΩ
Menghitung tegangan pembagi U
BC
= R
2
R
p
. Us = 8,2
kΩ9,2kΩ.12V = 10.69V 2. Prinsip-Prinsip Kemagnetan Listrik
a. Prinsip Kemagnetan
Magnet yang kita lihat sehari-hari jika didekatkan dengan besi, maka besi akan menempel. Magnet memiliki dua kutub, kutub utara dan kutub selatan. Magnet
memiliki sifat pada kutub berbeda saat didekatkan akan saling tarik menarik utara- selatan. Tapi jika kutub berbeda didekatkan akan saling tolak-menolak
utara-utara atau selatan-selatan Gambar 5.23.
Gambar 5.23: Sifat magnet saling tarik menarik, tolak-menolak
Batang magnet dibagian tengah antara kutub utara-kutub selatan, disebut bagian netral Gambar 5.24. Bagian netral magnet artinya tidak memiliki kekuatan
magnet. Magnet bisa dalam ujud yang besar, sampai dalam ukuran terkecil sekalipun. Batang magnet panjang, jika dipotong menjadi dua atau dipotong
menjadi empat bagian akan membentuk kutub utara-selatan yang baru.
Gambar 5.24. Kutub utara-selatan magnet permanet
Untuk membuktikan bahwa daerah netral tidak memiliki kekuatan magnet. Ambil beberapa sekrup besi, amatilah tampak sekrup besi akan menempel baik
diujung kutub utara maupun ujung kutub selatan Gambar 5.25. Daerah netral dibagian tengah sekrup tidak akan menempel sama sekali, dan sekrup akan
terjatuh. Mengapa besi biasa berbeda logam magnet? Pada besi biasa sebenar nya terdapat
kumpulan magnet-magnet dalam ukuran mikroskopik, tetapi posisi masing-
149 masing magnet tidak beraturan satu dengan lainnya sehingga saling
menghilangkan sifat kemagnetannya Gambar 5.26a.
Gambar 5.25. Daerah netral pada magnet permanet
Pada magnet sebenarnya kumpulan jutaan magnet ukuran mikroskopik yang teratur satu dan lainnya Gambar 5.26b. Kutub utara dan kutub selatan magnet
posisinya teratur. Secara keseluruhan kekuatan magnetnya menjadi besar.
Gambar 5.26. Perbedaan besi biasa dan magnet permanen
Logam besi bisa menjadi magnet secara permanen atau sementara dengan cara induksi elektromagnetik. Tetapi ada beberapa logam yang tidak bisa menjadi
magnet, misalnya tembaga, aluminium logam tersebut dinamakan diamagnetik. b. Garis Gaya Magnet
Bumi merupakan magnet alam raksasa, buktinya mengapa kompas menunjukkan arah utara dan selatan bumi kita. Karena sekeliling bumi sebenarnya dilingkupi
garis gaya magnet yang tidak tampak oleh mata kita tapi bisa diamati dengan kompas keberadaannya.
150 Gambar 5.27. Pola garis medan magnet permanen
Batang magnet memancarkan garis gaya magnet yang melingkupi dengan arah dari utara ke selatan. Pembuktian sederhana dilakukan dengan menempatkan
batang magnet diatas selembar kertas. Di atas kertas taburkan serbuk halus besi secara merata, yang terjadi adalah bentuk garis-garis dengan polapola
melengkung oval diujung-ujung kutub Gambar 5.27. Ujung kutub utaraselatan muncul pola garis gaya yang kuat. Daerah netral pola garis gaya magnetnya
lemah.
Gambar 5.28. Garis medan magnet utara- selatan
Arah garis gaya magnet dengan pola garis melengkung mengalir dari arah kutub utara menuju kutub selatan Gambar 5.28. Didalam batang magnet sendiri garis
gaya mengalir sebaliknya, yaitu dari kutub selatan ke kutub utara. Didaerah netral tidak ada garis gaya
diluar batang magnet.
Gambar 5.29. Pola garis medan magnet tolak menolak dan tarik menarik
Pembuktian secara visual garis gaya magnet untuk sifat tarik-menarik pada kutub berbeda dan sifat tolak-menolak pada kutub sejenis dengan menggunakan
magnet dan serbuk halus besi Gambar 5.29. Tampak jelas kutub sejenis utara- utara garis gaya saling menolak satu dan lainnya. Pada kutub yang berbeda
151 utara-selatan, garis gaya magnet memiliki pola tarik menarik. Sifat saling tarik
menarik dan tolak menolak magnet menjadi dasar bekerjanya motor listrik. Gambar 5.30. Garis gaya magnet pada
permukaan rata dan silinder
Untuk mendapatkan garis gaya magnet yang merata disetiap titik permukaan maka ada dua bentuk yang mendasari rancangan mesin listrik. Bentuk datar flat
akan menghasilkan garis gaya merata setiap titik permukaannya. Bentuk melingkar radial, juga menghasilkan garis gaya yang merata setiap titik
permukaannya Gambar 5.30. c. Elektromagnet
Elektromagnet adalah prinsip pembangkitan magnet dengan menggunakan arus listrik. Aplikasi praktisnya kita temukan pada pita tape recorder, motor listrik,
speaker, relay dsb. Sebatang kawat yang diberikan listrik DC arahnya meninggalkan kita tanda silang, maka disekeliling kawat timbul garis gaya
magnet melingkar Gambar 5.31.
Gambar 5.31. Prinsip elektromagnetik
Gambar visual garis gaya magnet didapatkan dari serbuk besi yang ditaburkan disekeliling kawat beraliran listrik.
Sebatang kawat posisi vertikal diberikan arus listrik DC searah panah, arus menuju keatas arah pandang tanda titik. Garis gaya mahnet yang membentuk
selubung berlapis lapis terbentuk sepanjang kawat Gambar 5.32. Garis gaya magnet ini tidak tampak oleh mata kita, cara melihatnya dengan serbuk halus
besi atau kompas yang didekatkan dengan kawat penghantar tsb. Kompas menunjukkan bahwa arah garis gaya sekitar kawat melingkar.
152 Gambar 5.32. Garis magnet membentuk selubung
seputar kawat berarus
Arah medan magnet disekitar penghantar sesuai arah putaran sekrup James Clerk Maxwell, 1831-1879
Gambar 5.33. arah arus kedepan meninggalkan kita maka arah medan magnet searah putaran sekrup kekanan. Sedangkan bila arah arus
kebelakang menuju kita maka arah medan magnet adalah kekiri. Gambar 5.33. Prinsip putaran sekrup
Aturan sekrup mirip dengan hukum tangan kanan yang menggenggam, arah ibu jari menyatakan arah arus listrik mengalir pada kawat. Maka keempat arah jari
menyatakan arah dari garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan. Arah aliran arus listrik DC pada kawat penghantar menentukan arah garis gaya
elektromagnet. Arah arus listrik DC menuju kita tanda titik pada penampang kawat, arah garis gaya elektromagnet melingkar berlawanan arah jarum jam
Gambar 34.
Gambar 5.34. Elektromagnetik sekeliling kawat
Ketika arah arus listrik DC meninggal kan kita tanda silang penampang kawat, garis gaya elektromagnet yang ditimbulkan melingkar searah dengan jarum jam
sesuai dengan model mengencangkan sekrup. Makin besar intensitas arus yang mengalir semakin kuat medan elektro- magnet yang mengelilingi sepanjang
kawat tersebut.
153
d. Elektromagnet pada Belitan Kawat Kawat penghantar bentuk bulat dialiri arus listrik I sesuai arah panah Gambar 35.
Hukum tangan kanan dalam kasus ini, disekeliling kawat timbul garis gaya magnet yang arahnya secara gabungan membentuk kutub utara dan kutub
selatan. Makin besar arus listrik yang melewati kawat makin kuat medan elektromagnetik yang ditimbulkannya.
Jika beberapa belitan kawat digulungkan membentuk sebuah coil, jika dipotong secara melintang maka arah arus ada dua jenis. Kawat bagian atas bertanda silang
meninggalkan kita dan kawat bagian bawah bertanda titik menuju kita Gambar 5.36. Hukum tangan kanan empat jari menyatakan arah arus I, arah ibu
jari menunjukkan kutub utara magnet.
Gambar 5.35. Kawat melingkar Gambar 5.36. Belitan kawat membentuk berarus membentuk kutub kutub magnet
magnet Hukum tangan kanan untuk menjelaskan terbentuknya garis gaya elektromagnet
pada sebuah gulungan coil Gambar 5.37. Sebuah gulungan kawat coil dialiri arus listrik arahnya sesuai dengan empat jari tangan kanan, kutub magnet yang
dihasilkan dimana kutub utara searah dengan ibu jari dan kutub selatan arah lainnya. Untuk menguatkan medan magnet yang dihasilkan pada gulungan
dipasangkan inti besi dari bahan ferromagnet, sehingga garis gaya elektromagnet menyatu. Aplikasinya dipakai pada coil kontaktor atau relay.
Gambar 5.37. Hukum tangan kanan
154
e. Fluksi Medan Magnet Medan magnet tidak bisa kasat mata namun buktinya bisa diamati dengan
kompas atau serbuk halus besi. Daerah sekitar yang ditembus oleh garis gaya magnet disebut gaya medan magnetik atau medan magnetik. Jumlah garis gaya
dalam medan magnet disebut fluksi magnetik Gambar 5.38.
Gambar 5.38. Belitan kawat berinti udara
Menurut satuan internasional besaran fluksi magnetik Φ diukur dalam Weber, disingkat Wb
yang didifinisikan : ”Suatu medan magnet serba sama mempunyai fluksi magnetik sebesar 1 weber bila sebatang penghantar dipotongkan pada garis-garis gaya
magnet tsb selama satu detik akan menimbulkan gaya gerak listrik ggl sebesar satu volt
”. Weber = Volt x detik
[Φ] = 1 Vdetik = 1 Wb Belitan kawat yang dialiri arus listrik DC maka didalam inti belitan akan timbul
medan magnet yang mengalir dari kutub utara menuju kutub selatan. Gambar 5.39. Daerah pengaruh medan magnet
Pengaruh gaya gerak magnetik akan melingkupi daerah sekitar belitan yang diberikan warna arsir Gambar 5.39. Gaya gerak magnetik
Θ sebanding lurus dengan jumlah belitan N dan besarnya arus yang mengalir I, secara singkat
kuat medan magnet sebanding dengan amper-lilit.
155 Θ = I . N [Θ] = Amper-turn
Θ = Gaya gerak magnetik I =
Arus mengalir ke belitan N =
Jumlah belitan kawat
f. Kuat Medan Magnet Dua belitan berbentuk toroida dengan ukuran yang berbeda diameternya Gambar