Lembar Pelatihan Model Pembelajaran

24 Contoh refleksi sebagai berikut. Setelah siswa melakukan pembelajaran menulis. Siswa menuliskan di kertas yang di tempel di tembok dengan spidol besar. Tulisan yang muncul adalah aha saya bisa, gampang, logis, ide, gabungan kalimat, dan seterusnya. Bisa juga siswa menulis puisi yang isinya tenatang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Misalnya puisi menulis itu gampang seperti makan pisang kita tidak perlu bimbang karena hati senang.

2. Lembar Pelatihan

1 Jelaskan perbedaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe Jigsaw 2 Jelaskan perbedaan penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah dan model pembelajaran melalui penemuan 3 Jelaskan karakteristik tipe materi ajar yang sesuai dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 4 Pilihlah contoh materi sesuai dengan latar belakang keilmuan Anda, kemudian deskripsikan tahapan implementasi pembelajaran model Jigsaw 5 Siswa ingin memcahkan masalah “Bagaimanakah hubungan jumlah baterai terhadap nyala lampu?” Untuk memecahkan masalah tersebut model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok atau model pembelajaran problem based instruction yang tepat untuk dipilih, berikan argumentasi Anda 6 Jelaskan alasan bahwa hanya siswa yang nomornya disebut yang boleh menjawab dalam pembelajaran kooperatif tipe numbered-head together, padahal sebelum menjawab semua anggota kelompok telah berdiskusi dulu 7 Buatlah contoh langkah pembelajaran yang menerapkan model kooperatif tipe think-pair-share 8 Buatlah contoh permasalahan autentik yang tepat untuk dipecahkan melalui model pembelajaran problem based instruction? 9 Jelaskan kelebihan dan kelemahan penggunaan model pembelajaran langsung. 10 Berikan contoh materi pembelajaran yang bisa diberikan melalui model pembelajaran langsung. Daftar Pustaka Ardiana Leo Idra.2001. Pembelajaran Kontekstual. Makalah. Arends Richard I.1997. Classroom Instruction and Management, The Mc.Graw- Hill Companies. ______________. 1998. Learning to Teach, The Mc.Graw-Hill Companies. Bandura, A., cervone, D. 1986. Social Foundation of thought and Action. Englewood Cliffs, NJ: prientice Hall B. Johnson Elaine.2006. Contextual Teaching Learning, terj. Ibnu Setiawan, Bandung:MLC. 25 Brown, H. Douglas. 1987. Principles of Language Learning and Teaching. New Jersey: Prentice-Hall. Bruner, J.S. 1962. The Process of Education. Cambridge, MA: Harvard University Press Dahar, Ratna Wilis. 1989. Teori-Teori Belajar. Jakarta: Erlangga. Depdikbud. 1993. Kurikulum Bahasa Indonesia di MAMA. Jakarta: Depdikbud. De Porter, Bobbi dkk.1999. Quantum Learning. Bandung: Kaifa. ---------. 1999. Quantum Bussines. Bandung: Kaifa. Donovan, M.Suzanne, 2005, How Student Learn Science in The Classroom, Washington DC: National Research Council. Dryden, Gordon Vos, Jeanette. Revolusi Cara Belajar bagian I dan II. Bandung: Kaifa. Fakih, Mansur, dkk. 2001. Pendidikan Popular, Membangun Kesadaran Kritis. Jogyakarta: Insist dan Read Book. Fairclough, Norman. 1995. Kesadaran Bahasa Kritis terj. Hartoyo. Semarang: IKIP Semarang Press. Gardner, Howard. 2003. Kecerdasan Majemuk. Batam: Interaksara. Johnson, Elaine B. 2002. Contextual Teaching and Learning. California: Corwin Press, Inc. Nur, M. Wikandari, P.R. 2000. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan Konstruktivistik dalam Pengajaran . Surabaya: Universitas Negeri Surabaya Nurhadi 2002. Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Nurhadi, Buhan Yasin, Agus. 2004. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching And Learning CTL Dan Penerapannya Dalam KBK . Malang : UM PRESS. Nurhadi. 2002. Pendekatan Kontekstual Contextual Teaching and Learning. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional. Nurhadi, Buhan Yasin, Agus. 2004. Pembelajaran Kontekstual Contextual Teaching And Learning CTL Dan Penerapannya Dalam KBK . Malang : UM PRESS. Rooijakkers. 1982. Mengajar dengan Sukses. Jakarta: Gramedia. Saekhan Muchith.2008. Pembelajaran Kontekstual, Semarang: Rasail Silberman, Melvin L. 2004. Active Learning. Bandung: Nusa Media. Sindhunata ed.. 2000. Membuka Masa Depan Anak-Anak Kita, Mencari Kurikulum Pendidikan Abad XXI. Jogyakarta: Kanisius. Suyatno dan Subandiyah, Heny. 2002. Metode Pembelajaran. Jakarta: Modul Pelatihan Guru Terintegrasi Berbasis Kompetensi. 26

B. Media Pembelajaran

1. Lembar Informasi

a. Pengertian Media

Medium atau media jamak berasal dari kata Latin “medium” yang berarti “di antara”, suatu istilah yang menunjukkan segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima Soekamto, 1993. Martin dan Briggs 1986 menyatakan bahwa media pembelajaran mencakup semua sumber yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan siswa, dapat berupa perangkat keras, seperti komputer, televisi, projektor, dan perangkat lunak yang digunakan dalam perangkat-perangkat keras tersebut. Dengan menggunakan batasan Martin dan Briggs, guru atau pengajar juga termasuk media pembelajaran Degeng, Tanpa Tahun. Dengan demikian, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan bahan pembelajaran sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan pebelajar siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Tidak dapat dipisahkannya antara materi, media, dan sumber, dilihat dari pengertian dan klasifikasi media pembelajaran. Dalam Dictionary of Education dikemukakan bahwa instructional media is devices and other materials which present a complete body of information and are largely self-supporting rather than supplementary in the teaching-learning process . Media pembelajaran adalah alat atau materi lain yang menyajikan bentuk informasi secara lengkap dan dapat menunjang proses belajar mengajar. Ruseffendi 1982 menyatakan bahwa media pendidikan adalah perangkat lunak software dan atau perangkat keras hardware yang berfungsi sebagai alat belajar dan alat bantu belajar. Sementara itu, Brown, dkk. 1977 membuat klasifikasi media pembelajaran yang sangat lengkap yang mencakup sarana belajar equipment for learning, sarana pendidikan untuk belajar educational media for learning , dan fasilitas belajar facilities for learning. Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi, laboratorium elektronik, telepon, kamera, dan lain-lain. Sarana pendidikan untuk belajar mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi, majalah, surat kabar, kliping, program TV, program radio, gambar dan lukisan, peta, globe, poster, kartun, boneka, papan planel, papan tulis, dan lain-lain. Fasilitas belajar mencakup gedung, kelas, ruang diskusi, laboratorium, studio, perpustakaan, tempat bermain, dan lain-lain. Meskipun dari pengertian dan klasifikasi di atas tampak bahwa pengertian materi, media, dan sumber bahan sulit dipisahkan, tetapi rambu-rambu pertanyaan berikut kiranya dapat digunakan untuk memperjelas perbedaan konsep ketiganya. Pertama, apa yang Anda ajarkan? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat Anda masukkan dalam kategori materi pembelajaran. Kedua, dari mana materi pembelajaran itu Anda dapatkan? Jawaban terhadap pertanyaan ini dapat Anda masukkan dalam kategori sumber bahan atau sumber materi. Ketiga, dengan alat bantu apa Anda mengajarkan materi itu? Jawaban