Karakteristik dan Teknik Asesmen
50 mendemonstrasikan kemampuannya secara langsung. Oleh karena itu, penilaian
kinerja lebih rumit dibandingkan dengan selected response baik dari segi cakupan tugasnya maupun cara atau struktur mengasesnya.
Meskipun selected response memiliki berbagai keterbatasan, tetapi memiliki keunggulan dalam hal penskoran jika dibandingkan supply-response, apalagi jika
dibandingkan dengan penilaian kinerja. Karena respons peserta pada selected response
hanyalah berdasar pilihan-pilihan yang telah disediakan, maka skor yang diberikan menjadi lebih pasti, lebih objektif, lebih mudah dilakukan, dan relatif
bebas dari bias atau subjektivitas penilai. Sebaliknya, pada supply response dan penilaian kinerja meskipun telah disediakan rubrik yang harus diacu saat
melakukan penskoran, tetapi masalah krusial yang selalu muncul adalah rendahnya kekonsistenan antar penilai interater reliability ketika kemampuan
yang sama dinilai oleh lebih dari satu penilai. Metode selected response juga memiliki kelebihan dalam hal waktu. Karena tugas yang dinilai tidak begitu
kompleks, maka waktu yang diperlukan untuk menyelenggarakan tes menjadi relatif lebih singkat. Karena penskorannya relatif mudah dilakukan, maka waktu
penskoran dan pengolahannya juga menjadi relatif lebih cepat. Kelebihan dalam hal penskoran dan waktu itulah yang menyebabkan metode selected response
utamanya bentuk pilihan ganda tetap dipilih untuk melakukan penilaian- penilaian dalam skala besar, misalnya ujian semester, ujian kenaikan kelas, ujian
sekolah, seleksi masuk perguruan tinggi, dan ujian akhir nasional Dittendik, 2003; Oosterhof, 2005; Rodriguez, 2005.
Metode nontes digunakan bila kita ingin mengetahui sikap, minat, atau motivasi. Metode nontes umumnya digunakan untuk mengukur ranah afektif
dan lazimnya menggunakan instrumen angket atau kuisioner. Respons yang dikumpulkan melalui angket atau kuisioner tidak dapat diinterpretasi ke dalam
kategori benar atau salah.
Berdasar uraian di atas, setiap metode asesmen memiliki keunggulan dan keterbatasan, sehingga tidak ada satu pun metode yang selalu cocok untuk semua
keperluan, kondisi, situasi, cakupan, dan karakteristik kemampuan yang hendak diukur. Karena itu, untuk melakukan asesmen yang lengkap, utuh, dan akurat
sebaiknya dipergunakan berbagai metode sesuai dengan karakteristik dan tujuannya.
Pertanyaan:
1. Apakah perbedaan antara pengukuran, asesmen, dengan evaluasi? 2. Berikan contoh aktivitas riil dalam dunia pendidikan yang menunjukkan
kegiatan pengukuran, asesmen, dan evaluasi 3. Identifikasi berbagai metode asesmen beserta kelebihan dan
kekurangannya 4. Jelaskan mengapa asesmen harus dilakukan dengan berbagai metode?