16
Tabel 3.4. Sintaks Model Pengajaran Berdasarkan Masalah
Tahap Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Orientasi siswa kepada
masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
logistik yang dibutuhkan, memotivasi siswa untuk terlibat pada aktivitas pemecahan
masalah yang dipilihnya.
Tahap 2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar Guru membantu siswa mendefinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai,
melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap 4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model dan membantu
mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.
Tahap 5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka gunakan.
d. Pembelajaran Langsung
Pengajaran langsung banyak diilhami oleh teori belajar sosial yang juga sering disebut belajar melalui observasi. Dalam bukunya Arends menyebutnya
sebagai teori pemodelan tingkah laku. Tokoh lain yang menyumbang dasar pengembangan model pengajaran langsung John Dolard dan Neal Miller serta
Albert Bandura yang mempercayai bahwa sebagian besar manusia belajar melalui pengamatan secara selektif dan mengingat tingkah laku orang lain.
Pemikiran mendasar dari model pengajaran langsung adalah bahwa siswa belajar dengan mengamati secara selektif, mengingat dan menirukan tingkah laku
gurunya. Atas dasar pemikirian tersebut hal penting yang harus diingat dalam menerapkan model pengajaran langsung adalah menghindari menyampaikan
pengetahuan yang terlalu kompleks.
Pengajaran langsung dicirikan oleh sintaks tertentu. Pada Tabel 3.5 berikut ini akan diberikan sintaks model pengajaran langsung dan peran yang dijalankan
oleh guru pada tiap-tiap sintaks.
17
Tabel 3.5. Sintaks Model Pengajaran Langsung
Fase Peran Guru
1. Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya
pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.
2. Mendemonstrasikan keterampilan pengetahuan
prosedural atau mempresentasikan
pengetahuan deklaratif Guru mendemonstrasikan keterampilan
dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.
3. Membimbing pelatihan Guru merencanakan dan memberi bimbingan
pelatihan 4. Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik Guru mengecek apakah siswa telah berhasil
melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan
dan penerapan Guru mempersiapkan kesempatan melakukan
pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih
kompleks dan kehidupan sehari-hari.
e. Metode Integratif
Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses. Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang
studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan
dengan berbicara dan membaca. Materi kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa. Sedangkan, antarbidang studi merupakan pengintegrasian
bahan dari beberapa bidang studi. Misalnya, antara bahasa Indonesia dengan matematika atau dengan bidang studi lainnya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, integratif interbidang studi lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara langsung
menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali dengan membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan, guru yang pandai
mengintegrasikan penyampaian materi dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi.
Pengintegrasian diaplikasikan sesuai dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan. Materi ajar justru merupakan
kesatuan yang perlu dikemas secara menarik.
18
f. Metode Tematik