105
Daftar Pustaka
Arends, Richard I. 2002. Classroom Management. New York: McGraw -hill Book Co.
Fraenkel, Jack R Norman E Wallen. 2011. How to Design and Evaluate Research in Education
. New York: McGraw-Hill High Education. Hopkins, David. 1993. A
Teacher’s Guide to Classroom Research. Buckingham: Open University.
Kemmis, Stephen Mc Taggart, Robin. 1992. The Action Research Planner. Victoria: Deakin University Press.
Mettetal, Gwyn.2001.The What, Why, and How of Classroom Action Research, JoSoTL
Volume 2 Number 1. pp Nur, Mochamad. 2001. Penelitian Tindakan Kelas. Kumpulan Makalah Teori
Pembelajaran MIPA. Surabaya: PSMS Universitas Negeri Surabaya. Tim Pelatih Proyek PGSM,.1999. Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action
Research . Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Dirjen Dikti.
Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah Secondary School Teacher Development Project
IBRD Loan No. 3979-Ind. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Wardani, I.G.A.K, Wilhardit, K. Nasution, N. 2004. Penelitian Tindkaan Kelas
. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
B. Contoh PTK
1. Contoh Proposal PTK b. JUDUL PENELITIAN:
Pengembangan Media Pembelajaran Mata Kuliah Fisika II dengan Model Computer Assisted Instruction CAI
sebagai Upaya Meningkatkan Kualitas Hasil Pembelajaran di Jurusan Teknik Elektro FT Unesa
c. MATA PELAJARAN DAN BIDANG KAJIAN:
FISIKA II dan pengembangan media pembelajaran dengan metode tindakan kelas.
d. PENDAHULUAN
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan LPTK umumnya dan Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya khususnya,
merupakan lembaga pendidikan teknologi dan ilmu teknik yang memiliki tujuan untuk menyiapkan mahasiswa dalam memasuki dunia kerja di industri atau usaha,
mampu membuka usaha baru dan bekerja sebagai pendidik di Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan atau di lembaga pelatihan teknik umumnya.
Mata Kuliah Fisika II merupakan mata kuliah lanjutan dari Fisika I, wajib tempuh dan lulus serta merupakan mata kuliah yang dapat menunjang mata
kuliah –mata kuliah lainnya di Jurusan Teknik Elektro FT Unesa Surabaya, sehingga
kualitas hasil pembelajaran harus dalam kategori minimal baik.
106 Kualitas hasil pembelajaran mata kuliah Fisika II masih perlu ditingkatkan,
baik ditinjau dari kualitas hasil pembelajaran mahasiswa maupun dosen. Indikator perlunya ditingkatkan kualitas pembelajaran tersebut antara lain nilai akhir Fisika
II rata-rata dari 33 mahasiswa program studi S1 2008 Pendidikan Tenaga Listrik masih dalam kategori cukup 2,27, demikian juga nilai akhir rata-rata dari 40
mahasiswa program studi S1 2008 Pendidikan Elektronika Komunikasi kategori cukup 2,67 dan yang mendapat nilai A dari total mahasiswa tersebut hanya 3.
Sulitnya mahasiswa memahami pokok bahasan yang bersifat analisis dan cenderung pasif, rendahnya keterampilan mahasiswa dalam memecahkan masalah
dan laporan hasil praktikum ada yang beda dengan hasil hitungan atau analisis. Hal ini menunjukan masih perlunya inovasi pembelajaran dalam upaya
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik bagi mahasiswa maupun dosen, dan peningkatan hasil nilai akhir mahasiswa.
Dalam perkembangan zaman media pembelajaran terus ditingkatkan, sehingga pemerintah mulai mengembangkan pendidikan berbasis ICT
Information and Communication Technology dengan Pembelajaran e-learning
electronic learning. Dalam pendidikan berbasis ICT penggunaan media komputer
berperan penting dalam menyalurkan, menyimpan dan memproses informasi. Pembelajaran dengan bantuan komputer dapat digunakan sebagai salah
satu alternatif media pembelajaran pada pendidikan berbasis ICT karena komputer mempunyai berbagai manfaat antara lain: 1 mampu menyimpan data,
2 mampu menghitung dengan cepat dan tepat, 3 dapat melakukan pekerjaan berulang-ulang kali sesuai dengan keinginan pemakai, 4 dan mampu
menampilkan bentuk grafik, bagan, gambar serta suara.
Berdasarkan hasil penelitian Rochim 2010 dikemukakan bahwa terdapat kekurangan pada pembelajaran Fisika II dalam proses belajar mengajar, yaitu
pembelajaran masih menggunakan metode ceramah yang berpusat pada dosen sedangkan mahasiswa lebih banyak melihat dan mendengarkan serta masih
kurang dalam proses learning by doing atau pembelajaran secara langsung sehingga mahasiswa mudah bosan dan jenuh dalam mengikuti pembelajaran.
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam proses praktikum materi Fisika II masih sangat kurang. Berikut ini adalah kondisi alat-alat praktikum materi Fisika
II antara lain: 1 Materi persamaan Maxwell kondisi alat rusak. 2 Materi gelombang, sensor dan optik memiliki satu trainer. 3 Materi Fisika Modern
masih belum tersedia peralatan praktikum pada laboratorium.
Deskripsi mata kuliah Fisika II yaitu meliputi pemahaman dan pengkajian persamaan-persamaan Maxwell, gelombang elektromagnetik, optik, efek foto
listrik, fisika modern, sensor dan tranduser Buku Pedoman UNESA, 2004:485. Adapun materi di dalam Optik tersebut adalah sifat dan penjalaran cahaya,
pemantulan cahaya, pembiasan cahaya, dispersi, interferensi dan difraksi cahaya.
Berdasarkan uraian tersebut perlu ada pengembangan media pembelajaran dengan model Computer Assited Instruction CAI untuk
mengurangi keterbatasan alat yang terdapat pada laboratorium khususnya pada materi Fisika Optik yang hanya memiliki satu trainer sehingga kurang efektif
107 digunakan dalam proses belajar mengajar. Media pembelajaran yang dihasilkan
digunakan untuk membantu mahasiswa dalam memahami teori maupun praktikum dengan menggunakan bantuan media komputer Selain itu media
pembelajaran yang dihasilkan digunakan untuk membantu dosen dalam penyampaian proses belajar mengajar Fisika II khususnya materi Optik.
Media yang dibuat berupa CD media pembelajaran yang didalamnya berupa materi pembelajaran dan simulasi serta terdapat evaluasi yang digunakan
untuk mengukur pemahaman mahasiswa tentang materi yang disampaikan. Dengan adanya media pembelajaran ini diharapkan materi Fisika Optik dapat
dipelajari dengan lebih mudah, sehingga proses pembelajaran diharapkan dapat berlangsung lebih baik karena adanya keseimbangan antara materi yang
didapatkan dengan praktik.
e. PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH 1. Perumusan Masalah