39
disebut percakapan, dan apabila disampaikan dengan naskah yang tidak lengkap atau garis besarnya, biasa disebut obrolan. Agar dialog menjadi
hidup, perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu: harus dibawakan oleh pelaku yang baik, lincah, hidup, sehingga seolah-olah peristiwa itu benar-benar
terjadi. Selain itu hendaknya pelaku mempunyai dua tipe suara yang berbeda, dan naskah menunjukkan kesinambungan argumentasi.
c Format Wawancara: merupakan format percakapan antara dua pihak yang
berbeda kedudukannya. Yang satu berperan sebagai pewawancara yang bertugas untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya, dan yang satu
sebagai yang diwawancarai. Jika wawancara dlakukan di luar studio, maka diperlukan peralatan untuk merekam.
d Format Diskusi: merupakan bentuk pembicaraan yang khusus dimana
masing-masing pembicara mempertahankan pernyataannya tentang suatu masalah rasional dalam suatu tempat, waktu, dan bentuk tertentu. Agar dapat
dibedakan antara format wawancara dan format diskusi.
Perangkat keras yang biasa digunakan untuk merekam audio adalah tape recorder
. Pada saat ini proses merekam audio banyak dilakukan dengan bantuan komputer. Dengan bantuan komputer proses editing dapat dilakukan lebih
mudah.
g. Pembuatan Media Audio-Visual
Pembuatan media
audio-visual pada
umumnya sama
dalam perencanaannya, yang berbeda adalah teknik-teknik yang dilakukan selama
produksi. Misalnya saja untuk pembuatan slide – suara, seperti pada pembuatan
media audio sebelum memproduksi diperlukan penyusunan naskah. Langkah-langkah dalam pembuatan slide suara adalah sebagai berikut :
1 Penyusunan ide. Ide yang akan dituangkan ke dalam slide harus diolah
sehingga mudah dicerna secara visual. Cara penyajiannya dapat dengan urutan kronologis, flash back, membandingkan, menguraikan dari keseluruhan
menjadi bagian-bagiannya atau sebaliknya.
2 Visualisasi ide. Merupakan terjemahan ide dalam bentuk gambar. Dalam hal
ini dapat disajikan bentuk aslinya non dramatis, atau dramatis di mana objek tersebut mampu menyajikan ilusi arti tersendiri.
3 Penyusunan naskah kasar. Dapat secara kronologis disusun secara berutan
mulai dari awal akhir program. Atau babak demi babak dimana setiap babak sequence terdiri dari beberapa adegan scene, dan setiap adegan memerlukan
satu atau lebih satu pemotretan shoot. Dengan demikian dapat diketahui jumlah pemotretan dalam satu progam.
4 Penyusunan narasi untuk ide visual. Narasi merupakan kalimat untuk
mendukung penampilan slide. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun narasi adalah: jangan terlalu panjangpendek, gunakan kat-kata
yang mudah dimengerti, kata-katakalimatnya jangan diulang-ulang, kalimat ditujukan kepada pendengar. Perlu pula diingat bahwa narasi bukan sekedar
kometar slide, tetapi merupakan penjelasan slide.
5 Pengerjaan kelengkapan grafis. Perlu diperhatikan untuk memberi
40 pengarahan kepada juru potret tentang obyek yang diperlu diambil.
6 Pemilihan musik untuk ilustrasi. Fungsi musik dalam progam slide suara
agak berbeda dengan progam audio. Di sini musik biasanya dipakai pada awal dan akhir progam, sedang di tengah digunakan sebagai selingan atau
untuk mengiringi gambargrafis yang disajikan tanpa narasi. Efek suara FX yang digunakan pada progam audio tidak begitu banyak digunakan.
7 Penuangan naskah kasar draft ke dalam blanko naskah. Naskah kasar yang
telah selesai dibuat, disusun dalam format naskah slide. Hasil pemotretan ditandai dengan beberapa istilah, yaitu: life berasal dari objek sesungguhnya,
caption berasal dari tulisan yang dibuat pada kertas karton, grafis berasal
dari gambar yang dibuat dengan tangan atau komputer.
h. Pembuatan Multimedia