116 Harga bahan baku dipasaran yang terkadang mengalami kenaikan harga
akan berpengaruh terhadap perolehan laba yang didapat para pelaku kegiatan usaha. Oleh karena itu, pengadaan bahan baku pun terkadang mengalami kendala
karena tingginya harga bahan baku di pasaran yang menyebabkan pelaku usaha hanya membeli bahan baku sebatas modal yang tersedia, tidak semaksimal ketika
harga bahan baku tersebut normal tidak mengalami kenaikan harga. Dalam memperluas jaringan pemasaran produk, kelompok harus
menentukan pihak yang tepat untuk diajak kerjasama. Salah satu kelompok memaparkan bahwa kelompoknya pernah menitipkan produknya di apotik
terdekat, akan tetapi apotik tersebut meminta harga dengan penawaran yang rendah. Dengan pertimbangan memaksimalkan laba melalui peningkatan
penjualan produk, maka kelompok memutuskan untuk lebih memilih tempat lain seperti tempat wisata daerah Purbalingga sebagai jaringan kerjasama dalam
memasarkan produk. Hal ini menunjukkan bahwa ada aspek pertimbangan penghargaan terhadap tenaga kerja yang telah melakukan kegiatan produksi
olahan pangan, produk tidak hanya sekedar laku akan tetapi juga dipertimbangkan harga produknya agar ada nilai tambah terhadap tenaga produksi.
Berdasarkan temuan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa hambatan pengembangan kegiatan usaha pengolahan pangan kelompok usaha binaan
program desa mandiri pangan di Desa Karangcegak antara lain: 1.
Masyarakat penerima program belum seluruhnya memiliki kesadaran berwirausaha melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperolehnya.
117 2.
Anggota kelompok usaha yang sibuk dengan pekerjaan utamanya sehingga belum seluruhnya ikut serta dalam kegiatan produksi.
3. Adanya pihak yang meminta harga rendah dalam kerjasama pemasaran produk,
sehingga perolehan laba bagi kelompok usaha kurang maksimal. 4.
Harga bahan baku yang terkadang naik turun tidak stabil. 5.
Kegiatan produksi masih sebatas pada modal yang tersedia. 6.
Minimnya tenaga pemasaran untuk memasarkan produk dalam lingkup luar wilayah.
118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan uraian hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Program desa mandiri pangan merupakan program yang ditujukan untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin pedesaan dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki secara optimal. Program desa
mandiri pangan Desa Karangcegak dilaksanakan selama empat tahun kegiatan yang meliputi tahap persiapan, penumbuhan, pengembangan dan kemandirian.
Pelaksanaan kegiatan desa mandiri pangan di Desa Karangcegak dimulai sejak tahun 2006 hingga tahun 2009 dengan sumber dana APBN dan dukungan dana
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD Provinsi Jawa Tengah yang pada saat ini sudah mencapai pada tahap kemandirian. Program desa
mandiri pangan di Desa Karangcegak merupakan upaya pemberdayaan masyarakat melalui pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam mengelola
dan memanfaatkan sumber daya alam secara berkelanjutan. Keberdayaan tersebut agar diterapkan dalam kegiatan usaha pengolahan pangan berbasis
potensi lokal oleh kelompok binaan program desa mandiri pangan. Kelompok yang bergerak dibidang usaha pengolahan pangan yakni kelompok tani Jaya
Mandiri dengan kegiatan usaha pembuatan Gula Crystal Jahe, dan kelompok wanita tani Enggal Sukses dengan kegiatan usaha pembuatan nasi jagung
instan dan tepung jagung.
119 Pembinaan kelompok tani dilaksanakan melalui pembelajaran partisipatif
dengan mengupayakan keterlibatan masyarakat secara langsung dalam merencanakan tema pembelajaran untuk kegiatan pertemuan dengan
penyuluh pertanian. Dalam memilih tema pembelajaran tersebut warga belajar dibantu oleh tenaga penyuluh pertanian lapangan sebagai penggerak
dan motivator kegiatan pertanian pedesaan. Pembelajaran partisipatif didasarkan pada kebutuhan belajar, berorientasi pada tujuan kegiatan
pembelajaran, berpusat pada peserta didik, dan berangkat dari pengalaman belajar.
2. Keberlanjutan kegiatan usaha pasca pelaksanaan program desa mandiri pangan
didukung peran serta masyarakat dalam mengembangkan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha pengolahan pangan berbasis potensi lokal yang dilakukan oleh
masyarakat penerima program pasca pelaksanaan program desa mandiri pangan di Desa Karangcegak dikembangkan melalui: a penganekaragaman
jenis produk, b menjaga kualitas produk, c penentuan harga berdasarkan kemampuan daya beli masyarakat, d penentuan lokasi distribusi produk, e
mengikuti promosi produk yang diselenggarakan oleh pihak terkait, dan f perluasan jaringan pemasaran.
3. Hambatan warga belajar dalam mengembangkan kegiatan usahanya antara lain:
a masyarakat penerima program belum seluruhnya memiliki kesadaran berwirausaha melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan yang telah
diperolehnya, b anggota kelompok usaha yang sibuk dengan pekerjaan utamanya sehingga belum seluruhnya ikut serta dalam kegiatan produksi, c
120 adanya pihak yang meminta harga rendah dalam kerjasama pemasaran produk,
sehingga perolehan laba bagi kelompok usaha kurang maksimal, d harga bahan baku yang terkadang naik turun tidak stabil, e kegiatan produksi masih
sebatas pada modal yang tersedia, f minimnya tenaga pemasaran untuk memasarkan produk dalam lingkup luar wilayah.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui manfaat kegiatan usaha pengolahan pangan yang dijalankan oleh kelompok tani binaan program desa
mandiri pangan bagi masyarakat pelaku usaha di Desa Karangcegak, antara lain: 1.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya yang dimilikinya.
2. Adanya peningkatan pemahaman dalam pemanfaatan potensi lokal melalui
pengolahan pangan berbasis potensi lokal yang aman konsumsi 3.
Meningkatkan perolehan pendapatan melalui kegiatan usaha kelompok 4.
Menumbuhkan masyarakat pedesaan yang gemar belajar melalui pemahaman akan pentingnya belajar untuk peningkatan kehidupannya, mengetahui cara
belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar mereka, serta dapat berinteraksi positif dengan sumber belajar dan lingkungannya.
121
C. Saran
Berdasarkan simpulan
dan temuan
hasil penelitian
mengenai pengembangan kegiatan usaha oleh kelompok usaha pengolahan pangan pasca
pelaksanaan program desa mandiri pangan di Desa Karangcegak, maka diajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Dalam rangka pembinaan kegiatan pertanian kelompok tani, hendaknya
disertai pemberian materi pendidikan kewirausahaan guna memotivasi dan menumbuhkan kesadaran berwirausaha melalui pemasaran produk olahan
pangan yang memanfaatkan hasil pertanian. 2.
Memperkuat kepengurusan kelompok usaha dan permodalan kelompok guna meningkatkan volume usaha dan penganekaragaman produk usaha kelompok.
3. Dalam memajukan kegiatan usahanya, diperlukan kerjasama yang baik dengan
pihak yang kompeten dalam pemasaran produk. 4.
Menjalin kerjasama dengan petani yang mampu menyediakan bahan baku dengan harga yang tidak terlalu tinggi.
5. Menambah hubungan kerjasama dengan mitra usaha untuk memasarkan
produk dalam lingkup luar wilayah.