Evaluasi Kegiatan Desa Mandiri Pangan

35 bahwa “kegiatan wirausaha mencakup bidang industri kecil, pelayanan dan perdagangan”. Dengan demikian yang termasuk dalam kegiatan wirausaha yaitu usaha yang bergerak dibidang industri kecil, layanan, dan jasa perdagangan melalui jual beli. Suryana mengemukakan fungsi dan peran wirausaha secara makro dan mikro, yaitu: “Fungsi dan peran wirausaha dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu secara mikro dan makro. Secara mikro, wirausaha memiliki dua peran, yaitu sebagai penemu innovator dan perencana planner. Sebagai penemu, wirausaha menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru seperti produk, teknologi, dan sebagainya. Sebagai perencana, wirausaha berperan merancang tindakan dan usaha baru, merencanakan strategi usaha baru, merencanakan ide-ide dan peluang dalam meraih sukses. Secara makro, peran wirausaha adalah menciptakan kemakmuran, pemerataan kekayaan, dan kesempatan kerja yang berfungsi sebagai mesin pertumbuhan perekonomian suatu negara” Suryana, 2006: 4. Kegiatan wirausaha berfungsi sebagai penemu dan perencana. Sebagai penemu dimaksudkan bahwa melalui wirausaha, pelaku usaha dapat menemukan maupun menciptakan hal-hal yang bersifat baru seperti produk, teknologi dan sebagainya. Sebagai perencana, pelaku usaha dapat merencanakan strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk meraih kesuksesan dalam berwirausaha. Selain itu, kegiatan wirausaha berperan dalam menciptkaan pemerataan pendapatan dan kesempatan kerja bagi masyarakat untuk menumbuhkan perekonomian nasional. Program desa mandiri pangan di Desa Karangcegak diupayakan untuk memberdayakan masyarakat melalui kegiatan usaha pengolahan pangan. Dalam kegiatan usaha pengolahan pangan tersebut, masyarakat menciptakan berbagai inovasi produk terutama dari bahan dasar sejenis yang berbasis non berasterigu seperti membuat nasi jagung instan dan tepung jagung. Tak hanya itu, masyarakat juga berinisiatif menerapkan berbagai strategi sebagai upaya pengembangan 36 kegiatan usaha pengolahan pangan dalam meraih kesuksesan berwirausaha yang nantinya berperan dalam menambah perolehan pendapatan masyarakat. Pengembangan usaha produktif pengolahan pangan berbasis potensi daerah yang dikelola oleh masyarakat penerima program desa mandiri pangan Karangcegak diharapkan mampu meningkatkan perannya dalam pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan, dan pengentasan rakyat dari kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat melalui program desa mandiri pangan ditujukan untuk menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan masyarakat dalam mengelola kegiatan usaha secara berkelanjutan. Menurut Undang-undang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UU. UMKM Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008, jenis-jenis kegiatan usaha ada tiga jenis, yaitu: a. Usaha Mikro Usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini UU. UMKM, 2008. 37 Berikut kriteria UMKM menurut Undang-undang Usaha Mikro, kecil dan menengah UU. UMKM Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008: Tabel 1. Kriteria UMKM No Uraian Kriteria Asset Omzet 1. Usaha Mikro Maksimal 50 Juta Maksimal 300 juta 2. Usaha Kecil 50 juta - 500 juta 300 juta - 2,5 M 3. Usaha Menengah 500 juta - 10 M 2,5 M - 50 M Sumber: UU. UMKM Tahun 2008. Berdasarkan Undang-undang usaha mikro, kecil dan menengah UU. UMKM Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008, jenis-jenis kegiatan usaha ada tiga jenis yaitu usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah. Usaha mikro merupakan usaha produktif baik yang dijalankan oleh perorangan maupun badan usaha dengan kriteria omzet penjualan per tahun maksimal 300 juta rupiah dan asset usaha maksimal 50 juta rupiah. Usaha kecil dan menengah merupakan sama- sama usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh perorangan maupun badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha besar. Kriteria usaha kecil yakni asset usaha sebesar 50 juta rupiah sampai 500 juta rupiah dengan omzet per tahun sebesar 300 juta rupiah sampai 2,5 milyar rupiah. Sedangkan kriteria usaha menengah yakni asset usaha sebesar 500 juta rupiah sampai 10 milyar rupiah dengan omzet per tahun antara 2,5 milyar rupiah hingga 50 milyar rupiah.