Pengembangan Kegiatan Usaha Kajian tentang Pengembangan Kegiatan Usaha

14 hasil akhir evaluasi kegiatan desa mandiri pangan per tahapan yang dilakukan oleh pihak terkait. Dalam pedoman umum desa mandiri pangan disebutkan “strategi yang ditempuh dalam rangka keberlanjutan kegiatan, pemerintah daerah melanjutkan pembinaan terhadap desa yang sudah selesai tahap kemandirian agar desa tersebut dibina untuk mengembangkan usaha” Pedum Demapan, 2012: 7. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan program desa mandiri pangan yang meliputi tahap persiapan, penumbuhan, pengembangan, dan kemandirian di Desa Karangcegak yang telah selesai pada tahun 2009 agar diupayakan keberlanjutan dari program desa mandiri pangan tersebut. Dalam hal ini, keberlanjutan program desa mandiri pangan diupayakan melalui pengembangan kegiatan usaha. Pengembangan kegiatan usaha pengolahan pangan ini dilakukan oleh masyarakat penerima program sebagai pelaku kegiatan usaha pengolahan pangan berbasis potensi lokal di Desa Karangcegak.

c. Pengukuran

Pengukuran keberhasilan dari program desa mandiri pangan dapat dilakukan dengan melihat indikator keberhasilan dari program desa mandiri pangan. Pengukuran diupayakan untuk memperoleh data dari hasil kegiatan desa mandiri pangan berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor. Evaluasi kegiatan desa mandiri pangan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan pencapaian indikator kegiatan setiap tahapan yang telah diatur dalam pedoman umum desa mandiri pangan. Hamzah dan Satria mengemukakan “taksonomi atau pengelompokan tujuan pendidikan senantiasa mengacu tiga jenis ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu kawasan kognitif, afektif, dan 15 psikomotor”. Berdasarkan pemaparan Hamzah dan Satria, berikut penjelasan mengenai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor: 1 ranah kognitif Ranah kognitif adalah ranah yang berkenaan dengan proses mental yang berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi yakni evaluasi. a pengetahuanhafalanIngatan knowledge, kemampuan seseorang dalam menghafal atau mengingat kembali atau mengulang kembali pengetahuan yang pernah diterimanya; b pemahaman comprehension, mengacu pada kemampuan seseorang dalam mengartikan, menafsirkan atau menyatakan sesuatu dengan caranya sendiri tentang pengetahuan yang pernah diterimanya; c penerapan atau aplikasi application, mengacu pada kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan untuk memecahkan berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari; d analisis analysis, mengacu pada kemampuan seseorang dalam menguraikan materi secara menyeluruh dan mampu memahami hubungan di antara bagian yang satu dengan lainnya sehingga dapat dimengerti; e sintesis synthesis, mengacu pada kemampuan seseorang berpikir secara kreatif sehingga menemukan suatu pola struktur atau bentuk baru; f evaluasi evaluation, mengacu pada kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. 2 ranah afektif Ranah afektif berkaitan dengan sikap, nilai, penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial. Tingkatan afeksi ini ada lima dari yang paling sederhana ke yang kompleks yaitu: a receiving kemauan menerima, merupakan kepekaan seseorang untuk memperhatikan suatu gejala tertentu; b responding menanggapi, yakni kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam memberikan respon aktif terhadap stimulus yang datang dari luar; c valuing menilai, mengacu pada penilaian seseorang untuk melakukan suatu kehidupan sosial; d organization pengorganisasian, mengacu pada penyatuan nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan; e characterization by a value or value complex internalisasi nilai, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan dan menyelaraskan perilakunya sesuai dengan sistem nilai yang dipegangnya. 3 ranah psikomotor Adalah kawasan yang berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot neuronmuscular system dan fungsi psikis. Hamzah dan Satria, 2012: 60. 16 Ranah kognitif mencakup kemampuan berpikir yang dilandasi pengetahuan dan pemahaman masyarakat penerima program desa mandiri pangan dalam rangka mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi. Masyarakat diberdayakan untuk memanfaatkan dan mengelola sumber daya setempat secara berkelanjutan guna memenuhi kebutuhan pangannya dalam upaya mengurangi kemiskinan, kerawanan pangan dan gizi. Kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia agar diterapkan dalam kegiatan usaha pengolahan pangan yang berdampak pada peningkatan perolehan pendapatan. Ranah afektif mencakup sikap, aspirasi, perasaan, dorongan dan lain sebagainya yang dimiliki masyarakat penerima program desa mandiri pangan untuk mencapai keberdayaan sikap dan perilaku berupa kesadaran akan perlunya kegiatan usaha sebagai roda penggerak perekonomian masyarakat serta kebermaknaan hasil belajar yang telah diperolehnya dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran untuk mengembangkan inovasi dalam mengelola dan memanfaatkan potensi lokal yang dimilikinya melalui kegiatan usahanya. Ranah psikomotor meliputi kecakapan atau keahlian yang berkenaan dengan keterampilan produktif, fisik, dan sosial masyarakat penerima program desa mandiri pangan dalam mengembangkan kemampuan yang dimilikinya melalui kegiatan usaha pengolahan pangan berbasis sumber daya lokal. Keberdayaan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dapat memberikan kontribusi pada terciptanya kemandirian masyarakat penerima program desa mandiri pangan. Ketiga ranah tersebut berkaitan dengan perolehan materi yang telah dipelajari dan kebermaknaannya dalam kehidupan sehari-hari.