Sarana Prasarana Kegiatan Desa Mandiri Pangan di Desa Karangcegak
84 antara lain dilakukan melalui diskusi dan pelatihan keterampilan. Pertemuan rutin
antara pengurus kelompok, anggota kelompok dan petugas penyuluh pertanian lapangan antara lain membahas mengenai perkembangan kegiatan usaha
kelompok, pemberian materi oleh petugas penyuluh pertanian disertai kegiatan arisan anggota kelompok.
Pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti kelompok antara lain pelatihan yang dilakukan oleh mahasiswa KKN-PPM perguruan tinggi setempat seperti
penyuluhan strategi pemasaran, penyuluhan peningkatan produksi melalui motivasi usaha, dan penyuluhan etika berwirausaha. Berbagai pelatihan tersebut
diupayakan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia kelompok dalam mengelola usaha. Pameran produk dapat digunakan untuk memperlihatkan produk
kepada masyarakat luas agar produk tersebut lebih dikenal oleh para konsumen. Pada saat peneliti mengikuti pertemuan rutin kelompok wanita tani Enggal
Sukses, kegiatan pembinaan yang diberikan oleh penyuluh pertanian yakni keterampilan membuat emping irut. Irut merupakan salah satu umbi-umbian yang
dibudidayakan oleh kelompok wanita tani binaan program desa mandiri pangan Desa Karangcegak. Selain itu, penyuluh juga memberikan materi mengenai asal
usul irut, kandungan gizi yang terkandung dalam irut, serta manfaat irut dalam bidang kesehatan. Diungkapkan juga bahwa irut yang sudah dibuat menjadi
tepung, bisa dimanfaatkan untuk membuat kue kering maupun kue basah serta baik untuk bahan dasar pembuatan bubur bayi maupun orang dewasa.
85 Gambar 2. Kegiatan Pertemuan Kelompok
Penyuluh juga memaparkan pernyataannya mengenai keberadaan kelompok usaha yang mampu menumbuhkembangkan kelompok dan kegiatan
usahanya. Beliau mengungkapkan pernyataannya sebagai berikut: “Idealnya yang namanya paguyuban kelompok itu hanya bertahan selama
tiga tahun, itupun kelompok berjalan karena adanya program kegiatan pemberdayaan dari pihak terkait. Namun untuk kelompok usaha binaan
desa mandiri pangan ini mampu menunjukkan eksistensinya dengan tetap mempertahankan kelompok yang ada dan kegiatan usaha yang
dijalankannya, sampai sekarang kelompok terbilang sudah berjalan lima tahun sejak kelompok didirikan” LHS; 10042013.
Dalam pertemuan tersebut penyuluh mengarahkan kelompok dan anggotanya untuk membuat perencanaan tema materi pembelajaran, baik materi
mengenai pelatihan keterampilan pengolahan pangan maupun mengenai pertanian dan peternakan. Perencanaan tema pembelajaran tersebut disusun untuk periode
pertemuan selama satu tahun yakni 12 kali pertemuan. Tema materi pembelajaran yang disepakati warga belajar dan penyuluh pertanian merupakan tema
pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar warga belajar. Hal tersebut bertujuan agar mereka tidak mengalami kebosanan saat pemberian materi
karena penyuluh beranggapan jika tema pembelajaran tidak disesuaikan dengan kebutuhan belajar warga belajar maka mereka akan cepat merasa bosan dalam
mengikuti kegiatan penyuluhan dan pembinaan.