66 Kepengurusan kelompok usaha pengolahan pangan berbasis potensi lokal
meliputi ketua, sekretaris, bendahara yang sekaligus sebagai anggota kelompok serta anggota kelompok yang didampingi oleh petugas penyuluh pertanian
lapangan wilayah binaan Desa Karangcegak terlampir. Pemilihan pengurus kelompok dilakukan dengan jalan musyawarah mufakat. Para pengurus
melakukan kegiatan sesuai dengan tugas dan perannya masing-masing dalam pengorganisasian kelompok.
b. Program Kegiatan Desa Mandiri Pangan di Desa Karangcegak
Masyarakat miskin pedesaan diberdayakan melalui program desa mandiri pangah dengan berbagai kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian, program kegiatan
desa mandiri pangan dalam rangka pemberdayaan masyarakat Desa Karangcegak
meliputi:
1 pemanfaaatan tanah pekarangan PTP
Pemanfaaatan tanah pekarangan merupakan optimalisasi penggunaan tanah pekarangan yang ada disekitar rumah warga untuk dimanfaatkan sebagai
lahan tanaman pangan berupa budidaya sayuran organik, ternak unggas, budidaya ikan, budidaya buah dan umbi-umbian. Kegiatan pemanfaatan tanah pekarangan
ini merupakan penunjang program cadangan pangan masyarakat melalui penanaman sayuran organik, buah, umbi-umbian, dan tanaman toga pada tanah
pekarangan sekitar rumah warga.
2 pengolahan pangan berbasis non berasterigu
Kegiatan pengolahan pangan ini meliputi pengolahan minuman instan gula crystal jahe dan pangan lokal berbasis non berasterigu. Kelompok usaha program
67 desa mandiri pangan di Desa Karangcegak diberi keterampilan atau kecakapan
hidup mengenai pemanfaatan tanaman toga melalui pembuatan gula crystal jahe, yaitu minuman yang terbuat dari jahe dan gula merah. Minuman siap saji tersebut
diproduksi sebagai hasil olahan yang berkhasiat untuk kesehatan. Tanaman toga tersebut merupakan salah satu hasil dari kegiatan pemanfaatan tanah pekarangan
PTP. Pengolahan pangan lokal berbahan dasar non berasterigu memanfaatkan hasil perkebunan yang ada di sekitar rumah seperti umbi-umbian, ubi kayu,
jagung dan sebagainya. Berbagai hasil perkebunan tersebut diolah menjadi berbagai jenis olahan pangan berbasis sumber daya lokal yang ada di sekitar
lingkungan masyarakat seperti nasi jagung, tepung jagung, dan makanan ringan
berbahan dasar umbi-umbian dan ubi kayu.
3 pembuatan pupuk organik
Pembuatan pupuk organik ini merupakan salah satu upaya dalam memanfaatkan limbah dari hewan ternak berupa feses yang nantinya digunakan
untuk pupuk berbagai tanaman pekarangan serta kegiatan pertanian. Guna menunjang kegiatan pembuatan pupuk organik dan peternakan anggota
kelompoknya, masyarakat memperoleh bantuan dana APBN mandiri pangan yang
diberikan pada kelompok untuk membeli ternak kambing dan kelinci. c.
Pelaksanaan Program Desa Mandiri Pangan di Desa Karangcegak
Pelaksanaan program desa mandiri pangan meliputi empat tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan, penumbuhan, pengembangan dan kemandirian.
Program desa mandiri pangan Desa Karangcegak sudah terlaksana selama empat tahun kegiatan dimulai tahun 2006 hingga tahun 2009.
68
1 tahap persiapan
Tahap persiapan dilaksanakan pada tahun pertama kegiatan desa mandiri pangan yakni tahun 2006. Kegiatannya yakni mempersiapkan aparat pelaksana
dan masyarakat penerima program melalui seleksi lokasi sasaran, penetapan kelompok afinitas, penetapan pendamping, penyaluran bansos dan pelatihan.
Desa Karangcegak dipilih sebagai desa sasaran program berdasarkan seleksi tingkat kerawanan pangan yang tinggi dengan indikator jumlah keluarga
miskin lebih dari 30 dari seluruh jumlah KK, namun desa tersebut sebenarnya mempunyai potensi sumber daya manusia dan sumber daya alam yang potensial
untuk dikembangkan guna mengurangi masalah kemiskinan. Seperti kutipan pernyataan Haris selaku anggota Komisi B DPRD Provinsi Jateng berikut ini:
“Menurut Haris, Karangcegak terpilih sebagai penerima bantuan Desa Mandiri Pangan karena desa yang berbatasan dengan Kecamatan
Bojongsari ini termasuk desa rawan pangan karena 30 KK-nya termasuk KK miskin. Selain itu, desa yang dipimpin Ny. Sumisih ini memiliki
potensi Sumber Daya Alam dan Sumber Daya Manusia yang dapat dikembangkan, disamping perangkat desa yang responsif. Ada enam sub
sistem yang dikembangkan dalam mewujudkan Desa Mandiri Pangan ini, antara lain budidaya sayuran organik, budidaya perikanan darat, cadangan
pangan masyarakat, pembuatan pupuk organik, pemanfaatan pekarangan, dan budidaya ternak kelinci” Suara Perwira Purbalingga, 2010.
Kelompok tani yang terbentuk diawal pelaksanaan kegiatan desa mandiri pangan di Desa Karangcegak yakni:
69
Tabel 6. Kelompok Afinitas yang terbentuk diawal Tahun Kegiatan Desa Mandiri Pangan di Desa Karangcegak
No. Tahun Berdiri Nama Kelompok
Jenis UsahaKegiatan
1. 2006
Jaya Mandiri Ternak kambing
2. 2006
Karya Mandiri Ternak kambing
3. 2006
Mulya Mandiri Ternak kambing dan kelinci
4. 2006
Anugrah Mandiri Ternak kambing
5. 2006
Sumber Rejeki Ternak kambing
6. 2006
Tawang Kamulyan Ternak kambing Sumber: Data kelompok afinitas program Demapan Karangcegak
Di Purbalingga, penyaluran dana bansos melalui dana APBN mandiri pangan diberikan pada kelompok afinitas untuk membeli kambing dan alat-alat
mesin. Kelompok difasilitasi pemda membuat produk olahan pangan untuk dititipkan pada obyek wisata yang ada di Purbalingga sebagai oleh-oleh khas
daerah tersebut. Setiap rumah tangga diwajibkan menanam lumbung hidup seperti ubi kayu dan umbi-umbian serta warung hidup seperti toga, sayuran dan buah
sebagai sumber pangan yang potensial bagi anggota keluarganya. Bantuan yang telah diterima kelompok afinitas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat Desa Karangcegak adalah ternak kambing, alat pengolahan pangan, bibit sayuran organik, bibit buah, bibit toga, bibit umbi-
umbian, keterampilan membuat pupuk organik, dan keterampilan pengolahan pangan berbasis potensi lokal. Bantuan tersebut merupakan pendukung atau
stimulan bagi kelompok dalam menjalankan kegiatan usahanya sebagai upaya memajukan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompoknya.
2 tahap penumbuhan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap penumbuhan diantaranya pemberdayaan masyarakat, pengembangan sistem ketahanan pangan, dan