Prinsip Ilmiah CTL Komponen CTL

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user lvii di kehidupan nyata dan lebih mengingat materi tersebut yang pada akhirnya akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa pada akhir pembelajaran. Terkait dengan penerapan pendekatan pembelajaran CTL di kelas, Glynn dan Winter 2004:61 dalam penelitiannya menyebutkan: “Furthermore, the CTL strategies were best implemented when teachers used them in conjunction with sounds classroom management techniques. Taken together, the finding of these case studies support the view that implementation of CTL strategies can help elementary school teachers meet the challenges that confront them when teaching science to children” Glynn dan Winter menyebutkan, lebih lanjut, strategi CTL paling baik diterapkan ketika guru menggunakannya dalam hubungannya dengan teknik manajemen suara di kelas. Secara keseluruhan, temuan dari studi kasus mendukung pandangan bahwa penerapan strategi CTL dapat membantu guru sekolah dasar dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi ketika mereka mengajarkan sains kepada anak-anak. Forneris dan Peden 2006:15 dalam penelitiannya pada pendidikan keperawatan menyatakan “Contextual learning as a reflective educational intervention is a way of teaching that focuses on achievement of answers, and achievement of a coherence of understanding in the context of care”. Forneris dan Peden menyebutkan bahwa pembelajaran kontekstual sebagai intervensi pendidikan reflektif adalah sebuah langkah pengajaran yang memfokuskan kepada pencapaian jawaban dan pencapaian dari pemahaman yang koheren dalam konteks kepedulian.

b. Prinsip Ilmiah CTL

Tiga prinsip ilmiah dalam CTL adalah sebagai berikut: perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user lviii 1 Prinsip kesaling-bergantungan Prinsip kesaling-bergantungan memungkinkan para siswa untuk membuat hubungan yang bermakna dan pemikiran yang kritis dan kreatif menjadi mungkin. Kedua proses tersebut akan terlibat dalam mengidentifikasi hubungan yang akan menghasilkan pemahaman-pemahaman baru. Prinsip kesaling-bergantungan juga mendukung kerja sama. Dengan bekerja sama, para siswa terbantu dalam menemukan persoalan, merancang rencana, dan mencari pemecahan masalah Johnson, 2009:72. 2 Prinsip Diferensiasi Prinsip diferensiasi memungkinkan siswa dengan berbagai latar belakang berbeda dapat bekerja sama yang saling menguntungkan dalam pembelajaran. Para siswa berpikir kreatif ketika mereka menggunakan pengetahuan akademik untuk meningkatkan kerja sama dengan anggota kelas mereka, ketika mereka merumuskan langkah-langkah untuk menyelesaikan sebuah tugas sekolah, atau mengumpulkan dan menilai informasi mengenai suatu masalah masyarakat. Dengan prinsip diferensiasi akan membebaskan para siswa menjelajahi bakat pribadi mereka, memunculkan cara belajar mereka sendiri, berkembang dengan langkah sendiri Johnson, 2009:77. 3 Prinsip Pengaturan Diri Prinsip pengaturan diri meminta para pendidik untuk mendorong setiap siswa untuk mengeluarkan seluruh potensinya. Ketika siswa menghubungkan materi akademik dengan konteks keadaan pribadi perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user lix mereka, mereka akan terlibat dalam kegiatan yang mengandung prinsip pengaturan-diri. Siswa akan dapat menemukan siapa diri mereka dan apa yang bisa mereka lakukan, sehingga siswa akan mengeluarkan potensi terpendamnya Johnson, 2009:82.

c. Komponen CTL

Komponen-komponen dalam pembelajaran CTL menurut Wina Sanjaya 2010:264-268 adalah sebagai berikut: 1 Konstruktivisme constructivism. Konstruktivisme adalah proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman. Pembelajaran CTL pada dasarnya mendorong agar siswa bisa mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui proses pengamatan dan pengalaman. 2 Inkuiri inquiry. Inkuiri berarti bahwa proses pembelajaran dalam CTL didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis. Hal tersebut didasarkan pada prinsip bahwa pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil dari proses menemukan sendiri. 3 Bertanya questioning. Dalam proses pembelajaran CTL, guru tidak menyampaikan informasi begitu saja, akan tetapi memancing agar siswa dapat menemukan sendiri. Oleh karena itu, peran bertanya sangatlah penting, sebab melalui pertanyaan-pertanyaan tersebut guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa untuk menemukan setiap materi yang sedang dipelajari. perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user lx 4 Masyarakat belajar learning community. Konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran CTL adalah bahwa hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain. Oleh karenanya, dalam pembelajaran CTL diterapkan asas masyarakat belajar yang dilakukan dengan menerapkan pembelajaran melalui kelompok-kelompok. 5 Pemodelan modeling. Proses pembelajaran CTL dilakukan dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa. Proses modeling tersebut tidak terbatas dari guru saja, akan tetapi dapat juga melibatkan siswa dengan memanfaatkan sarana yang ada. 6 Refleksi reflection. Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari, yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. Dalam proses pembelajaran CTL, disetiap akhir pembelajaran guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk merenung dan mengingat kembali apa yang telah dipelajarinya. 7 Penilaian nyata authentic assessment. Dalam CTL, keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh perkembangan kemampuan intelektual saja, akan tetapi perkembangan seluruh aspek. Oleh karena itu dalam pembelajaran CTL penilaian nyata memiliki makna proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.

d. Implementasi CTL dalam pembelajaran

Dokumen yang terkait

Peningkatan Hasil Belajar PKn dalam Materi Peranan Globalisasi Melalui Pendekatan Contekstual Teaching Learning (CTL) di kelas IV MI. Masyirotul Islamiyah Tambora Jakarta Barat Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 4 180

Penerapan pendekatan pembelajaran contextual teaching and learnig/CTL untuk meningkatkan hasil belajar PKN pada siswa kelas IV MI Miftahussa’adah Kota Tangerang

0 10 158

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) Dan Open Ended Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kreativ

0 2 17

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI CONTEXTUAL TEACHING ANDLEARNING (CTL) DAN Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Contextual Teaching And Learning (CTL) Dan Open Ended Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kreativ

0 2 12

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 0 20

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) Eksperimentasi Model Pembelajaran Problem Solving Dan Contextual Teaching And Learning (CTL)Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Kedisiplinan Siswa.

0 0 14

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING CTL DAL (1)

0 1 16

Contextual Teaching and Learning dan Pem (1)

0 2 10

CTL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SEB (4)

0 0 11

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM P (1)

0 0 22