perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user cliii
Karena rataan marginal yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas sedang lebih tinggi dibandingkan dengan rataan marginal yang
diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas rendah, maka diperoleh kesimpulan bahwa siswa-siswa yang mempunyai kreativitas sedang lebih baik
prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa-siswa yang mempunyai kreativitas rendah.
Dari uraian di atas, berarti terdapat kesesuaian antara kesimpulan hipotesis ke-2 dengan teori pada tinjauan pustaka yang menyatakan bahwa kreativitas
merupakan faktor internal dari diri siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi memiliki inisiatif
untuk menyelesaikan masalah dengan lebih dari satu cara, mampu melihat permasalahan dengan berbagai sudut pandang yang berbeda, memiliki sikap
keterbukaan terhadap hal-hal yang baru, dan mempunyai minat yang tinggi terhadap kegiatan kreatif. Oleh karenanya, keberadaan potensi kreativitas yang
tinggi sangat mendukung terhadap proses pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan yang pada akhirnya akan menghasilkan
prestasi belajar yang lebih baik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Siti Munjiyatun Ali yang menyatakan siswa siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajar matematikanya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang dan siswa
dengan kreativitas sedang lebih baik prestasi belajar matematikanya dari siswa dengan kreativitas rendah.
3. Hipotesis Ketiga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user cliv
Berdasarkan hasil perhitungan pada analisis variansi dua jalan dengan ukuran sel tak sama, untuk sumber variansi interaksi pendekatan pembelajaran
dengan kreativitas diperoleh nilai F
ab
= 6,5058 3,0399 = F
0,05;2,205
, sehingga F
ab
DK. Oleh karena itu H
0AB
ditolak, ini berarti terdapat interaksi antara faktor pendekatan pembelajaran dan faktor kreativitas siswa terhadap prestasi belajar
matematika pada materi sistem persamaan linear dua variabel. a.
Dari uji komparasi rerata antar sel dengan metode Scheffe’ pada pembelajaran dengan pendekatan CTL baris 1 diperoleh hasil sebagai berikut:
1 F
11-12
= 17,9984 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
11-12
DK sehingga H ditolak
Hal ini berarti, pada kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa
yang mempunyai kreativitas tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang. Dengan melihat Tabel 4.13 diperoleh bahwa rerata
yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi adalah 71,8041 dan rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas sedang adalah 53,1481.
Karena rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih tinggi dari rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai
kreativitas sedang, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran dengan pendekatan CTL, siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clv
2 F
11-13
= 35,2716 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
11-13
DK sehingga H ditolak.
Hal ini berarti, pada kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa
yang mempunyai kreativitas tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Dengan melihat Tabel 4.13 diperoleh bahwa rerata
yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi adalah 71,8041 dan rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas rendah adalah 45,0617.
Karena rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih tinggi dari rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai
kreativitas rendah, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran dengan pendekatan CTL, siswa yang
mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah.
3 F
12-13
= 3,6686 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
12-13
DK sehingga H diterima.
Hal ini berarti, pada kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara
siswa yang mempunyai kreativitas sedang dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Dengan melihat Tabel 4.13 diperoleh bahwa rerata
yang diperoleh siswa dengan kreativitas sedang adalah 53,1481 dan rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas rendah adalah 45,0617.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clvi
Walaupun rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas sedang lebih tinggi dari rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai
kreativitas rendah, tetapi karena hasil uji komparasi rerata antar sel pada baris yang sama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang dikenai pembelajaran dengan pendekatan CTL, siswa yang mempunyai
kreativitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah.
Dengan demikian pada uji komparasi antar sel pada baris pertama pembelajaran dengan pendekatan CTL, dapat diambil kesimpulan bahwa
pada pembelajaran CTL, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas
sedang dan rendah. Sedangkan siswa yang mempunyai kreativitas sedang mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang mempunyai
kreativitas rendah. Jika melihat teori pada tinjauan pustaka, maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran CTL adalah pembelajaran yang memiliki komponen diantaranya konstruktivisme dan inkuiri. Sehingga dalam proses
pembelajarannya, siswa diberikan kesempatan untuk bekerja, menemukan, dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan baru yang sedang dipelajarinya.
Keadaan pembelajaran yang demikian, tentu saja sangat mendukung proses belajar bagi siswa yang mempunyai kreativitas tinggi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clvii
Siswa yang mempunyai kreativitas tinggi tentu akan memiliki inisiatif dalam bekerja atau mengerjakan sebuah tugas, memiliki lebih banyak ide dan
gagasan, serta mampu menanyakan lebih banyak hal-hal penting terkait materi apa yang dipelajari jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas
lebih rendah. Hal tersebut tentunya menyebabkan tingkat pemahaman dan penguasaan materi pelajaran oleh siswa yang memiliki kreativitas tinggi lebih
baik dari siswa yang memiliki kreativitas lebih rendah, sehingga prestasi belajar yang dihasilkan siswa dengan kreativitas tinggi lebih baik
dibandingkan dengan prestasi belajar yang dihasilkan siswa dengan kreativitas lebih rendah.
Dari kesimpulan uji komparasi ganda antar sel pada baris pertama di atas, dapat dilihat bahwa siswa yang memiliki kreativitas sedang mempunyai
prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa yang memiliki kreativitas rendah. Secara teoritis siswa yang memiliki kreativitas lebih tinggi
mempunyai prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kreativitas lebih rendah. Adanya kontradiksi antara teori dengan
hasil penelitian ini disebabkan antara lain adalah peneliti melihat bahwa dalam proses pembelajaran CTL eksperimen 1 siswa yang memiliki
kreativitas tinggi cenderung sangat dominan dalam melakukan aktivitas dalam kelompok, bertanya, dan memberikan gagasan atau ide. Sedangkan siswa
dengan kreativitas sedang dan rendah kurang terlibat secara optimal dalam proses pembelajaran, meskipun guru telah memberikan dorongan dan
motivasi dalam belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clviii
Hal tersebut mengakibatkan tingkat penguasaan dan pemahaman terhadap materi pelajaran yang sama antara siswa dengan kreativitas sedang
dan siswa dengan kreativitas rendah. Pada akhirnya, prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa dengan kreativitas sedang sama baiknya dengan prestasi
belajar yang dihasilkan siswa dengan kreativitas rendah. b.
Dari uji komparasi rerata antar sel dengan metode Scheffe’ pada pembelajaran dengan pendekatan langsung yang berbasis AfL baris 2 diperoleh hasil
sebagai berikut: 1
F
21-22
= 0,0114 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
21-22
DK sehingga H diterima.
Hal ini berarti, pada kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL tidak terdapat perbedaan rerata yang
signifikan antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang. Dengan melihat Tabel 4.13 diperoleh
bahwa rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi adalah 54,9074 dan rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas sedang adalah
55,3554. Walaupun rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas
sedang lebih tinggi dari rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas tinggi, tetapi karena hasil uji komparasi rerata antar sel pada
baris yang sama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang
dikenai pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clix
yang mempunyai kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang.
2 F
21-23
= 2,1806 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
21-23
DK sehingga H diterima.
signifikan antara siswa yang mempunyai kreativitas tinggi dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Dengan melihat Tabel 4.13 diperoleh
bahwa rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas tinggi adalah 54,9074 dan rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas rendah adalah
48,1481. Walaupun rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas
tinggi lebih tinggi dari rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas rendah, tetapi karena hasil uji komparasi rerata antar sel pada
baris yang sama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang
dikenai pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar yang sama
dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. 3
F
22-23
= 2,4008 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
22-23
DK sehingga H diterima.
Hal ini berarti, pada kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL tidak terdapat perbedaan rerata yang
signifikan antara siswa yang mempunyai kreativitas sedang dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Dengan melihat Tabel 4.13 diperoleh
Hal ini berarti, pada kelas yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL tidak terdapat perbedaan rerata yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clx
bahwa rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas sedang adalah 55,3554 dan rerata yang diperoleh siswa dengan kreativitas rendah adalah
48,1481. Walaupun rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas
sedang lebih tinggi dari rerata yang diperoleh siswa yang mempunyai kreativitas rendah, tetapi karena hasil uji komparasi rerata antar sel pada
baris yang sama menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelas eksperimen yang
dikenai pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL, siswa yang mempunyai kreativitas sedang mempunyai prestasi belajar yang
sama dengan siswa yang mempunyai kreativitas rendah. Dengan demikian pada uji komparasi antar sel pada baris kedua
pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL, dapat diambil kesimpulan bahwa pada pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis
AfL, siswa yang mempunyai kreativitas tinggi mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang atau rendah.
Dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran langsung berbasis AfL, siswa yang memiliki kreativitas tinggi, sedang, dan rendah mempunyai prestasi belajar
yang sama baiknya. Jika melihat teori pada tinjauan pustaka, maka dapat diketahui bahwa
pembelajaran langsung yang berbasis AfL merupakan pembelajaran langsung
yang didalam pembelajaran tersebut diterapkan penilaian untuk pembelajaran AfL. Dalam proses pembelajarannya guru menyampaikan materi dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxi
pendekatan pembelajaran langsung dimana guru terlibat aktif mengusung isi dari materi pelajaran dan mengajarkannya secara langsung ke seluruh kelas.
Pada setiap pertemuan pembelajaran, setelah guru mengajarkan sub pokok bahasan tertentu, guru memberikan beberapa soal kepada siswa. Siswa
diberikan waktu untuk mengerjakan soal tersebut, kemudian guru melihat hasil pekerjaan siswa untuk kemudian diberikan balikan konstruktif terhadap
siswa yang mengalami kesulitan. Dengan melihat prosedur dan langkah-langkah pada pembelajaran
langsung pada tinjauan pustaka, dapat dilihat bahwa dalam proses pembelajarannya siswa kurang diberikan kesempatan untuk menemukan dan
mengkonstruksi pengetahuan baru terkait dengan materi pelajaran yang sedang dipelajarinya. Sedangkan peran penilaian dioptimalkan melalui
penerapan prinsip-prinsip AfL dalam pembelajaran, sehingga setiap pekerjaan siswa diperiksa oleh guru dan diberikan balikan yang konstruktif.
Kondisi pembelajaran yang demikian kurang mendukung bagi siswa yang memiliki kreativitas tinggi dalam mengembangkan pengetahuannya.
Siswa yang memiliki kreativitas tinggi hendaknya difasilitasi dengan pembelajaran yang memberikan kesempatan atau peluang bagi siswa untuk
mempraktekkan dan menemukan materi yang sedang dipelajarinya, sehingga mereka mampu mengkonstruksi pengetahuannya, yang pada akhirnya
pemahaman dan penguasaan siswa tersebut terhadap materi pelajaran akan optimal. Jika siswa yang mempunyai kreativitas tinggi tidak difasilitasi
dengan pembelajaran yang baik, maka prestasi belajar yang dihasilkan oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxii
siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan sama baiknya dengan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas lebih rendah.
Karena pembelajaran langsung berbasis AfL kurang mendukung bagi siswa dengan kreativitas tinggi, maka pada pembelajaran langsung berbasis
AfL prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa dengan berbagai macam kategori kreativitas sama baiknya. Jadi, terdapat kesesuaian kesimpulan pada
uji komparasi rerata antar sel pada baris kedua dengan teori yang dipakai pada landasan teori.
4. Hipotesis Keempat