perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxii
siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan sama baiknya dengan prestasi belajar siswa yang memiliki kreativitas lebih rendah.
Karena pembelajaran langsung berbasis AfL kurang mendukung bagi siswa dengan kreativitas tinggi, maka pada pembelajaran langsung berbasis
AfL prestasi belajar yang dihasilkan oleh siswa dengan berbagai macam kategori kreativitas sama baiknya. Jadi, terdapat kesesuaian kesimpulan pada
uji komparasi rerata antar sel pada baris kedua dengan teori yang dipakai pada landasan teori.
4. Hipotesis Keempat
Dari hasil uji komparasi rerata antar sel pada tingkat kreativitas dengan metode Scheffe’ diperoleh hasil sebagai berikut:
a. F
11-21
= 14,7639 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
11-21
DK sehingga H ditolak.
Hal ini berarti, pada kategori kreativitas tinggi terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran dengan
pendekatan CTL dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL. Selanjutnya dengan melihat rerata untuk masing-
masing sel pada kategori kreativitas tinggi, rerata yang diperoleh siswa pada pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah 71,8041 dan rerata yang
diperoleh siswa pada pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL adalah 54,9074.
Karena rerata yang diperoleh siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih tinggi dibandingkan rerata yang diperoleh siswa yang
diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL, maka dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxiii
disimpulkan bahwa pada kategori kreativitas tinggi, siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL lebih baik prestasi belajarnya diban-
dingkan dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL.
b. F
12-22
= 0,2773 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
12-22
DK sehingga H diterima.
Hal ini berarti, pada kategori kreativitas sedang tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran
dengan pendekatan CTL dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL. Selanjutnya dengan melihat rerata untuk
masing-masing sel pada kategori kreativitas sedang, rerata yang diperoleh siswa pada pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah 53,1481 dan rerata
yang diperoleh siswa pada pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL adalah 55,3554.
Walaupun rerata yang diperoleh siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL lebih tinggi dari rerata yang
diperoleh siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL, tetapi karena hasil uji komparasi rerata antar sel pada kolom kedua tingkat
kreativitas sedang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kategori kreativitas sedang,
siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan
langsung berbasis AfL. c.
F
13-23
= 0,4352 11,2906 = 5F
0,05;2,205
, maka F
13-23
DK sehingga H diterima.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxiv
Hal ini berarti, pada kategori kreativitas rendah tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan antara siswa yang diberi pembelajaran
dengan pendekatan CTL dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL. Selanjutnya dengan melihat rerata untuk
masing-masing sel pada kategori kreativitas sedang, rerata yang diperoleh siswa pada pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah 45,0617 dan rerata
yang diperoleh siswa pada pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL adalah 48,1481.
Walaupun rerata yang diperoleh siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan langsung berbasis AfL lebih tinggi dari rerata yang
diperoleh siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL, tetapi karena hasil uji komparasi rerata antar sel pada kolom ketiga tingkat
kreativitas rendah menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rerata yang signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa pada kategori kreativitas rendah,
siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan CTL mempunyai prestasi belajar yang sama dengan siswa yang diberi pembelajaran dengan pendekatan
langsung berbasis AfL. Dari kesimpulan uji komparasi rerata antar sel pada setiap kategori
kreativitas, dapat dilihat bahwa pada kategori kreativitas tinggi, siswa yang dikenai pembelajaran CTL lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan
siswa yang dikenai pembelajaran langsung berbasis AfL. Sesuai teori yang terdapat dalam kajian teori, bahwa pembelajaran CTL merupakan pembelajaran
yang mendorong siswa untuk mengkaitkan antara materi yang sedang dipelajari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxv
dengan situasi dunia nyata. Selain itu dalam proses pembelajarannya siswa diberikan kesempatan untuk menemukan pengetahuan baru dan mengembangkan
sifat ingin tahu siswa. Hal ini berarti terdapat kesesuaian dengan teori tentang model pembelajaran untuk mendorong belajar kreatif yang menyatakan bahwa
model untuk mendorong belajar kreatif tahapan-tahapannya terdiri dari tiga tingkat, yaitu basic tool pengembangan kelancaran dan kelenturan berpikir,
practice with process pemberian kesempatan bagi siswa untuk menerapkan keterampilan yang dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis, dan working
with real problem penerapan keterampilan yang dipelajari pada dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata.
Dari uraian tersebut di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran CTL merupakan salah satu model yang mendorong belajar kreatif siswa. Sehingga
secara logis siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan terakomodasi dalam hal pengembangan potensi kreativitas yang dimilikinya melalui proses pembelajaran
CTL yang pada akhirnya kemampuan pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran akan optimal. Secara logis ini akan berdampak pada
pencapaian prestasi belajar yang lebih baik dari siswa dengan kreativitas yang lebih rendah.
Sebaliknya, jika siswa yang memiliki kreativitas tinggi tidak difasilitasi melalui pembelajaran yang tepat, maka pencapaian prestasi belajarnya akan
cenderung sama dengan siswa yang memiliki kreativitas belajar lebih rendah. Dalam pembelajaran langsung berbasis AfL potensi kreativitas siswa tidak dapat
terakomodasi dengan baik, karena pembelajaran yang cenderung terpusat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxvi
guru sehingga kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kurang optimal. Oleh karenanya, secara logis pada siswa dengan kategori
kreativitas tinggi, siswa yang dikenai pembelajaran CTL lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang dikenai pembelajaran langsung
berbasis AfL. Dalam hal ini terdapat kesesuaian antara teori dengan hasil penelitian yang menghasilkan kesimpulan bahwa pada kategori kreativitas tinggi,
siswa yang dikenai pembelajaran CTL lebih baik prestasi belajarnya dibandingkan dengan siswa yang dikenai pembelajaran langsung berbasis AfL.
Kesimpulan lain dari uji komparasi rerata antar sel pada setiap kategori kreativitas adalah bahwa pada kategori kreativitas sedang dan rendah, siswa yang
dikenai pembelajaran CTL mempunyai prestasi belajar yang sama baiknya dengan siswa yang dikenai pembelajaran langsung berbasis AfL. Jika melihat
pada teori pada tinjauan pustaka, pembelajaran CTL sebagai pembelajaran inovatif merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk
menemukan dan mengkonstruksi sendiri pengetahuan yang sedang dipelajarinya. Tentunya siswa yang memiliki potensi diri yang salah satunya kreativitas yang
tinggi akan mampu lebih aktif dan terlibat dengan baik dalam setiap aktivitas pembelajaran.
Hal yang berbeda akan terjadi pada siswa dengan kreativitas yang lebih rendah. Siswa dengan kreativitas yang lebih rendah kurang memiliki inisiatif
dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, kurang terlibat dalam diskusi dan jarang memberikan gagasan, ide, atau tanggapan. Hal tersebut terlihat ketika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user clxvii
peneliti melakukan eksperimen pada pembelajaran CTL. Akibatnya siswa dengan kreativitas sedang dan rendah kurang optimal dalam pencapaian prestasi belajar.
Sementara dalam pembelajaran langsung berbasis AfL siswa yang memiliki kreativitas sedang dan rendah, meskipun mengalami kesulitan dalam
pemahaman materi yang sedang dipelajari, mereka akan terbantu dengan guru yang selalu memeriksa hasil pekerjaan siswa dan memberi balikan yang
konstruktif. Balikan tersebut tentunya akan memberikan informasi kepada siswa tentang letak kesalahannya, sehingga siswa akan dapat segera melakukan
perbaikan. Sehingga siswa dengan kreativitas sedang dan rendah akan dapat mencapai prestasi belajar yang optimal. Oleh karenanya secara logis pada siswa
dengan kategori kreativitas sedang dan rendah, siswa yang dikenai pembelajaran CTL sebagai pembelajaran yang inovatif memberikan prestasi belajar yang sama
baiknya dengan siswa yang dikenai pembelajaran lansung berbasis AfL sebagai pembelajaran tradisional yang telah dimodifikasi.
E. Keterbatasan Penelitian